Di dalam kumulasi interaksi antarmanusia yang apalagi memiliki perbedaan budaya, potensi-potensi konflik maupun perselisihan pasti akan terjadi. Umumnya hal-hal yang berkenaan dengan kondisi yang tidak baik ini lebih dikarenakan masalah efektifitas berkomunikasi. Namun memang ada beberapa hal yang perlu kita cermati dalam mengelola potensi-potensi kesalahpahaman, perselisihan bahkan konflik dengan orang Tiongkok.
Secara umum, masyarakat Tiongkok juga memiliki karakteristik menjauhi resiko-resiko. Sikap penghindaran terhadap resiko ini digunakan di banyak aspek, terutama bisnis. Sehingga, dalam konteks aktivitas biasa pun, umumnya perselisihan tidak sampai menimbulkan hal-hal yang parah atau tidak bisa diperbaiki. Sikap masyarakat kebanyakan Tiongkok yang moderat (berimbang, tidak ekstrim) terhadap segala sesuatu juga menjadi dasar dari sedikitnya potensi konflik yang terjadi akibat dari kemungkinan-kemungkinan kesalahpahaman dalam berinteraksi. Dengan begitu, pengetahuan kita akan sikap dan karakteristik masyarakat Tiongkok yang mengerti segala sesuatu secara literal juga menjadi dasar utama guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Paling tidak ada beberapa kemungkinan-kemungkinan kesalahpahaman yang mungkin saja terjadi pada diri kita dan bagaimana langkah-langkah pencegahan maupun mengatasinya.
Kemungkinan pertama merupakan kesalahpahaman akibat penerjemahan bahasa/culture shock terhadap budaya setempat. Kondisi pada kemungkinan pertama ini tidak hanya memungkinkan untuk terjadi ketika kita berada di Tiongkok, namun juga di negara-negara lain yang kita tidak familiar dengan kondisi setempat maupun bahasa yang digunakan. Kalaulah memang ternyata potensi permasalahan utama akan muncul dikarenakan permasalahan translasi bahasa, sudah barang tentu sebaiknya kita mencari rekan atau orang-orang yang dapat membantu kita pada jasa translasi selama kita melakukan kunjungan. Di Tiongkok sendiri, walaupun kita sudah merasa bisa berbahasa Mandarin, namun belum tentu kita akan memahami setiap kata yang diucapkan oleh orang lokal. Penguasaan konteks dalam berkomunikasi juga merupakan sesuatu yang penting dan tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama sampai kita memiliki pemahaman yang mendalam mengenai konteks.
Kemungkinan pertama yang lebih karena kendala penggunaan alat komunikasi dan penerjemahan konteks merupakan sesuatu yang biasa terjadi. Tingkat kemungkinan untuk menimbulkan perselisihan maupun konflik sangatlah kecil. Masyarakat Tiongkok sendiri juga akan mencoba sekuat tenaga dalam berkomunikasi dengan orang asing yang tidak menguasai bahasa mereka. Walaupun penggunaan Bahasa Inggris hanya bisa kita temukan umumnya di kota-kota besar, namun tidak ada pilihan lain penggunaan bahasa yang dapat kita gunakan ketika berkomunikasi dengan mereka. Untuk kita yang mengerti dialek-dialek lokal yang berasal dari daerah Selatan Tiongkok, penggunaan dialek-dialek tersebut juga terbatas dan tidak bisa menjamin kita dapat berkomunikasi dengan orang Tiongkok lain yang umumnya menggunakan putong-hua (Bahasa Mandarin).
Namun umumnya dalam konteks kemungkinan pertama ini, orang Tiongkok lokal tidak akan terlalu banyak melakukan aktivitas bersama orang-orang yang tidak bisa berbahasa Mandarin secara baik atau ketika mereka merasa Bahasa Inggris mereka tidak dalam kemampuan yang baik. Salah satu alasan mengapa ketika di Tiongkok kita akan melihat jarang sekali orang-orang Tiongkok berbaur dengan orang-orang yang berwajah asing adalah salah satunya dikarenakan alasan ini. Jadi, bukan berarti mereka tidak mau atau kita rasa sombong untuk tidak bergaul, namun merupakan alasan untuk menghindari kesalahpahaman-kesalahpahaman yang mungkin terjadi.
Begitu pula dengan hal-hal yang menyangkut ketidakpahaman kita terhadap budaya-budaya lokal yang baru kita ketahui. Tingkat pemakluman masyarakat Tiongkok terhadap orang asing dalam hal ini juga dibilang besar. Namun, biasanya ketika kita melakukan suatu kesalahan yang dikarenakan tidak mengerti budaya setempat, kita harus memastikan untuk bisa cepat beradaptasi dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Biasanya kesalahan-kesalahan akibat ketidakpahaman budaya setempat terjadi ketika kita pertama kali bertemu dengan seseorang, bertamu ke kediaman seseorang, sikap dan kebiasaan ketika sedang makan besar bersama, maupun ketika sedang berkomunikasi dengan orang yang memiliki titel yang cukup tinggi.
Kemungkinan kedua merupakan kesalahpahaman akibat kesalahan yang dibuat secara tidak sengaja. Konteks kemungkinan terjadinya kesalahpahaman ini juga akan banyak ditemukan ketika kita berinteraksi dengan orang-orang Tiongkok. Umumnya ketika kita membuat suatu kesalahan yang tidak kita sengaja, orang-orang Tiongkok tentu tidak akan bereaksi secara berlebihan. Ketika mereka mengetahui bahwa kita adalah orang asing, apalagi bila kondisinya kita baru saja tiba di Tiongkok, maka kesalahan-kesalahan dasar yang kita tidak sengaja tidak akan menjadi masalah untuk mereka.
Konteks ketika kita sedang menempuh studi, bekerja, maupun berwisata dalam waktu yang cukup lama, memungkinkan terjadinya kesalahpahaman dalam konteks kedua ini. Namun, biasanya ketika kita sedang berada di lingkungan kampus atau pekerjaan, kita bisa melakukan inisiatif untuk menanyakan terlebih dahulu apa-apa yang boleh dan yang tidak boleh kita lakukan. Ketika kita dalam aktivitas berwisata, ada baiknya juga kita berkonsultasi kepada orang-orang yang lebih paham seperti pemandu wisata, sesama rekan wisata, maupun orang-orang yang merupakan staf-staf hotel tempat kita menginap.
Untuk hal-hal semacam ini orang Tiongkok biasanya tidak menaruh hati dan sensitif untuk menyimpan kesan yang tidak baik terhadap kita. Namun tentu saja ada kemungkinan-kemungkinan dimana kita merasa tidak enak hati terhadap mereka, kita bisa menunjukkan sikap-sikap ketulusan untuk meminta maaf dengan hal-hal yang umum kita juga lakukan di Tanah Air.
Kemungkinan ketiga merupakan kesalahpahaman akibat kesalahan yang dibuat dengan sengaja. Dalam konteks kemungkinan ketiga ini, hal yang perlu pertama kali kita pahami adalah untuk memahami struktur kerja dan situasi yang berkenaan dengan SOP dan prosedur-prosedur formal lainnya. Adapun kemungkinan yang terjadi akibat kesalahan yang disengaja baik dari diri kita maupun rekan/kenalan Tiongkok juga diusahakan tidak terlalu besar kemungkinannya.
Dalam menjalankan tugas-tugas mereka, otomatis ada banyak sekali alur prosedural yang harus dipahami dan diikuti oleh setiap orang, terutama bila yang terjadi dalam kondisi yang berkenaan dengan pekerjaan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa orang-orang Tiongkok tidak melakukan hal-hal secara impromptu (tiba-tiba) atau improvisasi yang berasal dari diri mereka sendiri, melainkan merupakan perintah tugas atau amanat yang mereka telah emban. Oleh karena itu, ada baiknya kita bisa memahami struktur kerja dan tanggung jawab mereka. Sehingga dengan demikian untuk perkara-perkara yang mungkin membawa kita kepada kesalahan-kesalahan yang disengaja, kita dapat merunut kejadian dan garis tanggung jawab yang lebih jelas.
Kemungkinan keempat merupakan kesalahpahaman yang membawa kepada perkara hukum yang membuat kerugian. Untuk kemungkinan dalam hal ini aku pribadi belum pernah mengalaminya sendiri. Namun, hal utama yang menjadi acuan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mungkin muncul adalah dengan membawa ke pihak yang berwajib. Dalam konteks kemungkinan ini juga dibagi menjadi beberapa kemungkinan. Misalnya ketika terjadi pencurian barang, atau sedang mengendarain kendaraan dan bertabrakan atau mengalami kecelakaan, dan lain-lain termasuk kasus ringan. Untuk kasus-kasus yang lebih berat dan memiliki potensi penyelesaian yang cukup prosedural (baik pidana maupun perdata) baiknya langsung menghubungi pihak-pihak yang dapat memberikan kuasa hukum kepada kita.
Kondisi umum yang akan kita temui dalam hal ini adalah kesalahpahaman yang berhubungan dengan hukum dan bisnis. Memastikan bahwa setiap detil urusan yang berkenaan dengan bisnis perlu sangat diperhatikan ketika berurusan dengan orang Tiongkok. Lebih baik untuk tidak mengharapkan mereka untuk mengerti atau berpikiran yang sama dengan kita. Hal-hal yang berhubungan dengan penentuan waktu, perencanaan jumlah, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan keuangan harus serta-merta direncanakan dan ditata detailnya di awal, bukan di pertengahan apalagi di akhir transaksi.
Untuk hal yang satu ini memang ada baiknya berkonsultasi dengan orang-orang yang sudah lebih dahulu berpengalaman mengurus sesuatu yang berhubungan dengan bisnis terhadap pihak atau rekan yang ada di Tiongkok. Dengan begitu, hal-hal yang berhubungan dengan kemungkinan urusan hukum tidak akan membawa dampak yang terlalu di luar prediksi dan menimbulkan kerugian-kerugian finansial.
#nfglobalhub
#nurulfikri
#studyabroad
#studytochina
#learnmandarin
#chineselanguage
#thinkglobal
#improveskill
#dayatawarkompetensi
#traveltochina
#wisatakecina
#tiongkokcinasamasaja
#amazingchina
#explorechina
#wisatayangbeda
#halaltripcina
#seeingisbelieveing