Sebenarnya untuk masalah apa yang harus maupun tidak, menurut hemat kami tidak ada yang harus. Tapi memang setiap tujuan wisata pasti memiliki daya tarik nya masing-masing sehingga kita merasa pantas untuk mengeluarkan biaya dan tenaga untuk mengunjungi lokasi-lokasi wisata tersebut.
Adapun hal-hal yang dapat menjadi daya tarik Tiongkok adalah:
- Pengurusan visa yang relatif lebih mudah. Pengurusan visa wisata ke Tiongkok hampir 100% dapat diterima dan tidak ada kendala berarti. Hal ini tidak lain adalah karena pemerintah Tiongkok sadar betul bahwa pariwisata adalah modal pemasukan bagi masyarakat yang memiliki dampak riil bagi masyarakat mereka. Pengurusan visa wisata ke Tiongkok tidak memerlukan rekening koran, atau dalam hal ini merupakan print-out dari jejak rekening kita 1 tahun belakangan. Ada beberapa kondisi yang menjadikan aplikasi visa ke Tiongkok sulit terutama karena ada nya pelaksanaan agenda penting kenegaraan atau internasional yang diselenggarakan di kota tujuan wisata. Misalkan, ketika penyelenggaraan Konferensi Puncak G20 tahun 2016 yang sempat dilaksanakan di Kota Hangzhou.
- Pilihan lokasi wisata yang beragam. Adapun Tiongkok merupakan sebuah negara dengan teritori yang amat besar, tentu saja menyediakan lokasi-lokasi wisata yang sangat beragam. Dari segi tempat wisata alam, di Tiongkok terdapat wisata dengan kondisi hutan, air terjun, sungai-sungai besar, pantai, gurun, pegunungan, pegunungan bersalju, danau-danau besar, dan lain-lain. Terkait dengan cuaca, Tiongkok juga memiliki pilihan wisata es yang bisa ditemukan di banyak tempat ketika Musim Dingin tiba. Lokasi favorit untuk wisata es terletak di Kota Harbin yang kira-kira memiliki suhu -20 derajat celsius ketika musim dingin. Tiongkok juga memiliki ragam wisata baik itu modern maupun tradisional.
- Tersedia banyak pilihan makanan halal. Hal ini memang secara lumrah kurang diketahui oleh orang-orang banyak terutama nya dikarenakan promosi produk-produk halal dari Tiongkok ke khalayak luar memang kurang. Namun, dengan populasi muslim lebih dari 40 juta jiwa, permintaan akan produk-produk halal di Tiongkok tentu saja sangatlah banyak. Sehingga, untuk alternatif lokasi-lokasi baik itu restoran, maupun supermarket yang menyediakan produk-produk berlabel halal juga dapat dengan mudah ditemui.
- Transportasi dalam kota dan antarkota yang nyaman. Dalam hal ini Tiongkok memang sudah bisa dibilang maju. Untuk orang-orang yang belum sempat berkunjung ke Tiongkok akan sedikit ragu dengan hal ini. Di Tiongkok sendiri dengan banyak nya jumlah populasi, tentu saja memerlukan sistem transportasi yang baik. Hampir semua kota di Tiongkok memiliki jaringan kereta bawah tanah (biasa disebut dengan MRT, MTR, subway, atau ditie dalam bahasa Mandarin). Tentu saja ditunjang dengan jaringan bus yang cukup baik dan terintegrasi sehingga perjalanan di dalam kota terasa sangat nyaman. Untuk transportasi antarkota juga tersedia banyak pilihan seperti pesawat udara, kereta biasa, kereta cepat, bus antarkota dan sebagainya. Salah satu kelebihan dari kereta cepat adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses keberangkatan sampai ketibaan yang lebih cepat dari pesawat (tergantung tujuan). Kereta cepat di Tiongkok juga memiliki keunggulan tersendiri soal harga tiket yang tidak cepat berubah-ubah seperti harga tiket pesawat.
- Seluruh lokasi wisata tersertifikasi dengan baik. Apabila kita berkunjung ke salah satu lokasi wisata di Tiongkok, maka biasanya di pintu atau gerbang masuk kompleks wisata tersebut akan kita jumpai prasasti peringkat atau sertifikasi lokasi wisata. Biasanya kalau di Tiongkok mereka memakai sendiri sistem rating mereka dengan umumnya menuliskan jumlah A, dengan nilai puncak adalah AAAAAA (enam buah A). Selain itu, banyak juga kawasan wisata di Tiongkok yang sudah berlisensi UNESCO yang merupakan tolak ukur bahwa tujuan wisata tersebut merupakan warisan dunia yang memiliki tidak hanya fasilitas namun nilai-nilai historis yang sangat menarik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ke Tiongkok
- Terkait dengan waktu (musim) ketika merencanakan wisata.
Ada baiknya ketika kita berniat untuk melakukan perjalanan ke Tiongkok, bisa mengetahui terlebih dahulu perihal musim yang sedang melanda tujuan lokasi yang akan dituju. Sama seperti negara-negara 4 musim lainnya, Tiongkok memiliki Musim Dingin, Musim Semi, Musim Panas, dan Musim Gugur. Karaktersitik-karaktersitik sederhana nya adalah antara lain. Musim Dingin tentu saja memiliki kondisi yang dingin sampai menusuk tulang, dan ini sungguhan. Mungkin bagi kita yang belum pernah merasakan Musim Dingin merasa penasaran dan menganggap sepele, namun tentu itu bukan hal yang baik untuk dilakukan. Di Tiongkok sendiri ketika Musim Dingin tiba, udara berubah menjadi kering dan sangat tidak nyaman bagi kita yang tidak terbiasa. Oleh karena itu ada baiknya untuk bersiap-siap perlengkapan yang berkaitan dengan Musim Dingin sebelum berangkat. Musim Semi, namanya saja Musim Semi, tapi kenyataannya adalah sebagian besar Musim Semi adalah kondisi cuaca yang juga dingin, karena di musim ini adalah peralihan antara Musim Dingin ke Musim Panas. Oleh karena itu, sebenarnya perlengkapan yang perlu dibawa oleh kita yang ingin pergi ke Tiongkok ketika Musim Semi adalah perlengkapan yang juga kita siapkan untuk Musim Dingin, walaupun mungkin jaket yang dikenakan tidak perlu terlalu tebal. Musim Panas di Tiongkok tidah jauh bedanya dengan kondisi panas yang ada di Indonesia, hanya beda pada kondisi udara yang kering ketika panas. Usahakan ketika bepergian di Musim Panas, kita telah menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk melindungi diri kita dari hawa dan cuaca panas. Untuk Musim Gugur sendiri ditandakan dengan banyaknya hujan dan angin kencang. Banyak orang yang jatuh sakit pada musim ini dikarenakan memang merupakan peralihan dari cuaca panas menuju cuaca dingin. Oleh karena itu perbekalan semacam obat pribadi, payung atau jas hujan menjadi perbekalan yang perlu dibawa.
Sehingga, terkait dengan musim ini juga perlu disimak baik-baik musim mana yang lebih cocok bagi kita untuk berwisata. Namun memang banyak sekali tempat-tempat wisata yang sangat bergantung pada musim-musim ini, dan hanya memiliki atraksi atau ketertarikan pada saat-saat musim tertentu. Misalkan saja di Harbin yang setiap tahunnya memiliki Festival Dunia Es yang cukup spektakular, yang hanya bisa kita temukan di Musim Dingin. Atau ketika Musim Gugur yang menyulap kota-kota di Tiongok menjadi warna kuning keemasan dikarenakan pepohonan Ginko Biloba yang memiliki daun yang dapat berubah warna ketika Musim Gugur tiba.
- Terkait dengan biaya
Sama seperti ketika kita ingin melakukan bepergian ke luar negeri lainnya, ke Tiongkok pun perlu direncanakan dengan baik khususnya permasalahan biaya. Untuk tiket pesawat otomatis kita bisa mencari preferensi-preferensi potongan harga yang banyak ditemukan ketika musim diskon harga tiket penerbangan tertentu tiba. Untuk biaya-biaya pra-keberangkatan lain semacam biaya bikin visa, pembelian perlengkapan, bukan merupakan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Namun, ketika kita sudah tiba di Tiongkok, maka perbedaan dengan bepergian ke negara-negara besar lainnya akan terasa, Tiongkok memiliki tingkat harga untuk barang-barang lebih murah. Mulai dari penginapan kelas hostel (standar internasional) berkisar antara 160K-200K Rupiah. Untuk hotel-hotel franchise harga tidak jauh beda dengan harga per kamar seperti yang ditemui di Indonesia.
Rendahnya biaya yang perlu kita keluarkan adalah ketika makan dan berbelanja oleh-oleh. Makanan-makanan utama seperti untuk makan siang dan malam dapat kita temukan memiliki kisaran harga yang tidak jauh berbeda dengan standar makan di Kota Jakarta. Untuk sarapan, orang Tiongkok biasanya tidak makan makanan berat dengan nasi, tapi lebih ke roti-roti, bakpau, atau cakwe yang dipadukan dengan susu kacang kedelai; harganya murah meriah kalau bicara sarapan di Tiongkok. Untuk belanja oleh-oleh tentu saja Tiongkok merupakan asal dari barang-barang merchandise yang juga bisa kita temukan di negara-negara lain. Karena Tiongkok juga merupakan negara produsen oleh-oleh, otomatis harga dari barang-barang tersebut tidak akan mahal. Di Tiongkok sendiri ketika kita berbelanja (selain di toko), kita dapat menawar harga dari barang-barang tersebut sehingga harga-harga yang akan kita dapatkan akan menjadi lebih murah lagi.
- Terkait dengan destinasi-destinasi yang dipilih
Destinasi-destinasi ini penting sekali, mengingat Tiongkok adalah negara dengan luas teritori yang sangat besar. Oleh karena itu menentukan destinasi-destinasi yang tepat sesuai dengan ketersediaan waktu, biaya, tenaga, dan kesukaan, menjadi sangatlah penting. Bagi kita yang baru pertama kali (beginner) akan ke Tiongkok, memang ada baiknya pergi ke kota-kota yang secara umum telah diketahui, seperti Beijing, Shanghai, dan Guangzhou. Apabila kita merupakan orang yang sudah pernah bepergian dan ingin kembali melakukan kunjungan wisata (novice), kita bisa mengeksplorasi kota-kota yang memiliki keunikan dibandingkan dengan kota-kota wisata mainstream. Apabila kita sudah sering sekali bolak-balik Tiongkok untuk berwisata tapi belum menemukan hal-hal yang paling unik yang dirasa perlu untuk dicari (expert), maka bisa bepergian ke kota-kota seperti Lijiang, Urumqi, Lasha, Zhangye, atau Dunhuang.
Pemilihan destinasi-destinasi tersebut bukan hanya masalah familiarisasi dengan tujuan yang akan kita kunjungi, namun juga terkait dengan ketersediaan fasilitas-fasilitas umum penunjang wisata, seperti toilet umum, penginapan yang bersih, faktor keamanan, ketersediaan makanan halal, kemudahan transportasi dalam kota, dan lain-lain. Yang menjadi soal adalah apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Tiongkok bukanlah negara dengan keramahan bagi orang asing untuk mengurus sesuatu secara praktis, dalam artian ada hambatan komunikasi yang teramat besar. Jadi, untuk amannya memang pemilihan tujuan destinasi wisata kita ke Tiongkok dapat disesuaikan dengan tingkatan pengalaman dan familiarisasi (daerah) yang kita punya.
- Terkait dengan kondisi di lapangan
Salah satu kondisi yang akan kita temui apabila berada di Tiongkok adalah kondisi yang sangat ramai orang. Terutama bila kita bepergian ke tempat-tempat wisata primer seperti Great Wall, The Bund Shanghai, atau Renmin Street di Guangzhou, maka akan kita temukan banyak sekali jumlah orang. Mungkin bagi kita yang tidak mempersoalkan banyaknya orang tidak mengapa, namun ada saja sebagian dari kita yang merasa tidak nyaman dengan keramaian. Hal yang bisa disiasati untuk mencegah keramaian yang berlebihan adalah dengan tidak bepergian di hari-hari libur untuk tujuan-tujuan wisata primer di Tiongkok. Misalkan saja kita bisa bepergian di hari kerja, di mana otomatis jumlah pengunjung yang bepergian baik domestik maupun internasional akan lebih sedikit dibandingkan dengan hari-hari libur. Terutama untuk hari-hari libur nasional Tiongkok, ada baiknya kita sama sekali tidak mengunjungi Tiongkok, karena dalam periode-periode tersebut lah merupakan puncak mobilisasi orang-orang yang hendak bepergian, pulang kampung, wisata, dan sebagainya. Dampak dari kepadatan orang-orang yang juga melakukan kegiatan bepergian adalah masalah ketersediaan tiket alat-alat transportasi, kenyamanan, dan keindahan suasana yang berkurang.