Frequently-asked Questions Studi ke Tiongkok/Cina (sama saja)

Sama seperti ketika kita berkeinginan untuk mengapply lanjut studi ke negara lain. Tiongkok merupakan negara yang juga menjadi destinasi studi. Jumlah mahasiswa/i Indonesia di yang mengenyam pendidikan di Tiongkok mencapai puncaknya pada tahun 2014 dimana jumlah mahasiswa mencapai 13.689 orang dari berbagai macam tingkatan, dan kategori program. Namun, jumlah ini menurut pada saat-saat ini yang diperkirakan hanya berjumlah 12 ribuan orang saja.

Namun, hal yang terpenting melihat asal mahasiswa yang berkuliah/melanjutkan studi di Tiongkok yang berasal dari Indonesia tidak berarti mengenai jumlah angka nya saja. Tetapi lebih kepada tingkat awareness khalayak umum di Indonesia untuk melanjutkan studi ke luar negeri, tidak hanya ke Tiongkok.

Sedangkan, ketika kita yang pernah mengenyam pendidikan di luar negeri, maupun tinggal sementara waktu, akan merasakan bahwa tingkat persaingan yang didasari oleh awareness untuk bisa mendapatkan status atau tingkat keilmuan yang lebih tinggi, kita rasakan merupakan hal yang sangat biasa di luar sana.

Selain mengenai awareness, hal yang terkait dari jumlah orang yang ke luar negeri untuk studi  juga dikarenakan pada kurang pahamnya cara mengakses informasi yang kredibel dan relevan. Sehingga keterbatasan pengetahuan tersebut berujung pada tingginya angka kompetisi salah satu channel beasiswa (untuk para pengejar beasiswa) seperti beasiswa LPDP. Padahal setiap negara yang menjadi destinasi studi memiliki beasiswa yang berasal dari lembaga atau pemerintah negara tersebut.

Sama halnya dengan Tiongkok. Di Tiongkok sendiri ada 2 lembaga pemerintah yang bertugas untuk menyalurkan dana pendidikan yang berbentuk beasiswa bagi orang-orang di luar Tiongkok. 2 lembaga tersebut adalah China Scholarship Council dan Confucius Institute. Berikut artikel yang akan membahas seputar China Scholarship Council (CSC) tapi tidak akan terlalu banyak membahas mengenai Confucius Institute (CI). Persamaan yang dimiliki oleh kedua lembaga beasiswa di Tiongkok ini adalah sama-sama memiliki pendanaan yang berasal dari pemerintah Tiongkok.

Untuk beasiswa pemerintah Tiongkok dalam hal ini adalah CI dan CSC (yang mana memiliki payung besar nama China Government Scholarship), memang sebaiknya merujuk pada penjadwalan formal seperti yang tertera pada masing-masing deadline atau jadwal yang dikenakan pada beasiswa baik itu CSC maupun CI.

Untuk beasiswa-beasiswa CGS yang dikelola atau diselenggarakan oleh pihak-pihak dalam negeri, seperti institusi pemerintahan Kemenristekdikti, LIPI, LAPAN, Kemenkeu, Kemendag, dan kementerian atau badan pemerintah lainnya, hal tersebut diharapkan tidak menjadi patokan baku. Karena tetap saja yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau badan tersebut adalah dari sudut pandang pengelola. Sehingga memiliki perbedaan dari waktu aplikasi, maupun syarat-syarat yang harus dilengkapinya. Tapi bukan berarti itu adalah arrangements formal dari baik itu CSC maupun CI.

 

Mengenai Pendaftaran Studi dengan Beasiswa

Hal China Scholarship Council Confucius Institute
Memiliki mekanisme pendaftaran online Ya Ya
Memiliki pembatasan pendaftaran Tidak, tergantung seleksi Tidak, tergantung seleksi
Kekhususan bidang studi Umum, studi apapun selama tersedia di listing beasiswa mereka Terkait Bahasa Mandarin dan Pendidikan Bahasa Mandarin
Menawarkan full-scholarship yang berarti penerima beasiswa akan ditanggung dari segi tuition, akomodasi tinggal, uang saku, dan asuransi selama di Tiongkok Ya Ya
Memiliki mekanisme evaluasi Ya, per semester nya Ya
Memiliki ikatan beasiswa Tidak Ya, tergantung
Memiliki program short courses Ya Ya
Jumlah listing beasiswa 50.899 beasiswa (sepanjang tahun). Ini merupakan jumlah program yang ditawarkan, bukan kuota penerimaan murid. Ribuan sepanjang tahun
Semua persyaratan melalui persiapan berkas Ya Ya
Harus memiliki bekal sertifikat HSK (tes Bahasa Mandarin) Ya, tergantung; tapi banyak beasiswa yang ditawarkan CSC merupakan English-taught Ya, sudah pasti
Memiliki perwakilan di Indonesia Diwakili hanya oleh kedutaan RRT bagian Pendidikan Memiliki kantor perwakilan di beberapa kampus yang biasa disebut Pusat Bahasa Mandarin
Bisa apply berturut-turut program ketika satu program studi telah berakhir Tidak bisa, harus ada jeda 1 tahun Tidak bisa, harus ada jeda
Membutuhkan pengalaman kerja untuk apply Tergantung jurusan yang dilamar. Terutama jurusan MBA biasanya membutuhkan pengalaman kerja. Persyaratan seperti ini umumnya merupakan persyaratan yang berasal dari kampus, bukan dari CSC sebagai lembaga Tergantung pada kepakaran apa yang ingin diambil
Pembukaan pendaftaran Serentak di Januari setiap tahun Umumnya di Januari
Penutupan pendaftaran Bisa dilihat dari Deadline yang dimiliki oleh masing-masing kampus.

 

Kampus yang memiliki peringkat lebih tinggi dari kampus lain, memiliki deadline yang lebih cepat. Hal itu dikarenakan banyaknya peminat, sehingga butuh waktu yang lebih cepat untuk pemrosesan

Bergantung dari jenis program yang dilamar
Pengumuman beasiswa Bulan Agustus setiap tahun Bervariasi
Waktu dimulainya perkuliahan Sebagian besar dimulai pada bulan September. Namun untuk beberapa kasus seperti short course atau yang tertulis pada keterangan beasiswa Bulan September dan bulan-bulan lainnya
Persyaratan aplikasi beasiswa Dokumen-dokumen seperti Curriculum Vitae, Study Plan, Recommendation Letter, Motivation Letter, Sertifikat TOEFL atau HSK (bergantung pada yang di apply), transkrip akademik (yang sudah diterjemahkan ke English) atau raport untuk melanjutkan ke S1. Dokumen-dokumen seperti Curriculum Vitae, Study Plan, Recommendation Letter, Motivation Letter, Sertifikat HSK (tingkatan level HSK bergantung pada yang di apply), transkrip akademik.
Ada wawancara dalam proses aplikasi Tidak ada Bergantung

幻灯片1幻灯片2幻灯片3

Mengenai Pendaftaran dengan Biaya Sendiri

 

Untuk pendaftaran kampus dengan biaya sendiri umumnya lebih mudah dilakukan. Praktis untuk apply kampus di Tiongkok dengan biaya sendiri tidak ada saingan. Mungkin hubungannya adalah dengan kuota dari kampus tersebut dengan tahun akademik yang dituju.

Untuk aplikasi studi ke Tiongkok dengan biaya sendiri bisa langsung disimak dari masing-masing website kampusnya. Biasanya sudah banyak informasi yang bersinggungan dengan alur pendaftaran yang dibutuhkan oleh para calon pelamar studi dari manapun. Informasi di dalam website juga sekaligus memiliki nomor kontak atau alamat email dari contact person di kampus-kampus yang bisa dihubungi. Hanya saja memang rentang waktu yang dibutuhkan untuk membalas pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan kepada pihak kampus, bergantung pada dari masing-masing admin kampus yang dituju.

Mengenai Rating Kampus

Tentu saja hal yang kita akan lakukan sebelum menentukan kampus mana yang akan kita tuju, biasanya kita akan mencari informasi kampus dari segi rating. Seperti badan rating QS atau Webometrics.

Memang tidak ada salahnya untuk menggunakan website-website tersebut untuk menentukan pilihan tujuan kampus melanjutkan studi ke luar negeri secara umumnya maupun ke Tiongkok secara khususnya. Tapi ada beberapa hal yang perlu kita ingat sebelum serta-merta melihat kampus dari rating nya saja.

Pertama, badan rating, apalagi hanya bersifat online, memiliki kepentingannya masing-masing. Apakah itu adalah rating untuk ketenaran website tersebut, atau misalkan website itu merupakan partner kerja sama dengan kampus-kampus tertentu, atau metode yang digunakan oleh beberapa website rating tersebut yang memiliki kekhasan dan bergantung siapa manajer dari data tersebut.

Kedua, hal yang lebih penting untuk melakukan penilaian terhadap suatu kampus adalah dengan melihat track record dari kampus yang bersangkutan terkait dengan kekhususan keilmuannya. Karena boleh jadi kampus A tidak lebih tenar dari kampus B, tapi punya kekhasan atau kekhususan kepakaran dalam ilmu-ilmu tertentu sehingga kita akan merasa lebih cocok untuk masuk ke kampus A dibanding dengan kampus B. Hal ini sangat umum ditemukan, sehingga jangan berpaku pada angka rating yang tertera saja.

Ketiga, pendekatan rating itu umumnya bersifat pukul rata. Jadi tidak melihat variabel atau faktor yang bersinggungan dengan besar kecilnya kampus. Banyak sekali didapati suatu kampus hanya memiliki beberapa fakultas. Ini berhubungan dengan sejarah dari suatu kampus tersebut yang mungkin saja dulunya merupakan akademi, atau institut, bukan universitas. Namun, dalam sistem rating, tidak dijelaskan apakah kampus tersebut merupakan kampus yang memiliki fakultas 3, 5, 9, 13 dan seterusnya. Sehingga, dalam segi kapasitas kampus, jumlah mahasiswa aktif, jumlah lulusan, jumlah produktivitas jurnal dan sebagainya akan serta-merta dipukul rata. Hal ini balik lagi ke diri kita masing-masing sejauh apa alternatif informasi lainnya yang bisa kita ketahui mengenai kampus itu sendiri.

Keempat, ada faktor-faktor lain yang tidak terungkap pada rating. Misalkan saja suasana kehidupan di kampus tersebut, jumlah pelajar yang datang dari Indonesia, fasilitas-fasilitas penunjang seperti kantin halal, jauh-dekatnya dengan masjid, dan sebagainya. Karena ketika kita berkuliah di luar negeri, tidak hanya di Tiongkok, kita akan menjalani kehidupan sehari-hari di sana, bersama masyarakat yang menurut kita asing, namun kita harus tetap bisa beradaptasi bagaimanapun situasinya. Faktor lain misalkan yang menjadi perhatian adalah mengenai lokasi kampus tersebut. Ini akan berpengaruh pada intensitas waktu untuk kembali ke Tanah Air disaat musim liburan tiba atau ketika kita memiliki urusan-urusan mendesak.

Namun memang tidak ada salahnya menggunakan website-website yang merupakan badan rating kampus. Hanya saja gambaran yang akan didapati dari ranking itu belum sepenuhnya.

 

Mengenai Persyaratan-persyaratan Dokumen

Persyaratan-persyaratan dokumen melanjutkan studi ke Tiongkok tidaklah berbeda dari persyaratan-persyaratan ke negara-negara lain. Namun memang ada beberapa pembagiannya yaitu Persyaratan Dokumen Pokok dan Persyaratan Dokumen Tambahan.

Persyaratan Dokumen Pokok

 

Transkrip Akademik/Raport SMA

Dokumen file ini merupakan dokumen yang paling mudah kita dapatkan karena akan langsung diberikan oleh pihak kampus atau sekolah dimana kita mengenyam pendidikan sebelumnya/saat ini. Namun, untuk dokumen ini kita perlu memiliki translate dalam Bahasa Inggris. Umumnya kalau kampus/universitas sudah menerjemahkan sertifikat kelulusan atau transkrip akademik ke dalam Bahasa Inggris, kalau sekolah-sekolah bisa dilihat dari kebijakan masing-masing sekolah. Atau kita bisa mencari jasa penerjemah resmi tersumpah untuk mentranslate dokumen ini.

 

Curriculum Vitae

CV merupakan dokumen mendasar yang kita butuhkan untuk apapun. Baik itu melanjutkan pendidikan, melamar pekerjaan, dan sebagainya memerlukan CV.

Sumber-sumber yang bersifat template dalam penulisan CV pun sudah banyak bisa ditemukan secara online. Seperti beberapa website ini

Namun, memang ada kebiasaan-kebiasaan yang tidak penting di budaya kita untuk menunjukkan semua kebolehan kita seakan-akan itu merupakan sesuatu yang penting. Ya memang itu penting untuk kita, tapi tidak penting untuk pihak kampus.

Karena kita akan melakukan aplikasi dalam hal pendidikan, maka sebisa mungkin yang kita taruh di dalam CV itu adalah hal-hal yang relevan pada bidang pendidikan saja. Hal-hal yang berkenaan dengan karya ilmiah, juara pada kompetisi ilmiah, atau keikutsertaan pada konferensi-konferensi ilmiah bisa kita masukkan ke dalam CV.

Hal-hal seperti keikutsertaan dalam kepanitiaan, apalagi yang bersifat lokal di dalam kampus, sebaiknya tidak perlu dimasukkan. Hal-hal yang berkenaan dengan keorganisasian pun juga tidak semuanya akan menjadi relevan, apalagi ketika posisi yang kita tunjukkan adalah posisi ketua Divisi, ketua Departemen. Biasanya yang akan dilirik adalah ketua organisasi seperti Ketua Himpunan, Ketua BEM (atau BPH) Fakultas, Ketua BEM (atau BPH, Senat) Universitas, Ketua MWA, Pimpinan Redaksi majalah kampus, Ketua organisasi internasional yang memiliki cabang di kampus seperti AIESEC, dll.

Bukannya merendahkan usaha dari apa yang kita dapat. Tapi percayalah, di luar sana masih ada jutaan orang lain yang lebih mampu dibandingkan dengan diri kita sendiri. Sehingga kita tidak perlu merasa senang dulu dengan pencapaian lokal yang mungkin buat kita sangat membanggakan.

Misalkan saja hal yang relevan adalah penulisan karya ilmiah. Bisa kita taruh keterangan misalkan dimana karya ilmiah tersebut dilombakan, tahun berapa, dan apa signifikansinya. Sehingga dengan demikian pihak penilai dari kampus merasa bahwa kita cocok untuk dipertimbangkan untuk menjadi siswa di kampus mereka.

Hal-hal yang terkait prestasi olahraga atau kompetisi-kompetisi lokal di level RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Provinsi belum tentu juga menjadi relevan. Ingat, apa-apa yang menurut kita penting dan paham, belum tentu orang lain paham. Misalkan, kita harus bisa menerjemahkan secara benar RT/RW itu apa. Ketika kita merasa suatu perlombaan itu penting, walaupun di tingkat RT/RW, tapi orang luar Indonesia tidak memiliki sistem administrasi pemerintahan sampai sekecil RT/RW.

Apalagi misalkan kita memenangkan perlombaan-perlombaan 17an, sebaiknya tidak perlu dimasukkan karena tidak ada hubungannya dengan pendidikan. Kecuali kita menjadi penggerak pemuda/i satu Provinsi atau Nasional sehingga membuat itu menjadi sesuatu yang bisa kita banggakan.

Misalkan lagi kalau kita merupakan anggota Paskibraka. Ini merupakan prestasi mentereng di aktivitas kepemudaan di Indonesia. Tapi sekali lagi, kita harus bisa menjelaskan apa dan bagaimana Paskibraka itu dalam Bahasa Inggris, sehingga orang asing mengerti terhadap Paskibraka.

Atau misalkan kita pernah mendirikan start-up, yang mana kita merasa berbangga dengan titel Co-Founder, CEO, CFO, CMO, dan sebagainya. Tetapi ingat, kalau tim seleksi melakukan serangkaian penelitian lebih lanjut terhadap startup yang mungkin kita pernah dirikan itu, kalau mereka melihatnya itu sebagai sesuatu yang biasa saja, maka sebaiknya tidak usah dimasukkan. Karena kondisinya sama, masih banyak lagi di luar sana anak-anak muda yang berprestasi, berpikiran cemerlang, brilian, dan juga telah mendirikan jutaan start-up. Kalau kita merasa bahwa start-up itu relevan karena kita ingin mengambil jurusan bidang MBA atau accounting, atau jurusan-jurusan lain mengenai bisnis dan manajemen, maka itu kita bisa masukkan.

Terakhir, untuk studi ke Tiongkok tidak diperlukan CV berbahasa Mandarin. Kecuali kalau kita sudah memiliki sertifikat HSK diatas HSK IV, CV dalam Bahasa Mandarin mungkin bisa kita masukkan.

CV juga biasa disebut dengan Personal Resume, perbedannya terletak pada sering kali Personal Resume berisikan konten yang lebih ringkas dibandingkan dengan CV. Itu juga tergantung dengan kampus nya. Kalau ada permintaan spesifik Personal Resume, maka jangan submit CV.

 

Motivation Letter

Sama seperti CV, sudah banyak referensi online yang bisa kita dapatkan untuk menjadi inspirasi bagi penulisan Motivation Letter. Motivation Letter juga memiliki nama lain yaitu Cover Letter. Link yang bisa diakses online antara lain:

Motivation atau Cover Letter biasanya hanya berjumlah satu halaman. Jangan memaksakan penulisan lebih dari satu halaman, karena bisa jadi ini adalah faktor penyebab kita tidak diterima ke kampus/sekolah tersebut. Mengapa? Balik lagi ke statement-statement di atas, bahwa yang melamar posisi untuk beasiswa atau studi itu bukan hanya kita seorang. Jadi kalau kita menuliskan dokumen ini lebih dari 1 halaman, artinya kita hanya akan merepotkan pihak panitia seleksi dari kampus yang bersangkutan.

Selain dari hal-hal yang bisa kita lihat di link itu adalah:

Motivation Letter menjadi alat untuk mengilustrasikan kepada pihak pembaca mengenai kepribadian kita, mengenai segigih apa kita terhadap sesuatu. Hal-hal yang bisa menjadi selling point penulisan seperti pengalaman kita menghadapi suatu tantangan, harus bisa kita ceritakan secara detail tapi tetap ringkas.

Tidak perlu memberikan bumbu-bumbu emosi atau terlalu banyak latar setting tempat, waktu, orang-orang yang terlibat. Fokuskan pembahasan pada pengenalan diri kita saja.

Hadirkan suasana bahwa kita telah melampaui hal-hal yang menurut kita penting, dan itu akan mendukung karakter siswa (siswa di sini adalah mahasiswa, students, sama saja) yang dibutuhkan oleh kampus itu. Jangan terlalu banyak mengumbar prestasi-prestasi, karena itu tidak akan cukup dituliskan semua, dan hal-hal yang berhubungan dengan prestasi dituliskan di CV.

Tapi bisa jadi di Motivation Letter/Cover Letter ini kita bisa mengambil salah satu contoh prestasi (karena kita telah melewati tantangan yang begitu besar, seperti menjadi anggota Paskibraka, misalnya) yang memiliki nilai jual dan nilai dukung untuk menunjukkan kepada pembaca mengenai karakter kita.

 

Study Plan

Study Plan atau biasa juga dikenal dengan Statement of Purpose bisa kita lihat contoh-contohnya secara online.

Berikut beberapa link yang mungkin berguna dan bisa menjadi referensi awal penulisan Study Plan atau Statement of Purpose

Fokus, fokus, dan fokus. Ini adalah hal utama yang perlu kita camkan baik-baik ketika menulis dokumen-dokumen pelengkap studi ke luar negeri.

Study Plan atau Statement of Purpose, atau apapun itu namanya, harus bisa dibedakan dari Motivation Letter.

Pada dokumen ini, pihak penyeleksi ingin mengetahui seberapa kuat karakter akademis kita. Jadi bisa dibedakan dengan Motivation Letter yang menjelaskan mengenai karakter pribadi kita.

Karakter akademis ini harus lah berisikan ketertarikan kita pada jurusan yang kita ambil, kampus yang sedang kita tuju atau kita lamar, untuk apa ilmu itu nantinya akan terpakai, dan tentu saja apa yang membuat kampus ini harus menerima kita dibandingkan dengan para pelamar yang lain?

Hal-hal yang sangat perlu dimasukkan adalah yang memiliki inti dan kaitannya dengan akademis. Bagaimana pemahaman kita mengenai kampus juga akan terlihat seberapa berniat nya kita untuk menjadi bagian dari kampus tersebut. Sehingga ada gambaran dari pembaca bahwa kita siap untuk bisa melewati masa-masa studi ke kampus yang kita tuju bagaimanapun kondisi nya nanti.

Sebagai institusi pendidikan, kampus/universitas/sekolah memiliki pertanggungjawaban moral bahwa segenap ilmu yang akan didapatkan dari institusi mereka itu dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Yang artinya bahwa kita akan menggunakan ilmu-ilmu tersebut untuk sesuatu yang baik dan bermanfaat.

Apalagi ketika yang sedang kita apply adalah beasiswa. Maka panitia seleksi akan melihat seberapa signifikan dan jujurnya kita untuk menjalakan apa-apa yang telah kita tuliskan.

Usahakan jangan menulis hal-hal yang terlalu muluk untuk direalisasikan. Karena sudah barang tentu asesor atau panitia seleksi telah memiliki pengalaman mengecek ratusan, bahkan ribuan dokumen sejenis. Sehingga ketika kita terkesan melebih-lebihkan, dan berorientasi pada diri kita sendiri saja, maka kemungkinan untuk tidak diterima nya cukup besar.

Hadirkan suasana bahwa kita adalah orang yang siap dan bertanggung jawab untuk melakukan kontribusi-kontribusi dari ilmu yang kita akan dapatkan nantinya.

 

Recommendation Letter

RL merupakan dokumen yang menjadi penguat bagi hal-hal yang telah kita ucapkan atau tuliskan di dokumen-dokumen sebelumnya.

Beberapa link yang mungkin berguna untuk referensi penulisan RL sebagai berikut:

Hal yang penting mengenai RL adalah seperti ini. Ini merupakan dokumen yang kita butuhkan sehingga orang yang membacanya yakin bahwa ada orang lain yang mendukung pernyataan-pernyataan yang kita taruh di dokumen-dokumen sebelumnya. Kalau dalam bahasa kerennya, ini adalah endorsement yang perlu kita dapatkan sehingga kita bisa memiliki backing-an mengenai siapa diri kita.

Nah, RL ini sifatnya adalah kita ajukan draftnya kepada orang yang kita tuju, dan nanti orang tersebut akan menandatangani atau merevisi terlebih dahulu draft yang kita ajukan kepada beliau. Karena referee (orang yang akan kita mintakan TTD) adalah orang sibuk, dan memiliki segudang aktivitas lain yang lebih penting, jadi itulah mengapa draft nya perlu kita buatkan terlebih dahulu.

Orang-orang yang dapat menjadi referee kita tidak perlu memiliki pangkat atau jabatan paling tinggi. Kalau kita seperti itu cara berpikirnya, maka semua orang akan meminta endorsement dari Presiden RI untuk meloloskan kita ke suatu kampus.

Sehingga, yang perlu kita jadikan perujuk untuk RL kita adalah orang-orang yang mengetahui betul siapa kita. Tentu saja orang tua tidak bisa jadi perujuk, karena tidak ada sangkut pautnya dengan nilai-nilai akademik. Kecuali kalau orang tua kita adalah rektor, profesor, guru besar, atau memiliki jabatan akademik lain. Tapi itu juga perlu diwaspadai jangan sampai terkena random check bahwa yang membubuhkan TTD adalah orang tua kita sendiri, karena itu akan tidak etis secara akademis.

Tidak perlu bahwa yang menjadi perujuk kita adalah rektor atau kepala dari kampus/sekolah kita. Orang-orang yang bisa menjadi perujuk antara lain dosen pembimbing, dosen supervisor, dosen pengampu mata kuliah tertentu, dosen-dosen yang pernah terlibat penelitian dengan kita. Itu kalau dari pihak internal kampus.

Kalau dari pihak-pihak eksternal kampus pun juga perlu dilihat relevansi nya memberikan RL kepada kita. Bisa jadi itu merupakan politisi, bisa jadi CEO suatu perusahaan, atau sebagainya. Namun, karena RL ini bersifat check-able, yang berarti nanti perujuk/endorser kita

Jangan berpikiran konyol untuk meminta endorsement dari artis-artis. Kecuali kalau itu merupakan tuntutan dari jurusan seni yang kita akan ambil, sehingga memiliki perujuk yang juga merupakan pekerja seni menjadi penting. Tetapi ingat, tidak semua artis itu pekerja seni. Ada banyak artis yang hanya sifatnya entertainer, bukan pekerja seni betulan.

Sistematika penulisannya sama dengan dokumen-dokumen di atas. Yaitu hanya 1 halaman, jangan sampai lebih. 1 halaman terdiri dari 4 paragraf saja.

Konten yang harus dimiliki oleh RL adalah bersifat kronologis. Hindari pembuatan draf RL yang terkesan terlalu menjual kita. Walaupun RL ini kita sendiri yang membuat, tapi usahakan sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang orang ke 3.

Bisa dimulai dengan bercerita singkat mengenai awal kerja sama yang dilakukan dengan perujuk ini. Waktu itu ada kegiatan penelitian, atau kegiatan-kegiatan akademik lainnya yang membuat kita dan perujuk menjadi berkenalan dan melaksanakan kegiatan bersama-sama.

Di situ dapat terlihat ketika susunan paragraf memiliki kohesi dan koherensi yang pas, akan menunjukkan bahwa kita dan perujuk tidak pernah lost contact atau paling tidak mengikuti terus perkembangan kita di bidang akademis.

Kunci yang lain adalah jangan terlalu banyak mengulang dengan kalimat-kalimat yang sudah dipakai di Motivation Letter atau Study Plan. Tetap saja harus ada pembeda bahwa ini adalah Recommendation Letter yang menggunakan sudut pandang orang lain menilai kita on the spot, bukan kita terhadap diri kita lagi.

 

Persyaratan Dokumen Tambahan

 

Surat Keterangan Akan Lulus

Surat keterangan ini biasa digunakan ketika kita mengajukan beasiswa baik itu untuk perkuliahan atau program-program yang sifatnya short course dimana kita belum selesai melewati jenjang pendidikan kita sekarang. Di luar negeri hal ini sangat lumrah digunakan sebagai sebuah dokumen pendukung.

Hal yang perlu disebutkan adalah mengenai identitas kita, nama, tempat tanggal lahir, jurusan, angkatan akademik; yang nantinya akan diterangkan bahwa kita akan lulus dari kampus/sekolah ini pada hari, tanggal, bulan, dan tahun.

Sehingga dengan demikian pembaca surat ini mengerti bahwa kita akan lulus atau menerima surat kelulusan sebelum waktu studi di kampus sana dimulai. Dengan begitu mereka tidak khawatir bahwa kita tidak akan lulus pada waktunya.

Namun, konsekuensi nya jelas. Kita harus bisa lulus sebelum dari waktu yang dituliskan di dalam surat ini. Itu menjadi tantangan tersendiri.

Surat ini diteken oleh pihak jurusan atau prodi kita.

 

Sertifikat TOEFL atau IELTS

Biasanya kalau sertifikat yang satu ini sudah menjadi barang biasa yang harus kita siapkan untuk melanjutkan studi ke luar negeri.

Kalau ke Cina atau Tiongkok (Cina dan Tiongkok itu sama saja ya, kawans) mungkin membutuhkan TOEFL 500 atau IELTS 6.0 sudah bisa mendaftar. Namun, kalau kita menargetkannya seperti itu, yakinlah bahwa susah untuk mendapatkan angka yang pas. Jadi kalau sebagai target, kita bisa meyakini diri sendiri bahwa target kita adalah 550 atau 6.5, sehingga nanti ketika tidak sampai dari target, kita masih memiliki pencapaian persyaratan tadi.

Di Tiongkok banyak program studi (dengan beasiswa) yang menawarkan program English-taught, yang berarti bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Inggris.

 

Sertifikat Tes HSK

Untuk sertifikat HSK sendiri juga tidak harus kita miliki ketika kita ingin melamar suatu kampus/sekolah di Tiongkok. Namun umumnya persyaratan nilai HSK adalah HSK IV yang dimintakan oleh kampus/sekolah tersebut.

Tapi tidak jarang kampus-kampus dengan peringkat 5 besar mereka meminta sertifikat HSK level VI, seperti misalnya Peking University, Qinghua University, Zhejiang University, dll. Yang memang ketika kita ingin mengambil jenjang s1 atau s2 dengan Chinese-taught atau program s3. Program s3 di Tiongkok sendiri juga lebih banyak memiliki beasiswa program dengan Chinese-taught karena mereka ingin hasil disertasi kita nanti lebih mudah diakses oleh kalangan akademik Tiongkok dan kalangan umum yang lebih luas.

Tips Memilih Kampus untuk 3 Pilihan

  1. Jangan pilih kota-kota yang terlalu mainstream seperti Beijing, Shanghai, atau Guangzhou. Semua orang yang kurang memahami Tiongkok, ketika melihat peta, 3 kota ini seakan menjadi pilihan wajib bagi tak terkecuali para pencari beasiswa. Baik itu applicant dari Indonesia, Asia Tenggara, Asia, Timur Tengah, Afrika, dan lain-lain begitu ingin menentukan pilihan, mungkin hanya sebatas 3 itu saja. Pilihlah kota-kota yang tidak terlalu besar, namun dekat dengan kota-kota utama. Untuk memudahkan mengidentifikasi kota-kota tersebut, di Tiongkok dikenal dengan sistem Tier https://en.wikipedia.org/wiki/Chinese_city_tier_system, atau pengklasifikasian kota berdasarkan parameter-parameter tertentu, utamanya kemajuan kota tersebut dan living cost. Tier 1 merupakan kota-kota dengan tingkat kemajuan yang tinggi, metropolis, penuh dengan pencakar langit dsb. Living cost di kota-kota klasifikasi Tier 1 otomatis akan lebih mahal daripada kota-kota di Tier 2 atau 3. Saran saya, sebaiknya kita bisa menghindari mendaftar kuliah di kota-kota Tier 1, bisa di kota-kota Tier 2 atau 3. Terlebih bila di Tiongkok, hampir semua institusi pendidikan terutama pendidikan tinggi adalah milik pemerintah mereka. Sehingga kualitas yang ada antara kampus atau universitas di Tier 1 dengan 3 bisa dibilang beda-beda tipis saja. Berbeda dengan ketidakmerataan kualitas infrastruktur di Indonesia, misalnya.
  2. Tidak perlu berpikiran muluk-muluk. Misalnya kita tulis pilihan 1 kampus peringkat nomor 1, lalu pilihan ke 2 kampus peringkat nomor 5, lalu pilihan ke 3 nya kita tulis kampus peringkat nomor 10. Saya yakin kalau dengan penulisan pilihan kampus begini, kalau tidak dengan persyaratan yang kuat (RL, ML, SP, CV) niscaya bagi kamu yang menuliskan begini, kamu hanya iseng. Be realistic! Pilihlah kampus yang berada di urutan di atas 70 atau 80 untuk pilihan kampus ke 1, urutan di atas 150 untuk pilihan ke 2, dan urutan di atas 230 untuk pilihan kampus ke 3. Karena pemahaman yang rendah mengenai sistem ranking dan kondisi riil pendidikan di Cina, banyak pendaftar yang merasa kepedean, padahal masih ada langit di atas langit. Kita ga akan pernah tau kondisi persaingan yang sebenarnya, karena data itu ga akan dibuka. Jadi, untuk amannya, kita harus realistis untuk pemilihan kampus itu.
  3. Walaupun website seperti https://www.webometrics.info/en/Asia/China%20 atau https://www.topuniversities.com/university-rankings/rankings-by-location/mainland-china/2019 menjelaskan kepada kita mengenai peringkat kampus. Tapi, really, banyak negara khusus nya di Eropa yang tidak mengacuhkan pemeringkatan kampus-kampus yang dibuat oleh institusi luar negara atau kalangan akademik itu sendiri. Well, sebagai acuan tidak apa-apa, tapi balik lagi ke konten nomor 1, circumstances yang ada di Cina itu berbeda. Jadi, tidak perlu khawatir misalnya kita melihat kok kampus nya jelek banget di ranking. Ingat juga bahwa kita lagi berbicara soal beasiswa. Dari seluruh pojok dunia ingin mendapatkan kesempatan beasiswa, bukan hanya kita. Sehingga, yang ditekankan di sini adalah bagaimana memperbesar peluang untuk dapat beasiswa tersebut, bukan? Sebagai contoh, terakhir saya cek, kampus S2 saya di Beijing namanya University of International Business and Economics itu ada di peringkat 148. Padahal kampus UIBE ini adalah kampus top untuk jurusan-jurusan yang berhubungan dengan ekonomi dan bisnis (yaaa bisa diliat dari namanya kan). Badan PBB WTO juga acap kali mengadakan rapat-rapat yang dilaksanakan di area kampus saya itu. Namun, memang kampus UIBE hanya punya 3 Fakultas, dan otomatis memiliki jumlah mahasiswa yang lebih sedikit dibandingkan dengan kampus-kampus yang pada dasarnya memiliki lebih dari 10 Fakultas. Tapi, contoh UIBE itu bisa menjadi patokan, bukan?
  4. Lalu, bagaimana cara tau bahwa sebuah kampus itu bagus atau engga nya? Wait, berarti kamu masih belum mencerna 2 poin di atas barusan. 2 website pemeringkat itu bisa menjadi acuan awal, yes, tapi jangan jadikan itu sebagai acuan pokok. Karena pada dasarnya yang terjadi secara riil tidak semua berdasarkan ranking tersebut. Sampe sini, oke? Lalu, pilihlah kampus dengan format nama Kota + University, misalkan Peking University (Peking itu nama kuno nya untuk Beijing), Shanghai University, Wuhan University, Harbin University, dan lain sebagainya. Biasanya untuk kampus-kampus yang memiliki format nama seperti itu berada pada urutan-urutan atas. Coba saja cek di Webometrics atau QS World Ranking tadi.

Namanya juga beasiswa, tidak ada 100% garansi kita pasti akan dapat. Namun, harapannya, saya sebagai penerima beasiswa CSC di tahun 2011-2015 berharap bisa membantu rekan-rekan sekalian paling tidak untuk memperbesar peluang dapat dibandingkan peluang gagalnya.

Hal-hal Lain

Untuk rekan-rekan yang masih berusia di bawah 18 tahun, untuk menempuh studi s1 di Tiongkok, harus memiliki semacam dokumen “Guardian Letter”. Well, ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Tiongkok saja, melainkan juga di negara-negara lain yang memang memiliki peraturan cukup ketat soal mobilisasi individu antarnegara ketika masih berusia di bawah 18 tahun. Untuk detil mengenai pengurusan dokumen ini, bisa mengirimkan email ke alamat email yang tertera untuk blog ini.

Namun, bukan berarti tidak ada cara untuk mendapatkan Guardian Letter. Hanya saja untuk mendapatkan surat keperluan spesifik ini, rekan-rekan yang berusia di bawah 18 tahun harus melewati beberapa tahapan, prosedur, dan ada pengenaan biaya-biaya tambahan. Sejauh ini yang saya bisa dapatkan seputar Guardian Letter hanya 1 link agency https://www.jangkargroups.co.id/legalisir-guardian-letter-di-kedutaan-china/, worth to try, I guess..

Untuk link daftar beasiswa CSC ini bisa via link https://studyinchina.csc.edu.cn/#/login dengan terlebih dahulu kita sign-up dan mengikuti segenap prosedural nya. Ketika kita signup dan login, kita juga bisa coba-coba mengisi form digital yang ada pada link ini. Semua proses aplikasi mandiri untuk CSC melalui website yang hanya bisa 1 akun per orang. Ketika kita coba untuk simulasi pengisian digital form yang ada, JANGAN klik Submit terlebih dahulu. Kita bisa Save untuk melihat isian-isian kita akan menjadi seperti apa bentuknya.

Untuk gambaran kampus dan jurusan yang terdaftar dalam beasiswa CSC ini, bisa disimak via link ini ya http://www.campuschina.org.

祝你好运

Good Luck!

***

Hal-hal lain yang tidak termasuk di halaman ini, bisa ditanyakan di kolom Komentar.

Terima kasih.

 

#studiketiongkok

#belajarmandarin

#persyaratanbeasiswa

#beasiswationgkok

#beasiswacsc

#beasiswaconfuciusinstitute

#beasiswakecina

#beasiswasekarang

#caramendapatkanbeasiswa

#dokumenkelengkapanstudi

#studiluarnegeri

#caradaftarstudiluarnegeri

#motivationletter

#curriculumvitae

#studyplan

#recommendationletter

#carapenulisandokumen

#dokumenpelengkap

3 thoughts on “Frequently-asked Questions Studi ke Tiongkok/Cina (sama saja)

  1. Halo Kak, mau nanya..jadi proses pendaftaran beasiswa CGS ini, kita daftar melalui web CGS dulu trus isi 3 pilihan universitas baru daftar ke universitasnya ya Kak? lalu bagaimana proses jika kita daftar melalui Kedubes,,apakah tetap membuat akun di web CGS dulu atau bagaimana..terimakasih banyak Kak.

    Like

    1. Iyes, bikin (regis) akun dulu ya di website CGS, yang warna merah itu login page nya. Lalu nanti di situ ada dokumen2 online yang bisa dipenuhi. Semua beasiswa CGS itu online prosesnya. Di dalem website itu ada jenis beasiswa, pilih yang beasiswa kedutaan RRT di Indonesia, cari kode nya ada di Googling aja yaa. Diskusi lanjut bisa DM IG ya. Good luck.

      Like

Leave a comment