Frequently-asked Questions Mengenai Tes HSK (Tes Mandarin)

NFGH HSK xBanner

Sama seperti bahasa-bahasa lainnya, kalau kita sudah bisa berbicara, membaca, menulis, dan sebagainya, tentu saja untuk mengukur kebisaan kita atas skill bahasa yang kita miliki, kita harus bisa menempuh sebuah tes. Tidak peduli apakah kita percaya diri terhadap skill bahasa yang kita miliki, tapi kalau orang lain merasa bahwa kita tidak bisa, apa mau dikata. Apalagi kalau keperluan pengambilan tes adalah untuk hal-hal yang bersifat institusional seperti pendidikan dan pekerjaan.

Apalagi kalau berurusan dengan melanjutkan studi. Sebagai gambaran, kampus-kampus banyak mentapkan prasyarat pendaftaran pada level HSK IV sampai dengan HSK VI. Tidak jarang kampus-kampus atau sekolah-sekolah langsung meminta HSK VI yang harus dimiliki oleh siswa/pelamar sebelum mereka tiba di kampus tersebut. Tapi jangan salah, HSK ini tidak hanya diminta ketika kita ingin melanjutkan studi ke Cina/Tiongkok saja, tapi juga ke negara-negara lain. Misalkan ketika kita akan mengambil jurusan-jurusan yang berhubungan dengan Chinese studies, sudah banyak kampus di luar Cina yang meminta tes HSK juga sebagai syarat utama.

Dalam setting kebutuhan untuk di dunia pekerjaan biasanya lebih banyak lagi yang diminta. Bahasa Mandarin seperti bahasa-bahasa lainnya. Penggunaan bahasa dalam beberapa konteks tertenu juga dimiliki. Seperti dalam dunia pekerjaan otomatis akan banyak menggunakan Bahasa Mandarin untuk lingkungan profesional atau bisnis. Dalam artian tes Mandarin yang bersinggungan dengan bisnis dinamakan dengan Business Chinese Test.

Nah, kembali ke awal, Tes HSK sendiri memang dibagi menjadi umumnya 4 kategori HSK. Jangan merasa seram dengan kepanjangan tes HSK, sebenarnya secara sederhana kepanjangannya adalah Hanyu Shuiping Kaoshi, yang berarti suatu tes untuk mengukur tingkat kemahiran berbahasa Hanyu, atau Mandarin.

Dari 4 kategori tes HSK itu ada tes HSK itu sendiri, tes HSKK, BCT, dan YCT.

Tes HSK sendiri bisa digunakan untuk semua tujuan dan konteks. Orang-orang yang bisa mengambil tes HSK biasa ini juga siapa saja tanpa dibatasi oleh konteks penggunaan. Tes HSK dulunya memiliki level bermacam-macam, bahkan pernah sampai level 11 atau 12. Tapi karena untuk simplifikasi tes, pada saat ini tes HSK secara resmi hanya memiliki 6 level (menggunakan angka romawi). Untuk tes HSK sendiri tidak ada versi Bahasa Inggrisnya. Kalaupun ada, mungkin akan berbunyi: Chinese Proficiency Test (CPT), tapi tentu saja istilah ini tidak dipakai secara umum.

Kedua, ada tes HSKK, K di sini berarti Kǒuyǔ, yang artinya speaking/spoken language dalam Bahasa Inggris. Penulis sendiri tidak tahu apakah di Bahasa Indonesia ada padanan skematika tes nya seperti ini atau tidak. Nah, dalam HSKK ini sebenarnya hanya ada 3 level, berbeda dengan HSK biasa. Namun, sesungguhnya HSKK ini tidak terlalu sering menjadi perhatian karena di tes HSK biasa pun sudah ada tes untuk speaking nya.

Untuk BCT atau Business Chinese Test sendiri seperti yang sudah disinggung sedikit, bahwa ini merupakan tes dengan setting penggunaan Mandarin dalam konteks bisnis atau profesional. Tidak lain dan tidak bukan karena dalam Bahasa Mandarin pun kita tidak perlu atau tidak dituntut untuk mengerti semuanya, balik lagi tergantung kebutuhan kita masing-masing untuk mengambil tes ini. Biasanya sertifikat tes BCT ditanyakan oleh kantor atau pihak industri tempat kita melamar pekerjaan di awal. Atau misalkan bisa menjadi modal awal ketika kita ingin memproklamirkan diri sebagai seorang motivator bisnis, tapi dengan menggunakan Bahasa Mandarin dalam speeches nya, kenapa tidak.

Terakhir ada kategori YCT atau Youth Chinese Test. Ini biasanya diperuntukkan bagi siswa-siswa di sekolah dasar sampai SMP yang berusia kurang dari 14 tahun. Tentu saja materi-materinya akan berbeda dan memiliki tingkat kesulitan yang sudah disesuaikan untuk level tersebut.

Tes HSK

Kembali ke permasalahan tes HSK yang menjadi pokok dari isi tulisan ini. Hal-hal yang menjadi komponen tes tidak jauh berbeda dengan tes bahasa-bahasa lain: listening, reading, dan writing. Saya menggunakan istilah Bahasa Inggris serta-merta untuk memberikan gambaran yang lebih familiar saja dalam bentuk tes.

Tes HSK sendiri pun ada 2 macam, tes yang menggunakan kertas (atau biasa disebut dengan Paper-based Test) atau menggunakan komputer (Computer-based Test). Kedua nya tentu saja punya perbedaan yang cukup signifikan. Pertama, soal alat dan perlengkapan yang digunakan. Misalkan saja ketika segmen tes untuk Listening, untuk PBT biasanya hanya menggunakan audio untuk keseluruhan ruangan. Jadi posisi di sini bisa jadi menentukan prestasi. Kalau kita duduk jauh dari sumber audio (misalkan di ruangan kelas atau aula) maka akan ada tantangan tersendiri dalam menangkap isi dari soal yang sedang diujikan. Apalagi kalau aula yang digunakan adalah semacam GOR atau ruang serba guna yang tidak ada peredam suara dari luar, itu bisa jadi merupakan suatu masalah. Namun, kalau kita mengambil tes HSK dengan CBT, otomatis kita akan disodorkan pada penggunaan komputer untuk masing-masing peserta tes. Sehingga kita juga akan menggunakan headphone atau headset yang dikhususkan untuk kita pribadi. Sehingga hal-hal yang berhubugan dengan gangguan suara dari luar atau tidak jelasnya sumber audio akan bisa teratasi dengan baik.

Misalkan lagi perbedaannya terletak pada ketika ada segmen Writing. Dalam tes HSK jenis PBT, otomatis kita dituntut untuk menulis dengan jari dan pensil di lembaran kertas jawaban yang telah disediakan oleh penyelenggara tes. Namun, kalau kita mengambil tes HSK jenis CBT, maka kita hanya menggunakan keyboard untuk mengetik apa yang perlu kita tulis. Itu tentu akan sangat memudahkan, mengingat karakter hanzi sangat menantang untuk penulisan. Salah satu titik atau goresan saja bisa berakibat fatal.

Perbedaan lainnya antara tes HSK jenis PBT dan CBT adalah pada serentak pelaksanaan ujian. Pada PBT mungkin hanya kita saja yang melaksanakan ujian, dalam artian satu lokasi, dan satu ruangan. Namun kalau CBT, pengadaan ujian HSK nya merupakan ujian serentak internasional. Karena semuanya sudah diatur sedemikian rupa sehingga akses langsung didapatkan untuk ke server penyelenggaraan HSK internasional, bukan lokal lokasi atau satu negara saja.

Selain itu, kalau kita ambil tes HSK dengan CBT, maka hasil tes akan bisa kita ketahui setelah 2 minggu pelaksanaan, dan sertifikat tes HSK bisa kita dapatkan 1 bulan setelah pelaksanaan tes. Perlu diingat juga bahwa sertifikat tes HSK itu bukan dari penyelenggara, tapi langsung dari badan pendidikan Mandarin dari Tiongkok yang bernama Hanban.

Pembagian kosakata yang perlu dikuasai dalam Bahasa Mandarin adalah sebagai berikut

HSK level I, 150 kata

HSK level II, 300 kata

HSK level III, 600 kata

HSK level IV, 1200 kata

HSK level V, 2500 kata

HSK level VI, 5000 kata

Tetapi tunggu dulu, jangan khawatir dengan banyaknya angka kosakata. Angka kosakata itu bukanlah angka yang kita harus jumlahkan dari satu level ke level lainnya. Tetapi angka tersebut adalah angka akumulasi dari penguasaan level sebelumnya. Yang berarti:

HSK level I, kita harus bisa menguasai 150 kata yang sama sekali baru

HSK level II, kita hanya perlu menambahkan 150 kata baru, sehingga akumulasinya adalah 300 kata

HSK level III, kita perlu menambahkan kemampuan 300 kata baru

HSK level IV, kita perlu menambahkan kemampuan 600 kata baru

HSK level V, kita perlu menambahkan kemampuan 1300 kata baru

HSK level VI, kita perlu menambahkan kemampuan 2500 kata baru

Tapi lagi-lagi jangan khawatir dengan banyaknya kata yang harus kita kuasai ketika berada di level VI. Karena secara logika seperti ini, kita akan mengalami struggle yang cukup kuat ketika belajar Bahasa Mandarin sebagai bahasa yang baru ketika kita berada di level I dan II, atau mungkin sampai level III. Tapi ketika sudah melewati masa-masa pendidikan III level tersebut, niscaya kita akan sudah menemukan kiat-kiat dan strategi-strategi belajar yang cocok dengan diri kita sendiri sehingga Bahasa Mandarin tidak lagi menjadi menyeramkan dan angka-angka kosakata baru yang berjumlah ribuan itu hanya bersifat “formalitas” saja.

Selain itu, dalam penggunaan metode yang ada di Bahasa Mandarin, sistematika pengajarannya juga otomatis disesuaikan dengan level. Misalkan, ketika kita baru belajar Mandarin, otomatis kosakata-kosakata yang akan keluar adalah kosakata yang berasal dari pelevelan Mandarin HSK I atau II terlebih dahulu. Sehingga kosakata yang berasal dari HSK VI tidak akan menjadi materi pembelajaran. Hal ini sangat lah berbeda dan terasa ketika kita belajar Bahasa Inggris, misalkan.

Dalam Bahasa Inggris kita tidak bisa meminta kepada tutor atau guru bahwa kita hanya ingin mahir Bahasa Inggris yang setara dengan level TOEFL 350 atau IELTS 5.0 terlebih dahulu (karena mungkin kita baru-baru belajar. Hal tersebut tidak bisa di Bahasa Inggris. Materi-materi yang akan disodorkan (kosakata) dalam hal ini adalah sama antara TOEFL rendah atau tinggi, IELTS rendah atau tinggi juga. Sehingga dalam sudut pandang peserta ajar akan sangat terasa sulitnya.

Namun HSK sebagai sebuah tes kemampuan bahasa punya sistematika yang lebih mudah. Dalam tes HSK kita bisa menyesuaikan target kemahiran berbahasa Mandarin misalnya dalam 3 bulan untuk mahir Bahasa Mandarin yang setara dengan tes HSK level I. Ketika ditambah 3 bulan lagi, kita akan mahir Mandarin setara dengan level II, dan seterusnya sampai level VI, sehingga parameter pengajaran dan pemahaman dari segi pengajar dan peserta ajar sebenarnya lebih sistematis Bahasa Mandarin, dibanding dengan Bahasa Inggris atau bahasa-bahasa lain yang pendekatannya scoring, bukan segmentasi.

Namun, memang dari segi realisasi penggunaan bahasa, bahasa manapun, kita akan dihadapi pada kenyataan bahwa tidak semua yang kita pelajari akan serta merta kita ingat atau kita pahami ketika kita dihadapkan pada kondisi riil penggunaan bahasa tersebut di lapangan. Seperti misalkan sederhana ketika kita bertemu orang, memesan menu makanan, berbelanja ke toko atau supermarket, menawar harga barang, dan sebagainya. Kondisi ini dapat dibilang lumrah karena yang namanya proses belajar pasti ada reduksi pemahaman dari 100% ilmu atau pengetahuan yang diberikan oleh pengajar kepada peserta ajar.

Kasus ini tidak akan berlaku bagi para genius atau orang-orang dengan kemampuan diatas rata-rata.

Sehingga, dalam konteks Bahasa Mandarin, kita bisa menggunakan ilustrasi penggunaan kemahiran bahasa sebagai berikut.

Analogi Kegunaan HSK I – VI

Ketika kita bisa berbahasa Mandarin setingkat HSK level I, kita hanya akan bisa menggunakan 150 kata yang kita pernah pelajari untuk bertemu atau berkenalan dengan orang-orang baru. Kenapa? Karena dari 150 kata tersebut, sudah syukur bahwa 60 kata itu kita benar-benar ingat di momen/waktu dimana kita diuji untuk bertemu orang baru dan menggunakan Bahasa Mandarin sebagai alat komunikasi satu-satunya. Ketika kita pada saat itu mengingat 60 kata, maka hal-hal yang bisa kita ingat adalah seputar nama kita dalam Mandarin, waktu, besar-kecil, jauh-dekat, tinggi-pendek saja.

Sedangkan ketika kemampuan kita berada pada level HSK II, yang notabenenya kita sudah “menguasai” 300 kata, mungkin kemampuan kosakata tersebut baru bisa kita gunakan untuk membeli barang-barang di toko, pasar, supermarket, mall, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan, pada titik ini kita baru bisa melakukan identifikasi benda-benda dan kita bisa menyebutkan benda-benda tersebut tanpa hambatan. Selain itu kita juga sudah bisa mengidentifikasi nominal uang atau hal-hal yang berhubungan dengan transaksi keuangan dasar.

Pada tingkatan kemampuan HSK III, kita juga mungkin baru dalam posisi kita bisa melakukan tawar menawar harga dari yang ditentukan sebelumnya oleh penjual. Hal ini cukup lumrah, karena ketika kita sedang melakukan proses tawar-menawar barang, kita dituntut untuk menyertakan emosi di dalamnya. Dalam artian kita menunjukkan kepada penjual tersebut bahwa kita tidak puas atau kecewa atau menginginkan nominal harga yang lain dari yang ditawarkan. Selain itu, analoginya dengan tawar-menawar ini adalah kita bisa melakukan luapan kata-kata yang menunjukkan bahwa kita sudah pernah membandingkan harga ditempat yang lain. Sehingga dengan begitu, dalam kondisi kemahiran ini kita sudah bisa melakukan komunikasi dasar, yaitu tawar menawar.

Nah, kemampuan untuk bisa terlibat di dalam pembicaraan santai dapat kita raih apabila kita berada pada titik kemampuan HSK IV. Di mana kita sudah memiliki perbendaharaan kata sebanyak 1200 kata. Dengan begitu, diharapkan estimasi kata yang kita kuasai ketika momen pembicaraan tersebut dibutuhkan, kita sudah bisa menguasai paling tidak 700 kata di dalam satu kali ingatan. Sehingga barulah dengan demikian kita bisa melakukan pembicaraan efektif, santai, dan dalam konteks pembicaraan yang lebih luas, kepada siapapun, termasuk orang Cina di Cina.

Analogi kemampuan yang kita miliki pada HSK V adalah kita dapat berargumentasi dengan supir taksi. Ya, mengapa? Hal ini tidak lain dan bukan adalah watak asli orang Tiongkok yang cukup berbeda dengan kita di Indonesia. Watak asli orang Tiongkok tidak mau mengalah dan suka berdebat mengenai hal sekecil apapun. Apalagi supir taksi yang datang dari kalangan yang berbeda-beda pula. Sehingga, dengan demikian, dibutuhkan kemampuan untuk bisa secara efektif mengeluarkan emosi (ekspresi dengan raut wajah dan kata-kata), kata-kata yang cukup mengena (bukan kata-kata dasar), dan penempatan penggunaan kata-kata tersebut pada konteksnya. Tentu saja kita ketika sudah mencapai kemampuan HSK level V kita akan bisa membaca buku-buku teks Mandarin, mengobrol dengan dosen, dan sebagainya. Namun, ketika objek atau lawan bicara kita menuntut kita untuk bisa mempertahankan argumen, dan membawa konteks pembicaraan sesuai dengan keinginan kita, maka supir taksi lah lawan yang bisa kita cari.

Untuk HSK level VI sudah tidak perlu diragukan lagi. Ketika kita sudah bisa sampai pada tingkatan ini, maka dijamin tidak ada kendala apapun untuk berkomunikasi, membaca, mendengar, hal-hal yang berhubungan dengan Tiongkok. Apakah itu ketika kita berada di Cina atau bukan.

Kegunaan Praktis Sertifikat HSK

Paling tidak ada 4 kondisi yang menguntungkan bagi kita ketika sudah memiliki sertifikat HSK.

Pertama, untuk kalangan muda atau yang berniat untuk melanjutkan studi ke Tiongkok, kita bisa mendaftar kampus-kampus dengan rating paling bagus seantero Tiongkok. Dalam artian, kampus-kampus urutan 5 besar paling tidak mereka memang memiliki persyaratan yang tinggi, salah satunya sertifikat HSK yang harus bisa disertakan di dalam proses pendaftaran. Nah, biasanya sertifikat HSK yang diminta adalah HSK IV sampai VI, bergantung pada kampusnya. Terutama untuk mereka yang ingin mengambil program PhD, biasanya mereka juga meminta para pendaftar untuk menyertakan sertifikat HSK level VI, karena hampir dari semua program PhD, apalagi beasiswa, dilaksanakan dalam Bahasa Mandarin.

Kedua, walaupun kita mengambil jurusan atau program studi dengan English-taught di Tiongkok, kita juga harus berjibaku dengan kehidupan sehari-hari yang menuntut kita untuk bisa berbahasa Mandarin. Jangankan untuk studi, bahkan hanya untuk bepergian ke Tiongkok (termasuk Taiwan dan Hong Kong) saja kita memerlukan kemampuan Mandarin dasar untuk bisa berkomunikasi dengan orang-orang lokal. Sehingga ini bisa menjadi ukuran bagi kita sendiri se-percaya diri apakah kita untuk bisa berkomunikasi dengan Bahasa Mandarin. Mungkin analogi-analogi di paragraf sebelumnya dapat menjadi ukuran.

Ketiga, tentu saja soal pekerjaan dan karir. Dengan banyaknya perusahaan asal Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, dan lain-lain yang sedang memutar uang nya di Indonesia (dalam artian investasi), memerlukan jumlah SDM yang banyak. Salah satu komponen kualifikasi nya adalah sertifikat HSK. Selain HSK biasa, untuk urusan pekerjaan kalau kita memiliki sertifikat BCT (Business Chinese Test), akan bisa meningkatkan daya tawar kita dalam posisi pasar SDM yang ada. Ingat, dengan dahsyatnya perkembangan ekonomi Tiongkok di kawasan, kemampuan ber-bahasa Mandarin bukan hanya akan dihargai di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain baik itu terletak di Asia Tenggara, Asia, Asia-Pasifik, bahkan seluruh dunia.

Keempat, yang tidak kalah penting juga mengenai hubungan kita dengan orang-orang Tiongkok. Baik itu untuk keperluan yang bernuansa bisnis, pendidikan, kelembagaan, pemerintahan, dan sebagainya otomatis menuntut kita untuk bisa menguasai bahasa Mandarin agar urusan-urusan yang sedang kita conduct menjadi lebih lancar dan efektif.

Untuk terkait dengan kontak tes HSK, bisa menghubungi Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin (BKPBM) setempat yang ada di beberapa provinsi di Indonesia seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dll.

Di Jakarta sendiri ada di:

Jl. Griya Sejahtera No.3, Ruko Griya Inti Sentosa Blok O no.28, Sunter Agung, Jakarta Utara 14350
No telepon : 021-64717788
No fax       :021-64712623

#nfglobalhub

#tesHSK

#hanyushuipingkaoshi

#tesMandarin

#serbaserbiHSK

#learnMandarin

#chineselanguage

One thought on “Frequently-asked Questions Mengenai Tes HSK (Tes Mandarin)

Leave a comment