Kuliah di Tiongkok English-taught atau Chinese-taught?

Di Tiongkok emang bisa kuliah pake Bahasa Inggris?

Di Tiongkok bukannya harus pake Mandarin? Ah males ah ke Tiongkok, susah belajar Mandarin nya.

Gw kan ga ada waktu untuk persiapin Mandarin, ah, kuliah ke negara yang pake English aja deh kalo gitu.

Ah, susah ah kuliah ke Tiongkok, nanti orangnya ga ngerti Bahasa Inggris lagi.

Kalimat-kalimat itu yang mungkin akan keluar dari teman-teman yang sedang bingung untuk mencari tujuan kuliah, namun sempat terlintas untuk melanjutkan studi ke Tiongkok. Ya, di Tiongkok kita bisa menggunakan sertifikat Bahasa Inggris, baik itu TOEFL atau IELTS (untuk sementara ini 2 test-scores itu dulu yang bisa digunakan, sampai ada update selanjutnya untuk test-scores yang lain).

Secara sederhana, bisa dikatakan Tiongkok bukanlah negara yang penduduknya akrab dengan Bahasa Inggris. Seperti negara-negara lain yang bangga akan bahasa nya sendiri, Tiongkok bisa dikatakan “kuburan” bagi bahasa-bahasa asing, terutama Bahasa asing.

Apa memang demikian? Ya. Pengalaman aku studi, tinggal, bekerja, dan bolak-balik ke Tiongkok secara berkala, memperlihatkan bahwa Tiongkok sangat mengutamakan bahasanya sendiri, seperti di Jepang, Perancis, Jerman, Rusia, dan lain-lain. Namun, walaupun begitu, bukan berarti tidak ada orang di Tiongkok yang tidak bisa berbahasa Inggris. Melihat skala populasi yang terdiri dari 1,4 milyar manusia, mungkin Tiongkok adalah negara non-native English speaking yang memiliki orang-orang yang bisa berbahasa Inggris paling banyak di dunia, bisa saja!

Yang jelas memang, di Tiongkok, tidak seperti di Indonesia yang justru half-half, istilah kerennya ‘Bahasa anak Jaksel’, right? Justru ketidak-konsistenan ini yang membuat pemakaian bahasa Indonesia menjadi rancu. Kita banyak melihat banyak penggunaan Bahasa Inggris di sana sini misalkan di menu makanan, di plang-plang pengumuman, papan iklan, penggunaan alat-alat elektronik, acara-acara TV, musik, dll. Hal tersebut bisa dimaklumi, tapi kalau mau disadari juga, seberapa aktif kita menggunakan Bahasa Inggris? Not to mention, rata-rata pelajar di Indonesia sudah diperkenalkan Bahasa Inggris sejak Sekolah Dasar bahkan Taman Kanak-kanak.

Di Tiongkok, masih dikenal sangat konservatif soal yang satu ini. Tidak ada penggunaan bahasa Inggris di plang-plang iklan, penggunaan nama-nama asing semua nya sudah terserap ke Bahasa Mandarin (putonghua), ada memang bahasa-bahasa Inggris, namun sifatnya masih sangat terbatas. Ada plus ada minus nya juga.

Well, kalau sekarang kita bahasnya ke masalah studi ke Tiongkok, jawabannya masih tetap yes. Di Tiongkok sendiri, apalagi kalau kita ada di kampus-kampus, kita akan dapat menemukan orang-orang yang dapat berbahasa Inggris dengan baik sesuai kaidah.

Hal ini juga merupakan hal yang sangat baik untuk para pelajar yang berasal dari luar negeri untuk menikmati pendidikan di Tiongkok tanpa perlu khawatir untuk menyetor sertifikat HSK (tes Bahasa Mandarin). Bahkan, untuk kampus-kampus top di urutan 1-10 misalnya, kita harus bisa menyetor sertifikat HSK Level V atau VI, dan HSK VI adalah tingkatan HSK paling tinggi.

Untuk itu, dalam hal ini beasiswa CGS (Chinese Government Scholarship) atau CSC (China Scholarship Council)—CGS itu adalah nama beasiswa keseluruhan yang ditawarkan oleh pemerintah Tiongkok, CSC adalah salah satu lembaga yang mengelola nya—menyediakan bagi sesiapa yang belum bisa Bahasa Mandarin untuk mengambil lanjutan studi yang diinginkan dalam Bahasa Inggris. Mudahnya, deskripsinya sebagai berikut:

  1. Chinese-taught, atau dalam hal ini, Program yang akan kita masuki semuanya akan dalam bahasa Mandarin. Namun, dalam kategori ini, juga dibagi menjadi 2 cabang.
    1. Straight-out Chinese-taught, atau dalam bahasa kerennya, ‘Mandarin lempeng’. Dalam sub kategori ini, sesiapa yang mendaftar, harus menyetor kemampuan Bahasa Mandarin yang minimal sekali harus dari HSK IV (untuk kampus-kampus non top 10 besar), atau HSK V dan VI untuk kampus-kampus terbaik. Tentu saja untuk kampus yang hanya menyediakan beasiswa untuk kategori ini, para pendaftar harus sudah mempersiapkan Bahasa Mandarin paling tidak beberapa tahun sebelumnya. Sehingga, ketika awal perkuliahan untuk sesiapa yang mengambil kategori ini akan langsung menggunakan Bahasa Mandarin secara efektif, dan suasana kelasnya pun akan disatukan dengan mahasiswa/i lokal setempat.
    2. Ease-on Chinese-taught, atau yang bisa berarti ‘Mandarin santai’. Dalam artian dalam sub kategori ini, kita akan dimasukkan ke dalam program di mana pada 1 tahun di awal mendapatkan kuliah hanya Bahasa Mandarin secara penuh. Setelah waktu 1 tahun itu selesai, baru kita akan melanjutkan kuliah di jurusan dan gelar yang kita inginkan, dalam Bahasa Mandarin. Namun, yang perlu diketahui dari program ini adalah:
      • Kampus 1 tahun Bahasa Mandarin dengan program selanjutnya (mau itu S2 atau S3) biasanya berbeda. 1 tahun pertama kita berada di kampus A, selebihnya pindah ke kampus B. Namun tidak perlu khawatir, umumnya 2 kampus itu masih berdekatan di satu kota atau provinsi yang sama.
      • Selama 1 tahun Bahasa Mandarin, tentu saja ada target yang harus dicapai oleh setiap pelajar, yaitu HSK Level IV kalau tidak salah. Jadi, walaupun namanya ‘ease-on’ atau “santai”, bukan berarti kita bisa berleha-leha untuk menjalani program beasiswa ini. Apalagi biasanya di sub program ini, kita akan sekelas dengan orang-orang asing juga, sehingga godaan untuk menggunakan Bahasa Inggris akan lebih besar.
  • Tidak perlu kembali ke negeri sendiri dulu, lantas kembali ke Tiongkok untuk melanjutkan studi. Dalam pengaturannya, kita akan terus-menerus berada di Tiongkok selama waktu yang dibutuhkan untuk program yang kita ambil.
  1. English-taught. Untuk kategori program ini merupakan jenis program yang sangat ramah untuk pelajar-pelajar asing. Tidak perlu untuk setengah mati mempersiapkan Bahasa Mandarin merupakan sesuatu yang sangat melegakan bagi banyak orang.

Pada program English-taught, para pendaftar dapat menggunakan baik itu TOEFL atau IELTS untuk mendaftar program yang diinginkan. Untuk TOEFL, setara dengan skor 500 PBT, atau sekitar 61 iBT atau sekitar 173 CBT (link konversi nilai TOEFL PBT, iBT, dan CBT bisa diakses via https://theedge.com.hk/conversion-table-for-toefl-ibt-pbt-cbt-tests/). Sedangkan untuk IELTS yaitu setara dengan skor 6.0. Namun, tentu saja, karena yang mendaftar adalah banyak orang dari segala penjuru dunia, untuk memperbesar peluang kita mendapatkan beasiswa yang kita inginkan, lebih tinggi skor akan memperbesar peluang kita mendapatkan beasiswa tersebut, bukan?

Pada program ini, kita akan sekelas dengan orang-orang asing secara keseluruhan. Namun, jangan harap bahwa kemampuan Bahasa Inggris rekan-rekan kita yang lainnya bagus-bagus semua. Pengalaman pribadi aku mengatakan bahwa kemampuan Bahasa Inggris orang-orang yang datang dari negara-negara lain pun beragam. Ada yang lucu, menggelikan, sampai susah sekali dimengerti, yang membuat kita heran bagaimana dia bisa diterima untuk berkuliah di kampus tersebut. Hehe.

Kalau tadi soal pembagiannya, sekarang mengenai kelebihan dan kekurangannya, apa aja sih?

Chinese-taught

  1. Kelebihan
    1. Kita dapat bersosialisasi secara baik dengan laoshi atau professor yang menjadi pengampu prodi atau mata kuliah kita. Karena bagaimana pun, Tiongkok adalah negara besar, sehingga segenap penduduknya akan merasa lebih senang merespon kita kalau kita berbicara dengan Bahasa mereka, terutama untuk kalangan akademik. Dengan lebih lancarnya kita berkomunikasi dengan supervisor, dosen, profesor, dll, tentu itu akan lebih melancarkan proses studi kita.
    2. Akan sangat terpakai setelah lulus. Tentu saja karena kita lulusan Tiongkok, otomatis ekspektasi orang lain adalah mengenai penguasaan Bahasa Mandarin kita. Dan dengan begitu, ketika kita memutuskan untuk memilih apapun pilihan karir kita paska-kampus, kita akan merasakan betul manfaat dari menguasai Bahasa Mandarin.
  2. Kekurangan
    1. Kita akan lebih sedikit memiliki jaringan pertemanan dari negara-negara lainnya, karena hanya sedikit mungkin tidak ada mahasiswa/i asing lainnya di kelas kita
    2. Terkadang untuk program-program yang Chinese-taught memiliki total tempo studi yang lebih lama dibandingkan dengan yang English-taught. Hal ini merupakan hambatan bagi sebagian orang yang telah dengan betul-betul mempersiapkan masa depan mereka secara matang dari aspek kalkulasi waktu.
    3. Agak sulit untuk mempersiapkan secara matang sehingga mendapatkan beasiswa kategori ini, sehingga rencana-rencana untuk lanjut studi mungkin tertunda atau batal.

English-taught

  1. Kelebihan
    1. Memiliki waktu persiapan yang lebih singkat dibandingkan dengan Chinese-taught.
    2. Kita akan memiliki teman yang berasal dari berbagai macam negara, dengan begitu mungkin jaringan yang kita miliki akan berguna ketika mengurusi keperluan-keperluan yang berhubungan dengan pekerjaan atau paska-kampus lainnya. Namun, itu pun dengan prasyarat apabila kita bisa mengelola pertemanan dan hubungan dengan orang secara baik.
    3. Memiliki program-program dengan durasi normal, sebagaimana mestinya yang kita ketahui.
  2. Kekurangan
    1. Walaupun kuliah kita akan diajar dalam Bahasa Inggris, namun kehidupan sehari-hari kita di Tiongkok memaksa kita juga untuk bisa berbahasa Mandarin. Ini tentu akan dirasa sulit untuk sebagian orang, terutama untuk menjalani kehidupan sehari-hari di luar lingkungan kampus. Dengan begitu, sesiapa yang berniat untuk mengambil studi lanjutan pada kategori ini, harus dengan sadar siap menerima konsekuensi bahwa:
      1. Mengalami perasaan hampir putus asa karena tidak bisa berkomunikasi secara baik dengan orang-orang lokal atau aktivitas yang dijalani. Bayangkan saja ketika kita ke pasar atau tempat-tempat belanja, rekan-rekan kita yang bisa Mandarin mendapatkan harga barang yang lebih murah dibandingkan dengan kita yang tidak bisa berbahasa Mandarin.
      2. Mengalami perasaan gundah dan bingung karena harus menyediakan waktu-waktu tambahan yang memerlukan disiplin tinggi untuk belajar sendiri Bahasa Mandarin. Dan dengan begitu akan mengetahui bahwa mempelajari Bahasa Mandarin sambil menjalankan perkuliahan S2 atau S3 bukanlah sesuatu yang bagus untuk dijalani.
    2. Kita akan memiliki sedikit sekali jaringan dengan orang-orang Tiongkok. Walaupun ada orang-orang atau pelajar lokal yang masih dapat didekati dengan komunikasi bermodalkan Bahasa Inggris, namun, akan lebih banyak lagi pertemanan dan jaringan yang kita dapat apabila sudah bisa berbahasa Mandarin secara baik.

Jadi, bagaimana menurut kamu? Silahkan disimpulkan sendiri apakah mau ambil Mandarin lempeng, Mandarin santai, atau Bahasa Inggris saja untuk lanjut studi ke Tiongkok?

The future is yours.

🙂

One thought on “Kuliah di Tiongkok English-taught atau Chinese-taught?

Leave a comment