The stories goes way back in 2013.
Salah satu ajang yang dihadiri oleh para pemuda dari perwakilan negara-negara APEC, ada satu lembaga yang berbasis di Beijing fokus pada penyelenggaraan konferensi yang bersifat mengasah keterampilan berorganisasi dalam lingkup APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation).
Otomatis selain berkuliah dengan sebaik-baiknya, banyak kegiatan yang bisa kita isi di sela-sela waktu luang kita. Mengisi waktu-waktu luang dengan kegiatan yang lebih berfaedah niscaya perlu untuk meningkatkan soft-skill yang kita miliki.
Kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Model APEC ini sendiri tak ubahnya seperti aktivitas pada Model UN. Dengan simulasi-simulasi kegiatan yang bertujuan untuk memasyarakatkan lembaga “elit” di kalangan para pemuda/pemudi, para peserta dapat mengetahui bagaimana rasanya berada pada situasi forum internasional berjenjang, yang bertujuan membahas hal-hal yang spesifik terkait dengan lingkup negara-negara di Asia-Pasifik yang terhimpun dalam organisasi APEC.
Tidak hanya mereka yang memiliki latar belakang pendidikan Hubungan Internasional (HI), saya yang datang dari jurusan Bisnis Internasional tidak memiliki hambatan untuk mengikuti kegiatan konferensi-konferensi yang dilaksanakan oleh Model APEC. Sampai-sampai saya mengikutinya 3 kali sesi. Yaitu pada tahun 2013 di Musim Panas (sewaktu Ramadhan), dan 2 kali di tahun 2014.
Banyak hal yang bisa didapatkan selain pertemanan, relasi, ilmu, juga bisa menjadi ajang untuk mengukur seberapa jauh kapasitas kita dalam mengutarakan pendapat, mempertahankan argumen, dan sebagainya. Sehingga dengan demikian asumsi-asumsi yang selama ini kita pikir diri sendiri sudah hebat, ternyata tidak terbukti atau kita jadi bisa mengetahui bahwa di atas langit masih ada langit.
🙂























































