[Seri konten lawas migrasi dari blog silat-tiongkok.tumblr.com]
Ini adalah Masjid Raya Tianjin, begitu sederhananya bila diartikan dalam Bahasa Indonesia. Masjid ini terhitung cukup luas kurang lebih sama besar dengan Masjid Niujie. Masjid ini terletak di Kota Tianjin, kota yang berjarak sekitar 400 km dari Kota Beijing ke arah Tenggara.
Kesan pertama mengunjungi masjid ini adalah kebersihannya yang terjaga. Padahal umumnya di tempat-tempat umum di Tiongkok, karena ramainya orang, kesan pertama yang didapatkan adalah jorok dan kotor. Namun begitulah Islam, mengajarkan kita agar senantiasa menjaga kebersihan yang merupakan sebahagian dari iman seorang muslim.
Dengan pilar-pilar yang menambah kesan kekokohan masjid ini yang sudah berusia juga tidak jauh berbeda dengan Masjid Niujie. Mimbar khatib di dalam masjid sangatlah khas, dipadukan dengan penggunaan warna yang aduhai, siapa yang tidak jatuh cinta pada masjid-masjid di Tiongkok?
Tiongkok memiliki cita rasa desain interior yang sangat oriental, sangat khas Timur, dan dapat dibedakan dari cita rasa di negara-negara lainnya. Perpaduan warna merah yang khas dan warna-warna tanah seperti coklat tua, hitam, hijau tua, menambah kesan yang sangat membumi. Kelir warna emas di setiap kaligrafi dan Hanzi-hanzi yang tertulis di masjid ini menambahkan rasa spesial dari peruntukan masjid yang berfungsi tidak hanya sebagai tempat beribadah tetapi juga sanctuary untuk sejenak menjauhkan diri dari hiruk-pikuk keseharian di luar sana.
Pada umumnya di masjid-masjid besar di Tiongkok memiliki semacam prasasti yang terbuat dari batu marmer/pualam utuh yang diukir sejarah singkat mengenai masjid tersebut. Ini merupakan contoh prasasti yang dimaksud di dalam kompleks Masjid Raya Tianjin.
11/8/14
















