Cina ke Sisi Gelap Bulan, AS Sirik Ga Terima?

Dark Side of the Moon. Apakah sama gelapnya seperti sikap mantan lu terhadap elu? Ha ha ha.

Bukan. Ga ada hubungannya Dark Side of the Moon sama mantan-mantan lu yang segambreng itu. Dark Side of the Moon atau Far Side of the Moon atau Sisi Terjauh Bulan yang selama ini belum dieksplorasi, sudah mulai dieksplorasi oleh Cina. Salah satunya dengan meluncurkan roket Long March 5 pada 3 Mei 2024 lalu, yang membawa wahana antariksa Chang E-6. Cina menjadi satu-satunya negara yang mendaratkan wahana di sana.

Chang E-6 ini punya misi untuk berada di Kutub Selatan Bulan selama 53 hari, yang kemudian akan mengambil sampel, melakukan beberapa penelitian khusus, dan kembali ke Bumi setelah misi nya selesai[1].

Ternyata, tahukah rekan-rekan sekalian, di Dark Side of the Moon itu, Cina menemukan berkas-berkas kasus korupsi yang selama ini sedang diselidiki oleh para aparat dan penegak hukum kita, ada di sana semua.

Hahaha, kalau betulan begitu, Cina udah menang banyak ya punya data sensitif. Kebetulan ada nama-nama biduan yang ikut kena sawer juga ga tuh? Becanda dikit di opening, boleh dong.

Di episode ke 22 Cha Guan yang rilis di Bulan Juli 2022 lalu, gue udah spesifik bahas terkait dengan perbandingan dan pencapaian Cina dengan negara-negara lain yang ada hubungannya dengan space race, alias perlombaan keantariksaan. Jadi, kita ga akan ngulang bahasan dari awal terkait dengan space race antara Cina, Amerika Serikat, Eropa, Rusia, dan lain sebagainya ya.

Di episode ini, gue akan coba mengulas kenapa Cina mau capek-capek untuk investasi milyaran Yuan untuk “sekedar” mendaratkan wahana antariksa nya dan meneliti The Dark Side of the Moon atau sisi gelap bulan.

Menurut pemberitaan Al Jazeera, peluncuran wahana Chang E-6 ke Sisi Gelap Bulan, juga diikuti oleh perwakilan organisasi antariksa dari negara lain seperti Perancis, Italia, Pakistan, dan ESA atau badan keantariksaan Uni Eropa. Mereka “nebeng” wahana Chang E-6, karena memang sampai saat ini belum ada pihak yang berhasil mendaratkan wahana, robot, atau apapun itu ke sisi bulan yang tidak pernah terlihat.

Temen-temen sadar ga sih, kalau kita lihat gambar bulan, atau coba foto bulan misalnya saban waktu purnama, itu pasti ya bagian itu-itu aja ya. Gue bukan orang astronomi, tapi, sederhana nya, kalo kita lihat beberapa sumber, sebetulnya bukan bulan nya yang ga berotasi, tapi memang kita ga bisa lihat bulan dalam kondisi full moon atau purnama terus kan. Sehingga, kalo lagi awal atau akhir bulan tentu kita ga bisa lihat banyak bagian bulan, karena umumnya hanya berbentuk sabit, kan? Bulan purnama juga bisa kita lihat hanya di tanggal ke 14 dan 15 menurut kalender lunar. Bulan sendiri, dari berbagai sumber, berotasi dengan sumbu axis nya sendiri selama 28 hari untuk 1 rotasi penuh[2].

Tapi intinya begitu lah ya. Jadi, kita betul-betul jarang kan bisa melihat bagian terjauh bulan, dan oleh karena itu, Cina punya inisiatif untuk meneliti duluan, dengan mengajak negara-negara lain untuk sewa atau “beli slot” di wahana mereka.

Kalau AS sih, jangan ditanya ya, julid nya setengah mati lah sama Cina untuk berbagai macam hal. Masih menurut pemberitaan yang sama, kalau misalnya NASA nya AS mau bekerja sama dengan CNSA atau China National Space Administration, itu harus ada persetujuan Kongres AS. Ya terserah mereka aja lah ya, ribet-ribet sendiri deh.

Setelah lebih dulu Cina meluncurkan berbagai macam modul untuk menggantikan international space station atau ISS yang harusnya akan pensiun di tahun 2030, karena memang usia pakai nya yang sudah tua, Cina sudah melihat peluang itu. Dengan stasiun luar angkasa AS yang akan pensiun, Cina melihat bahwa kalo gue bisa bikin kontrakan di luar angkasa, pasti cakep deh. Gampang nya gitu.

Nah, Cina pertama kali meluncurkan modul stasiun luar angkasa yang mereka namakan Tian Gong atau yang bisa diartikan Istana Langit, mereka sudah meluncurkan di tahun 2021 lalu[3]. Sampai saat ini sudah ada 3 modul yang sudah diluncurkan dan perlahan tapi pasti, nanti akan menyusun stasiun luar angkasa Tian Gong secara komplit.

Nah, hubungannya sama kontrakan, ya memang seperti itu. Dengan ISS akan pensiun, bisa dibilang ga banyak negara yang punya duit yang bisa dibakar untuk keperluan urusan perlombaan antariksa ini, kan? Cina mikirnya, dengan dia bikin stasiun luar angkasa, nanti dia bisa menawarkan termasuk ke Rusia, ke negara-negara Eropa, Timur Tengah, termasuk kita ASEAN untuk “ngontrak” di Tian Gong itu. Tentu yang akan dilakukan oleh para astronot, kosmonot, taikonot, itu menjadi agenda masing-masing negara ya. Cina sih pragmatis aja, yang penting mereka bayar. Hehehe.

Sama seperti tujuan pendaratan di Dark Side of the Moon tadi, Cina juga sedang coba nih untuk bikin stasiun penelitian antariksa di bulan. Program ini lagi dikembangkan dengan Rusia. Bisa jadi kalau punya stasiun penelitian di bulan, ya dia bakal bikin kontrakan betulan, yang bisa dihuni sama manusia dalam jangka waktu yang panjang, dan manusia bisa hidup di bulan untuk jangka waktu yang lama, kayak di film-film.

Kalau aktivitas Cina yang berhubungan dengan Mars, itu juga sudah dilakukan. Pada Bulan Juli 2020 lalu, Cina meluncurkan wahana yang bernama Zhu Rong ke orbit Planet Mars. Lalu, baru bisa mendarat di Mars pada Mei 2021. Kemudian melaksanakan berbagai macam misi penjelajahan dengan total jarak yang sudah dijelajahi yaitu sekitar 1.921 kilometer[4]. Wahana Zhu Rong sudah tidak dapat diakses dan diaktivasi lagi karena kendala cuaca dan kondisi alam di Planet Mars yang belum lengkap dipelajari. Akhirnya pada April 2023 lalu, misi Zhu Rong di Mars dianggap sudah selesai.

Ya memang, misi penelitian dan pendaratan di Mars dengan bantuan wahana yang berbentuk robot beroda, juga sudah dilakukan oleh AS. Wahana-wahana yang sudah nonaktif seperti yang bernama Opportunity, Spirit, Sojourne. Atau yang masih aktif seperti Curiosity dan Perseverance, juga masih aktif untuk ngambil sampel, meneliti kandungan mineral, dan berbagai macam hal di Mars[5].

Kalau kata urang awak, sadonyo UUP, Ujuang-ujuang nyo Piti, ujung-ujung nya duit!

Betapa tidak, menurut laman Planetary dot ORG, misalnya proyek Apollo nya AS dalam kurun waktu 1960 – 1973, dengan sudah disesuaikan nilai inflasi, biaya yang dihabiskan selama 13 tahun itu adalah 280 milyar USD, atau kira-kira 21,5 milyar USD per tahun[6]. Jumlah yang luar biasa itu juga tentu karena ada manusia nya yang dikirimkan ke luar angkasa, sehingga aspek dan spek keselamatan nya juga perlu sangat diperhatikan, yang membuat ongkos project Apollo kemaren bisa se fantastis itu.

Masih dari web yang sama, misalnya estimasi biaya misi ke Planet Mars, dengan hanya mengirimkan rover atau wahana, dan ga ada manusia nya, bisa memakan sebesar 1 milyar USD untuk project yang diestimasi memakan waktu 15 tahun[7]. Yang artinya memakan biaya 66 juta USD per tahun, dan itu ga ada manusia nya di situ ya. Ibaratnya ya misalnya rover atau wahana Zhu Rong Cina yang terpaksa ditinggalkan di Mars karena kendala cuaca dan instrumennya rusak, ya uang segitu bisa dibilang “ga balik”.

Cina sendiri sih memang tidak merilis biaya peluncuran roket Long March 5 dan biaya pendaratan wahana Chang E-6. Tapi, kita juga bisa lihat dari berapa anggaran yang dipatok atau telah dihabiskan.

Sebagai perbandingan, menurut laman Statista, AS menghabiskan sebesar 73,2 milyar USD untuk program keantariksaan di tahun 2023. Jumlah tersebut meningkat jauh dibanding dengan yang mereka habiskan untuk program antariksa di tahun 2022 yang menghabiskan sekitar 62 milyar USD. Artinya, AS sendiri di tahun 2024 ini bisa dibilang terestimasi mengeluarkan budget sebesar 84 milyar USD[8].

Peringkat ke 2 negara terbesar menghabiskan anggaran untuk program keantariksaan adalah Cina. Itu pun hanya di angka 14,15 milyar USD di tahun 2023 kemarin. Ada gap sebesar 59 milyar USD jika dibandingkan dengan duit yang dikeluarkan pemerintah AS di tahun yang sama.

Menariknya peringkat ke 3 ada Jepang yang menghabiskan sebesar 4,65 milyar USD, disusul Perancis 3,47 milyar USD di tahun 2023.

Rusia kemana Rusia? Ya mungkin karena masih ada masalah di Bumi, jadi budget program keantariksaan nya masih di-hold dulu budget nya. Masih dari Statista, Rusia yang menempati urutan ke 5 besar, hanya menghabiskan 3,41 milyar USD di tahun 2023.

Itu tadi soal duit yang dikeluarkan. Nah, cuan nya gimana nih?

Menurut laman ESA atau European Space Agency, memang di bulan sendiri banyak terdapat kandungan yang disebut dengan Helium-3[9]. Kira-kira Helium-3 memiliki fungsi sebagai bahan utama untuk fusi nuklir, yang mana dianggap lebih ramah lingkungan dari bahan-bahan atau materi fusi nuklir yang selama ini dipakai. Atau yang paling mudah ditemukan, pemanfaatan Helium-3 ini sebagai material gas yang dipakai untuk mesin-mesin MRI atau Magnetic Resonance Imaging, seperti yang bisa kita temukan di rumah-rumah sakit.

Di Bumi sendiri bukannya ga ada Helium-3 ini, tapi karena cadangannya sangat sedikit, maka harga per liter gas Helium-3 itu sangatlah mahal. Salah satu abstrak jurnal di laman Research Gate, kalau kita browsing, mengestimasi harga gas Helium-3 adalah sekitar 2750 USD[10] atau sekitar Rp 44 juta per liter nya. Merupakan tantangan dan investasi yang sangat besar untuk mencari deposit Helium-3 di alam di perut bumi.

Menurut laman El Páis dotcom, estimasi kandungan Helium-3 di bulan ada sebanyak 3 juta ton[11]. Kalau besaran kebutuhan pasar Helium-3 ada sekitar 378 juta USD di tahun 2022, maka angka tersebut diprediksi akan naik nilai nya sebesar 9% per tahun. Itu kalau menurut laman Yahoo Finance, ulasan Januari 2024 lalu[12]. Masih dari Yahoo Finance, besaran pangsa pasar Helium-3 itu akan mencapai 888 juta USD pada tahun 2032.

Maka ga heran, melihat artikel yang ditulis di The Washington Post, bulan Maret 2024 kemarin, salah satu perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos, pendiri Amazon, memiliki visi untuk menambang Helium-3 secara komersil di bulan[13]. Nama perusahaannya adalah Interlune, baru didirikan pada tahun 2020 lalu. Sebagai pengingat, Jeff Bezos pada tahun 2000 juga mendirikan perusahaan peluncuran roket sendiri yang bernama Blue Origin. Jeff Bezos juga merupakan pemilik dari The Washington Post sejak tahun 2013 lalu.

Jadi, dia punya roketnya, seperti Elon Musk dengan Space X nya, lalu dia punya perusahaan tambang nya, Interlune tadi. Bezos akan memulai aktivitas eksplorasi tambang Helium-3 pada tahun 2026.

Belum lagi, hanya di permukaan nya saja, bulan menyimpan banyak kandungan logam dan mineral. Logam tersebut seperti besi, titanium, alumunium, silika, kalsium, dan magnesium[14]. Dengan adanya kandungan logam dan mineral tersebut di bulan, impian untuk manusia bisa memiliki tempat tinggal di bulan, juga semakin dekat. Misalnya penggunaan material-material tadi setelah melewati proses kimia atau elektrolisis, dapat menghasilkan oksigen dan hidrogen. Atau pasir bulan yang mengandung silika yang besar, bisa menjadi bahan baku pembuatan kaca. Pasir bulan nya sendiri pun juga bisa dibuat semacam beton. Banyak yang menilai, kalau bahan-bahan atau mineral yang selama ini dapat mendukung segenap aktivitas manusia di bumi, maka akan dengan sangat mudah manusia menyesuaikan kehidupannya di bulan.

Belum lagi soal kandungan logam jarang atau yang disebut Rare Earth, yang juga dikabarkan banyak deposit nya di bulan. Logam jarang ini sebetulnya ga jarang-jarang banget di Bumi. Cina dan AS sendiri memiliki deposit yang besar dari material yang banyak dipakai untuk industri elektronik terutama handphone, dan tentu untuk kendaraan tenaga baterai.

Jadi, silahkan ya rekan-rekan coba browsing lagi. Kan tadi sudah tuh harga Helium-3 per liter berapa. Tinggal cari harga bahan-bahan logam dan mineral yang tadi kesebut, untuk kemudian dikalkulasikan per kg nya, per ton nya, dll dsb bisa cuan berapa itu Cina dari bulan?

Kalau menurut pemberitaan di koran Kompas 5 Juni kemarin, ada 2 paragraf akhir yang ditulis bahwa AS memperingatkan dunia bahwa tujuan Cina mengeksplorasi bulan adalah untuk tujuan militer dan menancapkan dominasi mereka di luar angkasa. Militernya ga sepakat, tapi kalo dominasinya, lah emang elu juga gelontorin dana 5 kali lipat lebih besar dari dana keantariksaan Cina, apakah bukan karena juga ingin mendominasi. Pft, bisa aja emang Uncle Sam ini.

Ya kalau mengarah ke tujuan-tujuan militer, itu tentu harus dikaji lagi. Tapi Cina tau betul, memanfaatkan yang dinamakan first-mover advantage ke Dark Side of the Moon, sehingga nanti kalau ada pihak atau negara lain yang mengikuti mereka, mereka yang punya semacam kontrol atas wilayah yang sudah lebih dulu ditempati.

Justru AS yang sudah siap-siap untuk memiliterisasi luar angkasa dan bulan, dengan mendirikan cabang militer baru yaitu Space Force alias Angkatan Luar Angkasa sejak tahun 2019 lalu. Cina sampai saat ini ga punya Angkatan Luar Angkasa.

Cina mah, ya kita tau sendiri, mindset nya dagang, dagang, dan dagang. Ya kecuali kalo diajak perang, siapa sih yang ga terprovokasi, pada akhirnya.

Nah, gimana nih kira-kira untuk Indonesia. Apa kita masih jadi penonton aja ya kayaknya melihat hiruk-pikuk perlombaan antariksa? Ya mudah-mudahan kedepannya Indonesia bisa lebih meluncuuuuurrrr soal teknologi antariksa. Kita doakan saja ya.

Cuman, nanti ada yang ngeledek, alah, Cina baru bisa sampe bulan, kita aja udah sering belanja ke Matahari.

Ya gimana ya. Sip deh, no debat kalo begitu.

Neil Armstrong beli mobil baru

Naik mobil ke pasar beli jambu

Perlombaan antariksa sudah makin seru

Tapi kok kita masih pake baling-baling bambu?


[1] https://www.aljazeera.com/news/2024/5/3/china-launches-change-6-probe-to-study-dark-side-of-the-moon

[2] https://www.youtube.com/watch?v=qdOHRttkKLE

[3] https://en.wikipedia.org/wiki/Tiangong_space_station

[4] https://en.wikipedia.org/wiki/Zhurong_(rover)

[5] https://en.wikipedia.org/wiki/Mars_rover

[6] https://www.planetary.org/space-policy/cost-of-apollo

[7] https://www.planetary.org/space-policy/cost-of-the-mars-exploration-rovers

[8] https://www.statista.com/statistics/745717/global-governmental-spending-on-space-programs-leading-countries

[9] https://www.esa.int/Enabling_Support/Preparing_for_the_Future/Space_for_Earth/Energy/Helium-3_mining_on_the_lunar_surface

[10] https://www.researchgate.net/publication/355430782_Separation_of_3He_Isotope_from_Liquid_Helium_with_the_Use_of_Entropy_Filter_Composed_of_Carbon_Nanotubes

[11] https://english.elpais.com/science-tech/2024-05-12/helium-3-mining-the-fuel-of-the-future-on-the-moon.html

[12] https://finance.yahoo.com/news/helium-3-market-size-worth-124400105.html

[13] https://www.washingtonpost.com/technology/2024/03/13/moon-mining-plans-interlune/

[14] https://www.youtube.com/watch?v=q8aqVh-LJYA

Leave a comment