Sebelum pada akhirnya Jack Ma dikabarkan diculik lah, dikurung lah, dipenjara lah, ia sempat bikin sebuah film yang berjudul 功守道 Gong Shou Dao dalam Bahasa Mandarin, tapi kalau di Bahasa Inggris, jadi ‘On That Night, While We Dream’. Film indie 22 menit yang dia bikin bersama-sama Jet Li, Donny Yen, Jacky Wu, Tony Jaa dan lain-lain entah bermaksud untuk menaikkan pamor pribadi Jack Ma secara pribadi atau seperti apa. Film yang rilis pada November 2017 mengangkat soal Jack Ma yang seorang master Taichi, melawan beberapa Master lainnya yang juga diperankan oleh praktisi bela diri layar lebar asal Cina dan Hongkong lainnya.
Untuk yang penasaran, kita bisa liat film Gong Shou Dao ini di YouTube[1]. Monggo searching sendiri ya.
Jack Ma bikin film ini beberapa tahun sebelum iya diisukan diapa-apakan oleh Pemerintah Cina, yang padahal dia “hanya dimiskinkan”. Tapi ya, semiskin-miskin nya Jack Ma, tetep aja tongkrongannya masih kelas elit, ya ga?
Paling tidak ada sekitar 20 an judul buku kalau kita search nama Jack Ma, misalnya di laman Gramedia dotcom[2]. Sebenernya agak “ga enak” juga ya jadi orang kaya atau orang sukses. Lha, itu yang nulis buku-buku tokoh global, baik itu yang ada di dunia bisnis, politik, humaniora dll, itu apakah bayar royalti ke person yang ditulis di buku tersebut?
Tapi ya, kalo Jack Ma sih, enak-enak aja ya dia. Ga bakal ngejar royalti dari buku-buku yang mengulas soal dirinya, masih sugih.
Jack Ma ini memang sosok yang cukup unik ya. Dulunya dia adalah guru Bahasa Inggris, kemudian menjadi seorang penerjemah, lalu kemudian menggagas ide gila untuk bikin China Yellow Pages, berjualan online, dan lain sebagainya. Bahkan dia sempat dibilang bodoh, meracau, mimpinya kejauhan dll karena mencoba berjualan komoditas dan produk dari Cina secara online, yang pada waktu itu banyak orang masih ga paham soal olshop. Maka dari situ lah dia menjadi pionir dengan merek Alibaba nya.
Jack Ma sebetulnya memiliki nasib yang cukup baik, asalkan dia ga colo-colo mau kritik pemerintahnya sendiri.
Pemerintah Cina sebetulnya, menurut gue, bukannya ga bisa dikritik. Tapi, caranya musti dilihat-lihat juga. Apalagi soal orang seperti Jack Ma yang sempat mengkritik regulasi soal sistem perbankan negara Cina di suatu forum terbuka di Shanghai pada 2020 lalu. Sebetulnya, kalau di Indonesia, tentu apa yang dikatakan Jack Ma bukanlah suatu yang “dilarang” atau seperti apa. Hanya saja, memang ibarat buang sampah, apa yang dilakukan oleh Jack Ma tidak pada tempatnya.
Jack Ma sempat kena semprit Pemerintah Cina, lantaran dia sebetulnya ingin memberikan alternatif solusi, tetapi dengan cara American style. Di Cina memang tidak ada yang disebut First Amendment atau kebebasan berbicara, berekspresi, dan berserikat seperti di Amerika. Cuma, kita bisa bayangkan sebetulnya, betapa mudahnya orang seperti Jack Ma, kalau dia mau, dia tinggal janjian aja sama para petinggi PKC dan Gubernur Bank Sentral Cina untuk kasih saran dan alternatif solusi.
Mungkin pada waktu itu, karena salah satu dari kreasi Jack Ma adalah Ant Group, alias grup semut, ia mengkhususkan Ant Group itu memang menjadi ujung tombak dari platform pelayanan finansial yang kemudian bisa dioperasikan secara global. Ant Group juga memiliki anak-anak perusahaan seperti Alipay, Ant Insurance, Ant Finance, Zhima Credit, dan lain sebagainya[3].
Melalui jaringan partner globalnya, layanan Ant Group dapat diakses di hampir semua negara ASEAN, Korea Selatan, India, Bangladesh, hingga Afrika Selatan. Pada tahun 2019 lalu, pendapatan Ant Group secara keseluruhan adalah sebesar 120 milyar Yuan, tinggal kita kalikan saja sekitar Rp 2200, kira-kira sudah berapa. Namun, karena balada yang dibuat-buat sendiri oleh Jack Ma, menurut Reuters, di akhir kuarter tahun 2023 lalu, pendapatan dari Ant Group hanya berkisar 7,87 milyar Yuan saja[4].
Menurut pemberitaan CNN, Jack Ma sendiri sewaktu tahun 2019 – 2020 sempat bertengger sebagai orang terkaya di Cina. Dengan total kekayaan sebesar 61,2 milyar USD, namun pada tahun 2023 nilai kekayaan dia hilang setengah jadi hanya sekitar 30 milyar USD[5]. Ya sebetulnya masih sugih juga sih ya.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh Jack Ma untuk menghindari kerusakan atau resiko kolateral antara dirinya yang flamboyan dan pengen eksposure dengan legitimasi entitas bisnisnya, Jack Ma memutuskan untuk mundur dari pimpinan Ant Group di Januari 2023, dan memecah struktur bisnis Alibaba Group menjadi 6 entitas terpisah.
Ya hal itu juga dia lakukan mungkin setelah menghabiskan 1 juta USD untuk berkonsultasi dengan pakar bisnis, pasar modal, dan hukum bisnis global. Perlu pertimbangan yang sangat matang untuk mengambil keputusan-keputusan seperti itu. Alibaba merupakan salah satu dari banyak entitas bisnis global yang istilahnya ‘too big to fail’.
Walhasil, saat ini, menurut Forbes dotcom[6] orang terkaya di Cina adalah Zhong Shanshan, pemilik bisnis air mineral Nongfu Group dengan nilai kekayaan sebesar 60 milyar USD. Kemudian disusul oleh pemilik dari ByteDance, yaitu parent company dari TikTok. Kemudian disusul oleh pemilik dari App Pinduoduo, disusul lagi oleh pemilik Tencent. Dan kemudian Jack Ma harus legowo menerima posisi ke 7 sebagai orang terkaya di Cina sana.
Sama seperti alasan kenapa dia membuat film Gong Shou Dao di tahun 2017, Jack Ma dikabarkan wara-wiri selama beberapa tahun setelah kena setrap Pemerintah Cina antara lain ke Jepang, Thailand, Singapura, dan Australia[7].
Sanksi yang dikenakan oleh Pemerintah Cina ga main-main pada waktu itu. Ia dan entitas grup nya dikenakan sanksi sebesar hampir 1 milyar USD dengan alasan antitrust dan monopoli pasar[8]. Sebetulnya sanksi yang dikenakan kepada Jack Ma bisa dibilang agak konyol. Konyol dalam pengertian, bahwa setau gue, di Cina sana mereka menganut yang disebut dengan Nanny State, yaitu peran negara sangat besar untuk menumbuhkan dan merawat khususon para entitas bisnis yang ada, sehingga mereka bisa tumbuh sebagai perusahaan yang sehat, dan bisa membantu ekonomi negara sendiri juga.
Konyol dalam pengertian bahwa ya memang di Cina ada semacam kanalisasi peran terutama dalam pengertian bisnis, supaya para raksasa bisnis yang tadinya hanya kecambah toge, tidak saling sikut duluan. Dengan kanalisasi sektor dan produk yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan konglomerasi, niscaya ada persaingan yang cukup sehat, dan filosofi ‘tumbuh bersama’ betul-betul bisa dijalankan di sektor bisnis. Ya bisa dibilang, alasan yang dikenakan oleh Pemerintah Cina ke Jack Ma itu alasan yang dicari-cari, lah wong memang sudah diatur dengan kanalisasi tadi.
Ditambah lagi, ketika awal-awal internet masuk ke Cina, Pemerintah Cina juga masih bingung sebetulnya apa manfaat dari internet ini. Hingga kemudian Jack Ma dan para kolega nya, yang karena sudah duluan membuat Yellow Pages versi Cina, mendirikan Alibaba Group di tahun 1999. Dengan ditandainya era perdagangan lintas negara, Pemerintah Cina sendiri menjadi tercerahkan fungsi dan cara main internet itu seperti apa. Lalu kemudian Pemerintah Cina sadar bahwa infrastruktur teknologi merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menunjang perdagangan lintas batas dan internet economy. Dan pada akhirnya Cina memang kuat nya dari situ kan?
Lantas, pertanyaannya, nikmat apakah yang ingin Jack Ma dustakan dari segelimang pembinaan dan fasilitasi yang dilakukan oleh pemerintahnya? Pemerintah Cina kemudian tentu bukan tanpa alasan kalau sakit hati akibat kritik terbuka di sebuah forum yang dilakukan oleh Jack Ma. Kasarnya “gue ini udah ngegedein elu dari masih orok, kok lu ga berbakti sama gue”. Eh, kalo soal itu kayaknya di Wakanda juga banyak ya? Hahaha.
Gue sendiri juga ga yakin sih, kalau Jack Ma mengadu nasib ke AS misalnya, bisa sesukses ini. Karena landscape “kesuksesan” para pengusaha dan taipan asal Cina bisa dibilang ya sedikit banyak memang karena besarnya fasilitasi, insentif, dan beragam regulasi yang memudahkan bagi kalangan bisnis di sana untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga, banyak negara-negara di Eropa dan Barat pada umumnya melihat murahnya produk-produk Cina akibat adanya kebijakan dumping, padahal mungkin tidak seperti itu ya detilnya.
Jack Ma juga punya keunikannya sendiri. Misalnya saja ia hobi untuk memberikan nama entitas bisnisnya dengan dihubung-hubungkan dengan karakter hewan[9]. Selain Ant Group tadi, misalnya marketplace online Tmall atau 天猫 diasosiasikan dan punya maskot seekor kucing hitam. Lalu misalnya supermarket segar yang diberi nama 盒马 yang punya homofon dan homograf dengan Bahasa Mandarin nya kuda nil, juga memiliki maskot kuda nil berwarna biru. Atau misalnya 菜鸟 Cainiao yang bermaskot burung untuk menjadi simbolisasi bisnis logistik nya. Kemudian ada 飞猪 Feizhu yang bisa langsung diterjemahkan sebagai Babi Terbang yang merupakan entitas bisnis travel agent Alibaba Group yang sudah barang tentu diasosiasikan dengan hewan ayam kaki empat. Atau juga misalnya maskot bisnis pengantaran makanan yang dipunya Jack Ma 饿了么 E Le Me, memiliki maskot anjing Shiba Inu.
Secara marketing, dengan penamaan dan pemilihan maskot-maskot entitas bisnisnya, Jack Ma sebetulnya paham kira-kira marketing yang catchy itu seperti apa.
Namun, sayangnya memang di Cina sana ada tembok tak terlihat antara dunia bisnis dan dunia politik, politik dalam arti pengelolaan negara. Tidak bisa seorang pebisnis kaya raya di Cina ujug-ujug menjadi pengurus partai politik misalnya, atau mengikuti pemilihan kepala daerah di Cina, tanpa mengikuti jenjang karir sebagai anggota partai PKC sedari awal. Ya mungkin kalau menjadi anggota PKC bisa-bisa saja, tapi tidak bisa kemudian langsung mencampuri urusan governance.
Kira-kira hikmah apa ya yang didapatkan oleh Jack Ma dari pahitnya pelajaran dari yang ia terima kemarin itu? Apakah misalnya nanti dia akan bersemedi di Gunung Huangshan dan menjadi seorang Shaolin? Kita tunggu saja ya kejutan-kejutan berikutnya dari seorang Jack Ma.
Mas Joko berangkat ke kantor nya
Untuk mencari sesuap nasi
Bukan Jack Ma namanya
Kalau tidak sering bikin sensasi
[1] https://www.youtube.com/@gongshoudaofilm9624/videos
[2] https://www.gramedia.com/search?q=jack%20ma&page=1
[3] https://en.wikipedia.org/wiki/Ant_Group
[4] https://www.reuters.com/technology/ant-group-profit-down-19-787-bln-yuan-2024-05-14/
[5] https://edition.cnn.com/2023/07/12/business/china-jack-ma-wealth-drop-intl-hnk/index.html
[6] https://www.forbes.com/lists/china-billionaires/
[7] https://www.marketplace.org/2023/04/24/global-investors-ask-wheres-jack-ma/
[8] https://edition.cnn.com/2023/07/12/business/china-jack-ma-wealth-drop-intl-hnk/index.html
[9] https://chozan.co/blog/inside-the-alibaba-ecosysytem-and-the-alibaba-zoo/