Kolaborasi Tidak Sama dengan Cuan

Secara kultur sebetulnya Indonesia memiliki kekhasan keguyuban atau kebersamaan yang mungkin jarang ditemukan di negara-negara lain. Tentu dengan kemiripan adat istiadat Bangsa-bangsa di Asia Tenggara, mungkin hanya seluas itu lah ciri khas keguyuban dapat ditemukan. Tapi, bisa kita lihat juga memang di negara-negara lain dengan kebudayaan indigenous lain seperti di Afrika, Amerika Latin atau di negara-negara lainnya, mungkin juga mereka memiliki definisi guyub nya sendiri. Continue reading “Kolaborasi Tidak Sama dengan Cuan”

Jangan Jadi Bapak Milenial Brengsek

Yes. Intisari dari tulisan ini sudah sangat gamblang saya taruh di judul.

Tadinya saya mau tulis ‘Menjadi Seorang Ayah Tak Perlu di-Glorifikasi’, karena ini menyambung tulisan saya yang sebelumnya terkait dengan ‘Pernikahan Tidak Perlu di-Glorifikasi’. Kenapa saya seneng banget untuk menuliskan tidak perlu diglorifikasi? Karena ya kita lihat saja fenomena yang ada, semakin melekatnya media sosial di kehidupan, semakin segala sesuatu harus dengan perayaan-perayaan. Perayaan di sini bukan cuma sekedar soal bahwa ada pesta benerannya, atau ada “shower-shower” nya soal apapun itu. Tapi juga hal-hal yang terkait dengan mengekspos “achievements” yang sebetulnya ‘yaudah lah ya, ga perlu diposting juga’. Continue reading “Jangan Jadi Bapak Milenial Brengsek”

Presidensi G20, Penguasaan Teknologi, dan Diplomasi Indonesia

Pada 1 Desember 2021, Presiden Jokowi beserta jajarannya melaksanakan perhelatan seremoni Presidensi G20 yang pada periode ini dipegang oleh Indonesia, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kota Roma, Italia. Presidensi G20 tentu akan membawa banyak peluang untuk Indonesia, khususnya setelah Indonesia selesai melaksanakan perhelatan kompetisi internasional WSBK Mandalika pada pertengahan November 2021 silam, dan akan melaksanakan perhelatan kompetisi MotoGP pada Maret 2022. Pelaksanaan kegiatan internasional baik itu yang berbentuk kompetisi olahraga atau pertemuan-pertemuan tingkat tinggi khususnya G20, tentu akan membawa berkah tersendiri. Terutama lokasi pertemuan puncak (Summit) akan diadakan di Bali. Seperti yang Presiden Jokowi sampaikan pada penutupan G20 di Roma lalu. Continue reading “Presidensi G20, Penguasaan Teknologi, dan Diplomasi Indonesia”

Kenapa Harus Pindah Ibu Kota Negara?

Padahal, mungkin kalau didiskusikan secara lebih komprehensif, dalam pandangan pembangunan nasional dalam negeri, bukan itu permasalahan mendasarnya. Banyak informasi terkait dengan pendapat pro pemindahan Ibukota dari DKI Jakarta ke (DKI) Penajam. Terutama terkait pemerataan pembangunan, percepatan infrastruktur di daerah Timur, soal letak lokasi yang ada di “tengah”, dan lain sebagainya. Namun, IMHO hal yang mendasar dari kesuksesan pembangunan adalah terkait jaminan dari Good Governance and Clean Government yang agaknya masih sukar menjadi persepsi umum di masyarakat terhadap pengejawantahan kebijakan maupun performa kalangan birokrasi di Indonesia. Continue reading “Kenapa Harus Pindah Ibu Kota Negara?”

Bagaimana Caranya Keluar dari Comfort Zone?

Ini sebetulnya yang agak rumit ya.

Bagaimana caranya kita tau bahwa kita sedang berada di comfort zone?

Maksudnya, at some point, kita sudah berusaha selama ini, ditambah pandemi pula, ye kan? Nah, kondisi saat ini yang kita nilai sebagai sesuatu yang baik-baik saja itu, apakah jangan-jangan juga telah membentuk zona nyaman baru? Continue reading “Bagaimana Caranya Keluar dari Comfort Zone?”

Menjadi Seorang Entrepreneur, Pilihan atau Takdir?

Tentu pilihan.

Kalau kita menganggap bahwa menjadi seorang entrepreneur, dokter, pilot, astronot, ahli bionuklir, dll dsb itu adalah sebuah takdir, berarti ente masih keder soal definisi takdir itu. Continue reading “Menjadi Seorang Entrepreneur, Pilihan atau Takdir?”

Berkarya lah Sesuatu

Bukan, ini bukan seruan untuk menjadi kader atau simpatisan Partai Berkarya besutan Tommy Soeharto. Walaupun memang partai tersebut memilih nama yang mau engga mau di banyak kesempatan pasti sering kesebut. Tapi blog ini tidak membahas soal itu.

Tak terasa sudah masuk PPKM Level berapa ya? Nampaknya sudah terlihat “membaik” situasi C19 ini. Apa engga?

Katanya kalau musim politik 2024 sudah dekat, pandemi akan hilang dengan sendirinya. Betul atau betul? Continue reading “Berkarya lah Sesuatu”

Bagaimana Kalau ada Pandemi ke 2?

Pandemi saat ini selain hal-hal yang berkaitan dengan kesedihan, rasa pilu yang mendalam, dan semua hal yang berkaitan dengan maut, tentu banyak sekali memberikan pelajaran kepada manusia akan banyak hal.

Agak amsyong kalau pada misalnya 10 tahun lagi atau 20 tahun lagi, yang mana saat kita masih hidup, ada pandemi virus atau bakteri lainnya yang kita tidak tau bisa-bisa muncul. Continue reading “Bagaimana Kalau ada Pandemi ke 2?”

Kenapa Ranking Kampus Tidak Penting di Cina?

Buat kamu yang penasaran dengan sistem pendidikan di Cina beserta seluk-beluknya, juga sedang mencari-cari tau kira-kira kampus apa yang paling bagus di Cina. Atau sedang kepo aja soal kampus-kampus di Cina, bungkusss!

Pertama-tama, kita juga harus tau dulu bagaimana rating dari kampus/universitas itu disusun. Ada perspektif subjektif nya, ada objektif nya.

Kita coba bahas yang subjektifnya dulu ya.

Pertama, karena pemeringkatan kampus/institusi pendidikan atau produk ritel sekalipun, memiliki sisi lain yaitu sebagai alat marketing/pemasaran sebuah produk. Tentu peringkat-peringkat tinggi dari suatu produk/jasa yang ditampilkan akan memiliki penerimaan paling tidak kesan yang baik oleh para konsumen atau calon konsumen. Pendidikan tidak ubahnya seperti produk-produk ritel, tentu memiliki kepentingan untuk menyuarakan keluar bahwa produk yang dimiliki oleh suatu institusi tersebut berkualitas. Continue reading “Kenapa Ranking Kampus Tidak Penting di Cina?”

Kenapa Saya Masih Menyebut Cina?

Alasannya sederhana.

Pertama, keputusan untuk perubahan dari kata ‘Cina’ atau ‘China’ menjadi Tiongkok di Bahasa Indonesia, itu adalah alasan politis. Alasan politis yang baik tentunya. Pada waktu itu keputusan diteken oleh Presiden SBY pada Kepres nomor 12 tahun 2014. Selain soal politis, supaya ada terlihat peleburan dan persatuan antara Tionghoa dan non-Tionghoa, serta Pemerintah dan masyarakat Tionghoa, juga hal itu dilakukan sebagai latar belakang psikososial yang sering menjadikan istilah ‘Cina’ sebagai sebutan yang tidak mengenakkan di tataran masyarakat akar rumput (https://nasional.kompas.com/read/2014/03/19/1458446/Presiden.SBY.Ganti.Istilah.China.Menjadi.Tionghoa.) Continue reading “Kenapa Saya Masih Menyebut Cina?”