Berdamai dengan Perkembangan Zaman

Kemarin saya sempat berdiskusi dengan kawan yang juga merupakan alumni PPI Dunia. Lalu, setelah saya tutup Whatsapp call-nya, saya jadi tersadar, sepertinya bagus kalau isi obrolan kami ditulis di blog.

Kawan saya itu lucu, tiba-tiba WA dengan ada tautan tangkapan layar, yang kira-kira isinya beliau diminta untuk memberikan materi di hadapan entah itu mahasiswa atau publik umum, tapi yang jelas arah pembahasannya lebih mengarah kepada bagaimana menghadapi kawan-kawan Gen Z yang pasif dan kurang aktif.

Awalnya saya nyinyir ke kawan saya itu, lah, itu kan Mas nya yang diminta isi materi. Ya kalau saya yang diminta isi materi, saya sudah coba browsing-browsing dan cari-cari materi, kan. Tapi, ya nampaknya kawan saya ini tidak punya banyak waktu untuk melakukan scrapping materi yang dibutuhkan, dan lebih memilih layaknya kuis ‘Who Wants to be a Millionaire’ dengan memilih opsi Call a Friend.

Sekonyong, pembahasan saya mengarah ke bagaimana ada 2 kondisi yang dihadapi, dan itu akan sangat bergantung pada cara mengintervensi nya nanti. Ketika kita sudah bisa mengidentifikasi atau mengkategorisasikan situasi, baru lah saya pikir kita bisa berpikir jernih apa yang harus kita lakukan—seperti pada umumnya menghadapi masalah-masalah lain, tidak hanya perkara Gen Z ini.

Kondisi pertama, tentu sesuai dengan request kawan saya itu. Bahwa bagaimana memberikan materi terhadap audiens Gen Z yang dianggap pasif, kurang bersemangat, tidak aktif dalam memberikan respon di berbagai macam setting. Apakah itu di kelas atau dalam konteks organisasi, mengerjakan tugas kelompok, dan lain sebagainya.

Saya kira tidak demikian, jawab saya.

Maksudnya?

Continue reading “Berdamai dengan Perkembangan Zaman”

Serba-serbi Bekerja di Luar Negeri

 

Sebagai orang yang pernah bekerja di luar negeri, aku akan mencoba untuk membagi pengalaman seputar hal tersebut.

Bekerja di luar negeri mungkin menjadi impian bagi sebagian orang. Terutama bagi kami yang sudah pernah tinggal di luar negeri dalam rangka studi, keinginan pertama yang terbersit di benak adalah untuk bisa bekerja di luar negeri terlebih dahulu. Continue reading “Serba-serbi Bekerja di Luar Negeri”

Karir dan Pekerjaan Selama di Tiongkok/Cina

Awal kedatangan aku ke Tiongkok memang sempat memikirkan bahwa setelah aku lulus dari masa perkuliahan, aku akan melanjutkan perkembangan karir di Tiongkok. Ada banyak perbedaan atau benefit yang kita bisa dapatkan apabila bekerja di luar negeri seperti pada umumnya perspektif yang dimiliki oleh kebanyakan orang. Namun mungkin untuk kesan maupun perspektif yang dimiliki oleh kebanyakan orang mengenai bekerja di Tiongkok bukanlah sesuatu yang umum dan sedikit orang tidak melihat Tiongkok adalah sebagai tujuan melanjutkan pendidikan maupun bekerja. Continue reading “Karir dan Pekerjaan Selama di Tiongkok/Cina”

Faktor-faktor Penarik Bekerja di Tiongkok/Cina

Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih detil, ada baiknya aku menyampaikan hal-hal yang terkait dengan faktor-faktor penarik yang tidak diketahui banyak orang, khususnya di Indonesia, mengenai Tiongkok daratan. Namun sebelumnya aku menyampaikan beberapa hal mengenai faktor penarik ini merupakan hal-hal nyata yang aku alami sendiri selama tinggal dan menjalani kehidupan di Tiongkok. Faktor-faktor penarik yang akan dijelaskan hanya spesifik terkait dengan pekerjaan dan karir. Continue reading “Faktor-faktor Penarik Bekerja di Tiongkok/Cina”

Budaya dan Etos di Lingkungan Pekerjaan di Tiongkok/Cina

Ada baiknya kita juga harus mengetahui karakteristik dari etos kerja dan kebiasaan-kebiasan masyarakat Tiongkok di lingkungan pekerjaan. Hal pertama yang perlu diketahui adalah mengenai cara pandang (mindset) hubungan antara atasan dengan bawahan. Di Tiongkok sendiri (terutama untuk perusahaan-perusahaan lokal) mereka terbiasa dengan menganggap bahwa jarak antara atasan dengan bawahan tidak perlu terlalu dekat. Seperti yang telah coba dianalisis oleh Hofstede, jarak antara pemilik otoritas dengan pegawai/bawahan bisa dikatakan jauh. Hal ini cukup berbeda dengan budaya pekerjaan di perusahaan-perusahaan Barat dimana jarak antara pemiliki otoritas dengan pegawai/bawahan cenderung dekat dan memiliki karakteristik cukup “horizontal”. Continue reading “Budaya dan Etos di Lingkungan Pekerjaan di Tiongkok/Cina”

Proses Rekrutmen Pekerjaan di Tiongkok/Cina

Banyak cara yang digunakan baik oleh orang lokal maupun orang asing untuk mendapatkan pekerjaan di Tiongkok. Dengan kondisi penggunaan internet untuk hampir semua lini aktivitas keseharian, mencari lowongan pekerjaan juga sudah sangat praktis. Umumnya kita perlu untuk menunggu eksibisi-eksibisi yang kita harus pergi ke suatu tempat. Sesaknya penggunaan internet untuk keperluan sehari-hari memungkinkan para pengguna internet di Tiongkok untuk memiliki banyak alternatif untuk penyedia layanan, khususnya situs-situs pencarian pekerjaan. Continue reading “Proses Rekrutmen Pekerjaan di Tiongkok/Cina”

Memulai Pekerjaan di Tiongkok/Cina

Ilustrasi yang bisa aku gambarkan mengenai dunia pekerjaan di Tiongkok mungkin akan sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia. Selain mengenai kemampuan berbahasa Mandarin, hal lain yang kita perlukan untuk mendapatkan pekerjaan di Tiongkok tentu saja masalah kemampuan (skill). Hal ini menjadi penting mengingat bisa dikatakan sangat sedikit perusahaan-perusahaan di Tiongkok yang menawarkan pelatihan-pelatihan untuk pegawai/staf yang baru bergabung dengan suatu perusahaan. Entah dari mana asal-muasal kebiasaan ini, namun ini juga bisa dikarenakan perbedaan yang lumayan mencolok mengenai tupoksi bagian HRD/Personalia di Tiongkok dengan yang terjadi di negara-negara lain. Continue reading “Memulai Pekerjaan di Tiongkok/Cina”