Dunia Startup di Cina

Sejarah startup di Cina

    Konsep startup adalah salah satu yang telah berkembang dari waktu ke waktu, namun prinsip intinya tetap sama: menemukan peluang, mengambil risiko, dan menginvestasikan sumber daya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Meskipun istilah startup sendiri tidak muncul dalam Bahasa Inggris hingga akhir tahun 1970-an. Bentuk paling awal dari sebuah startup adalah bisnis kecil dan lazim pada awal-awal masa di Amerika Serikat. Bisnis kecil sangat penting untuk pertumbuhan negara, karena menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan besar. Salah satu contoh awal startup adalah bisnis percetakan yang dimiliki oleh Benjamin Franklins. Ia seorang pengusaha dan melihat peluang menghasilkan uang dengan mencetak buku, pamphlet, dan surat kabar. Saat kini, startup lebih sering diasosiasikan dengan bisnis berbasis teknologi yang menawarkan produk dan layanan inovatif, dengan tetap dengan prinsip dasar yang berlaku (Faster Capital, 2022). Menurut Martin (2016) terdapat empat gelombang perkembangan startup di Cina:

    Gelombang Pertama

    Startup pertama di Cina diawali pada tahun 1980-an dengan pengusaha yang tidak berpindidikan (hanya memiliki sedikit pendidikan formal) yang memulai bisnis mereka sendiri. CEO Haier Group, Zhang Ruimin tidak berkuliah semenjak Revolusi Budaya yang menutup banyak institusi pendidikan. Menyadari bahwa kualitas barang yang buruk menghambat pertumbuhan perusahaan, dia menunjukkan komitmennya terhadap produk berkualitas tinggi melalui penghancuran 76 kulkas yang rusak pada tahun 1984. Melalui pembentukan Qingdao Haier Group pada tahun 1991 dan reorganisasi sumber daya manusia menjadi 2.000 tim, Haier kini memiliki pangsa terbesar untuk white goods (barang elektronik: kulkas, mesin cuci, dll) dengan pendapatan $32,8 miliar pada tahun 2004.

    Pendiri Ren Zhengfei pensiun dari tantara (People’s Liberation Army) sebelum mendirikan Huawei di Shenzen. Ren terus menanamkan vitalitas, membangun struktur yang baik dalam perusahaannya. Ia juga tidak mementingkan diri sendiri dan hanya memiliki 1,4% saham perusahaan. Dan saat ini Huawei adalah eksportir swasta terbesar Cina dengan dua pertiga dari pendapatannya sebesar $39 miliar dari luar negeri. 

    Continue reading “Dunia Startup di Cina”

    Bikin Blog, Channel YouTube, atau Podcast?

    Dari tiga pilihan itu, masing-masing punya kelebihan atau kekurangan masing-masing. Juga punya detil teknis masing-masing.

    Ini pendapat saya soal apakah bikin blog, YouTube, atau podcast?

    Tapi yang jelas, bottom-line (pada prinsipnya) 3 saluran tersebut sama, yaitu menggunakan medium online. Sehingga, kita juga harus tahu, tujuan kita untuk menulis blog, memiliki channel YouTube, atau channel podcast itu semata-mata untuk menjangkau kalangan audiens yang memang sudah sangat akrab dengan medium online. Oleh karena itu saya membagi analisis 3 saluran tersebut ke dalam bentuk tabel. Continue reading “Bikin Blog, Channel YouTube, atau Podcast?”

    Kenapa Harus Menulis Blog?

    Hitam atau putih aja lah kalau bahas soal yang satu ini. Pendapat saya, harus.

    Menulis blog itu ibarat melatih diri sendiri untuk bisa lebih banyak dan leluasa berpendapat. Tapi bukan sembarang berpendapat atau mencurahkan pikiran kita, bukan? Tentu saja kita harus bisa menggunakan struktur pemikiran, sehingga apa yang kita curahkan bisa lebih baik diterima oleh para audiens. Ya, memang betul, menyampaikan pendapat dengan menulis dan berbicara itu hal yang berbeda, teknik nya pun berbeda. Tapi, bottom-line nya adalah ketika menulis, tulisan-tulisan kita bisa digunakan untuk penyampaian-penyampaian yang sifatnya orasi (berbicara) di waktu-waktu yang akan datang. Continue reading “Kenapa Harus Menulis Blog?”

    Cara Menulis Blog yang Baik

    Kalau saya termasuk orang yang berada pada posisi di mana pengalaman adalah guru terbaik. Dalam bidang apapun, dalam konteks apapun. Terlebih mengenai menulis blog. Jadi, sebenarnya cara menulis blog yang baik itu tidak mesti merujuk pada satu pendapat atau pengalaman orang lain saja, tapi bisa juga pada beberapa atau banyak orang, sehingga dengan begitu kita bisa mengaplikasikannya ke diri sendiri, dan kita bisa menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan-kebutuhan penulisan kita. Jadi, misalkan ada semacam pelatihan atau workshop yang kita ikuti mengenai penulisan blog, jadikan itu salah satu dari sumber masukan/input kepada diri kita. Menurut saya, jangan langsung mengambil kesimpulan dengan cepat. Karena menulis blog tidak ubahnya seperti menulis untuk keperluan-keperluan lainnya, banyak hal yang bisa menjadi input. Continue reading “Cara Menulis Blog yang Baik”

    Latar Belakang Blog dan Penulis

    Latar belakang dari penulisan artikel-artikel di blog ini adalah guna memberikan pandangan langsung yang pernah aku alami selama berada di Tiongkok. Ada tulisan-tulisan yang aku susun ketika aku sedang berada di Tiongkok, ada pula yang aku susun ketika berada di Indonesia. Ulasan-ulasan di blog ini sangatlah bersifat subjektif. Aku pribadi bukanlah peneliti dan praktisi statistik. Sehingga apa yang aku coba sampaikan melalui blog ini bersifat deskriptif dan kualitatif. Continue reading “Latar Belakang Blog dan Penulis”