ASEAN Kawasan Tumpuan

Walaupun ada insiden kesalahan penyebutan nama Presiden Prabowo disebut Jokowi, namun hal tersebut nampaknya tidak mengurangi kekhidmatan pelaksanaan KTT ASEAN ke 47 yang telah selesai dilaksanakan pada 26-28 Oktober 2025 lalu. Hanya saja, memang itu hal yang sangat ceroboh, bisa melakukan kesalahan penyebutan kepala negara. Bayangkan saja kalau yang salah disebut itu misalnya Presiden Putin atau Trump, bisa langsung di-nuklir mungkin rumah panitia acaranya.

Dari beberapa klip media sosial, Prabowo nampak sangat akrab dan sering bersama-sama dengan Dato Seri Anwar Ibrahim. Bahkan beberapa kali membopong beliau untuk menaiki/menuruni tangga. Anwar Ibrahim tentu tidak berani mengelakkan gesture hangat Presiden Prabowo yang bisa dibilang sudah menjadi hopeng beliau sejak lama. Hubungan-hubungan personal–dan kultural–seperti inilah yang paling tidak salah satu nya membuat ASEAN merupakan kawasan yang bisa dibilang menjadi tumpuan, panutan, dan acuan di masa depan.

Continue reading “ASEAN Kawasan Tumpuan”

Berdamai dengan Perkembangan Zaman

Kemarin saya sempat berdiskusi dengan kawan yang juga merupakan alumni PPI Dunia. Lalu, setelah saya tutup Whatsapp call-nya, saya jadi tersadar, sepertinya bagus kalau isi obrolan kami ditulis di blog.

Kawan saya itu lucu, tiba-tiba WA dengan ada tautan tangkapan layar, yang kira-kira isinya beliau diminta untuk memberikan materi di hadapan entah itu mahasiswa atau publik umum, tapi yang jelas arah pembahasannya lebih mengarah kepada bagaimana menghadapi kawan-kawan Gen Z yang pasif dan kurang aktif.

Awalnya saya nyinyir ke kawan saya itu, lah, itu kan Mas nya yang diminta isi materi. Ya kalau saya yang diminta isi materi, saya sudah coba browsing-browsing dan cari-cari materi, kan. Tapi, ya nampaknya kawan saya ini tidak punya banyak waktu untuk melakukan scrapping materi yang dibutuhkan, dan lebih memilih layaknya kuis ‘Who Wants to be a Millionaire’ dengan memilih opsi Call a Friend.

Sekonyong, pembahasan saya mengarah ke bagaimana ada 2 kondisi yang dihadapi, dan itu akan sangat bergantung pada cara mengintervensi nya nanti. Ketika kita sudah bisa mengidentifikasi atau mengkategorisasikan situasi, baru lah saya pikir kita bisa berpikir jernih apa yang harus kita lakukan—seperti pada umumnya menghadapi masalah-masalah lain, tidak hanya perkara Gen Z ini.

Kondisi pertama, tentu sesuai dengan request kawan saya itu. Bahwa bagaimana memberikan materi terhadap audiens Gen Z yang dianggap pasif, kurang bersemangat, tidak aktif dalam memberikan respon di berbagai macam setting. Apakah itu di kelas atau dalam konteks organisasi, mengerjakan tugas kelompok, dan lain sebagainya.

Saya kira tidak demikian, jawab saya.

Maksudnya?

Continue reading “Berdamai dengan Perkembangan Zaman”

Black Myth Wu Kong

Di tulisan ini gue akan bahas soal BMW, tapi bukan merek mobil yaa. Black Myth: Wu Kong, merupakan sebuah fenomena yang menggebrak dunia gim dengan penjualan yang sudah mencapai 850 juta USD dari penjualannya di platform Steam. Kira-kira BWM yang ini, sudah terjual sebanyak 17,8 juta, dengan average playtime nya 27 jam! Luar biasa!

Gim ini dikabarkan juga laris manis sampai-sampai penjualannya mencapai 10 juta pembeli hanya dalam kurun waktu 3 hari! Ga ngotak bener ya!

Gim Sun Go Kong ini gue rasa sih adalah tren yang bagus untuk menyebarkan pengaruh Cina di dunia internasional, khususnya bisa masuk ke kalangan Gen Z tanpa perlu embel-embel politis dan lain sebagainya. Mindset nya sih memang harus berbeda ya, kalau ke Gen Z ya jangan terlalu serius soal diplomasi-diplomasi atau apalah, yang penting asyik dan bisa mengambil hati para pemain, cukup.

Yaa gue sampai saat ini juga belum main itu BMW, nanti deh ya, tunggu Steam Autumn Sale atau apa, ha ha ha. Harga nya masih lumayan meeen, RD2D aja udah diobral, ini BWM masih tinggi. Ya maklum lah baru rilis.

Continue reading “Black Myth Wu Kong”

Olimpiade Paris 2024 dan Performa Atlet Cina

Perhelatan Olimpiade tahun 2024 di Paris bisa dibilang merupakan perhelatan yang memang entah sebagai pertunjukan terakhirnya Presiden Macron atau bagaimana, namun memang banyak membuat publik global terperangah.

Tidak hanya karena Snoop Dogg yang ditunjuk menjadi pembawa Obor Olimpiade, tapi juga karena rentetan kejadian lain yang menimbulkan sensasi yang luar biasa pada pembukaan Olimpiade pada 27 Juli lalu. Secara mengejutkan Celine Dion tampil sebagai penampil di rangkaian pembuka. Celine Dion dikabarkan paling tidak sudah sejak tahun 2020 mengidap suatu penyakit langka yang disebut Stiff Person Sindrome, sehingga sudah beberapa tahun ia tidak tampil di publik untuk bernyanyi[1]. Namun, kehadiran Celine Dion dianggap sebagai sebuah comeback yang luar biasa di acara pembukaan tersebut.

Atau misalnya saja kontroversi kabaret yang melibatkan drag queen dan para penari yang dianggap melecehkan agama Kristiani karena membawakan parodi Perjamuan Terakhir[2].

Yaaaa gimana, namanya juga Barat, sendi-sendi peradabannya dibuat dari liberalisme dan kebebasan berpendapat tanpa batas. Masih pada inget dong tabloid Charlie Hebdo asal Perancis juga yang sering membuat karikatur Nabi Muhammad dulu.

Continue reading “Olimpiade Paris 2024 dan Performa Atlet Cina”

Apa Kabar Jack Ma Sekarang?

Sebelum pada akhirnya Jack Ma dikabarkan diculik lah, dikurung lah, dipenjara lah, ia sempat bikin sebuah film yang berjudul 功守道 Gong Shou Dao dalam Bahasa Mandarin, tapi kalau di Bahasa Inggris, jadi ‘On That Night, While We Dream’. Film indie 22 menit yang dia bikin bersama-sama Jet Li, Donny Yen, Jacky Wu, Tony Jaa dan lain-lain entah bermaksud untuk menaikkan pamor pribadi Jack Ma secara pribadi atau seperti apa. Film yang rilis pada November 2017 mengangkat soal Jack Ma yang seorang master Taichi, melawan beberapa Master lainnya yang juga diperankan oleh praktisi bela diri layar lebar asal Cina dan Hongkong lainnya.

Untuk yang penasaran, kita bisa liat film Gong Shou Dao ini di YouTube[1]. Monggo searching sendiri ya.

Jack Ma bikin film ini beberapa tahun sebelum iya diisukan diapa-apakan oleh Pemerintah Cina, yang padahal dia “hanya dimiskinkan”. Tapi ya, semiskin-miskin nya Jack Ma, tetep aja tongkrongannya masih kelas elit, ya ga?

Continue reading “Apa Kabar Jack Ma Sekarang?”

Apa yang Tersisa dari Generasi Muda Indonesia?

Periode tahun 2025 ini bisa dibilang merupakan tahun yang kurang bagus bagi impresi atau kesan terhadap bagaimana kita bisa memproyeksikan generasi muda ke depan.

Pada pertengahan Oktober 2025 lalu, di Lebak, Banten ada kasus guru menampar anak yang merokok di sekolah, catat, di sekolah. Kalau yang bersangkutan memang merupakan Bang Jago yang sudah mirip ‘Dilan dengan steroid’, silahkan saja dia merokok di tempat tongkrongannya dengan teman-temannya, di tempat dia menyambi kerja (kalau pun iya), atau di tempat lain dan jangan di dalam atau lingkungan sekolah.

Pada September 2025 lalu juga begitu, di Prabumulih, Sumatera Selatan ada kasus guru yang menegur anak seorang pejabat setempat yang menyetir mobil ke sekolah. Lucu nya yang bersangkutan adalah perempuan. Yang notabenenya, seharusnya perempuan apalagi masih dalam usia sekolah, lebih penurut dan tidak begundal seperti layaknya laki-laki. Persoalan ini juga tentu terkait dengan gender, di mana secara umum ada perbedaan perlakuan dan cara berpikir antara laki-laki dan perempuan, apalagi masih terkategori sebagai anak sekolahan di Indonesia.

Continue reading “Apa yang Tersisa dari Generasi Muda Indonesia?”

Jangan Jadi Bapak Milenial Brengsek

Yes. Intisari dari tulisan ini sudah sangat gamblang saya taruh di judul.

Tadinya saya mau tulis ‘Menjadi Seorang Ayah Tak Perlu di-Glorifikasi’, karena ini menyambung tulisan saya yang sebelumnya terkait dengan ‘Pernikahan Tidak Perlu di-Glorifikasi’. Kenapa saya seneng banget untuk menuliskan tidak perlu diglorifikasi? Karena ya kita lihat saja fenomena yang ada, semakin melekatnya media sosial di kehidupan, semakin segala sesuatu harus dengan perayaan-perayaan. Perayaan di sini bukan cuma sekedar soal bahwa ada pesta benerannya, atau ada “shower-shower” nya soal apapun itu. Tapi juga hal-hal yang terkait dengan mengekspos “achievements” yang sebetulnya ‘yaudah lah ya, ga perlu diposting juga’. Continue reading “Jangan Jadi Bapak Milenial Brengsek”

Bagaimana Caranya Keluar dari Comfort Zone?

Ini sebetulnya yang agak rumit ya.

Bagaimana caranya kita tau bahwa kita sedang berada di comfort zone?

Maksudnya, at some point, kita sudah berusaha selama ini, ditambah pandemi pula, ye kan? Nah, kondisi saat ini yang kita nilai sebagai sesuatu yang baik-baik saja itu, apakah jangan-jangan juga telah membentuk zona nyaman baru? Continue reading “Bagaimana Caranya Keluar dari Comfort Zone?”

Menjadi Seorang Entrepreneur, Pilihan atau Takdir?

Tentu pilihan.

Kalau kita menganggap bahwa menjadi seorang entrepreneur, dokter, pilot, astronot, ahli bionuklir, dll dsb itu adalah sebuah takdir, berarti ente masih keder soal definisi takdir itu. Continue reading “Menjadi Seorang Entrepreneur, Pilihan atau Takdir?”

Berkarya lah Sesuatu

Bukan, ini bukan seruan untuk menjadi kader atau simpatisan Partai Berkarya besutan Tommy Soeharto. Walaupun memang partai tersebut memilih nama yang mau engga mau di banyak kesempatan pasti sering kesebut. Tapi blog ini tidak membahas soal itu.

Tak terasa sudah masuk PPKM Level berapa ya? Nampaknya sudah terlihat “membaik” situasi C19 ini. Apa engga?

Katanya kalau musim politik 2024 sudah dekat, pandemi akan hilang dengan sendirinya. Betul atau betul? Continue reading “Berkarya lah Sesuatu”