Jangan Ngimpi Jadi Menteri Sob

Iya, ente geeran aja. Kesel sih boleh. Tapi akan lebih kesel kalau ente membayangkan bagaimana probabilitas alias kecilnya kemungkinan ente terpilih menjadi seorang Menteri di dalam suatu kabinet suatu waktu nanti.

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang terpilih maupun tidak terpilih menjadi seorang Menteri di jajaran pemerintahan. Utamanya karena faktor politis, bukan faktor kemampuan. Continue reading “Jangan Ngimpi Jadi Menteri Sob”

Jangan Buang Sampah Sembarangan

Terutama ketika masa pandemi saat ini, banyak orang yang tidak bisa menduga bahwa keberlangsungan wabah sudah berjalan selama hampir 2 tahun. Tentu banyak orang yang sudah mulai agak kurang akal sehat dan kewarasannya. Saya bisa bilang seperti ini dalam nada netral, dalam arti, hal tersebut sangatlah dianggap wajar dan lumrah untuk kondisi pandemi yang nampaknya akan bertahan paling tidak 1 tahun, atau bahkan sampai di mana Covid-19 sudah dianggap sebagai penyakit biasa; intinya semua orang akan kena gilirannya, dan vaksin harus segera diterima oleh setiap orang. Continue reading “Jangan Buang Sampah Sembarangan”

Sampai Kapan Harus Galau?

Teruntuk kamu yang sering merasa sendiri di tengah-tengah keramaian.

Teruntuk kamu yang masih banyak pertanyaan yang menghantui, bahkan hal-hal receh dan ga penting pun dipikirkan. Bahkan bisa jadi setiap hari setiap pagi ada momen di mana kamu sampai bela-belain untuk mengalokasikan waktu berpikir hal-hal yang belum tentu ada dampaknya ke kamu. Continue reading “Sampai Kapan Harus Galau?”

Tips Gagal dalam Beberapa Hal

Menurut Anda, mana yang lebih penting? Mengetahui kunci-kunci kesuksesan atau mengetahui kunci-kunci kegagalan?

Apakah selama ini Anda bisa mengatakan kepada diri Anda sendiri bahwa Anda sudah sukses, sedang menuju kesuksesan, atau ya belum sukses sama sekali?

Sebetulnya apa sih yang disebut sukses? Ga ada jawabannya, bukan? Kalau di KBBI mungkin ada definisi secara makna saja, tapi belum tentu kita akan mengamininya. Continue reading “Tips Gagal dalam Beberapa Hal”

Krisis Usia Awal 20an

Setiap orang pasti pernah melewati usia 20-an, terutama awal-awal ketika selepas lulus kuliah, lalu mencoba untuk masuk ke dunia nyata, sungguh merupakan transisi yang sangat berat. Masa transisi di mana kamu sendiri sudah menganggap diri kamu mandiri, dewasa, dan tidak membutuhkan orang lain untuk terlalu mengatur hidup kamu. Tapi di sisi lain, dalam hal ini orang tua atau kerabat, dengan berbagai macam skala dan bentuknya merasa “berhak” untuk membayangi kehidupan kamu sampai kamu berada pada definisi ‘dewasa’ menurut mereka sendiri. Continue reading “Krisis Usia Awal 20an”

Lulus Dari Luar Negeri, Stay atau Kembali ke Tanah Air?

Kalau dari pengalaman pribadi saya, saya sempat bekerja 1 tahun di Kota Tianjin, Cina. Banyak juga rekan-rekan yang merupakan lulusan luar negeri, terutama dari rekan-rekan PPI Dunia yang saya tau, memang menyempatkan untuk memperpanjang lama tinggal di luar negeri. Kondisi ini berbicara dalam konteks umum, terlepas dari ikatan beasiswa seperti LPDP dan sebagainya yang mewajibkan setiap beswan untuk kembali ke Indonesia segera setelah menyelesaikan perkuliahannya di luar negeri. Tapi kalau saran saya pribadi, memang lebih baik bagaimana pun caranya, setelah lulus, cobalah untuk merangsek memasuki bursa kerja di tempat kita mengenyam pendidikan. Continue reading “Lulus Dari Luar Negeri, Stay atau Kembali ke Tanah Air?”

Tips dan Trik Mengimbangi Kecanduan Game Online

Menurut saya, yang terjadi adalah bukan kecanduan terhadap game online atau bermain gadget tanpa henti. Yang terjadi adalah kecanduan akan hidup yang tidak produktif. Untuk mengimbangi atau menghilangkannya, otomatis yang perlu dilakukan adalah dengan mencari antitesa nya, yaitu melakukan hal-hal yang produktif. Bukan hanya sekedar terlihat sibuk dan tidak punya waktu, tapi benar-benar melakukan sesuatu yang memiliki manfaat untuk jangka pendek maupun jangka panjang nanti. Continue reading “Tips dan Trik Mengimbangi Kecanduan Game Online”

Bingung Memilih Jurusan Untuk S1?

Sebetulnya tidak ada yang perlu dirisaukan soal yang satu ini. Karena setiap orang yang pernah mengenyam pendidikan S1 pasti awalnya merasa gusar, gelisah, dan berpikir yang aneh-aneh tentang masa depan yang entah seperti apa bentuknya. Mungkin, kalau diadakan survey, 90% masyarakat Indonesia kurang ‘firm’ terhadap jurusan yang dulunya dia pelajari di S1. Tapi semua itu otomatis berubah ketika kita sudah masuk ke dunia perkuliahan, menyusun skripsi, lulus, dan mengambil kegiatan paska-kampus yang sesuai dengan jurusan tersebut. Continue reading “Bingung Memilih Jurusan Untuk S1?”

Pernikahan Tidak Butuh Glorifikasi

Paling tidak itu yang saya alami. Babab (panggilan sayang saya terhadap istri) mungkin setuju juga dengan statement di atas. Karena kebanyakan masyarakat kita memandang segala sesuatu lebih kepada seremonial nya, tak luput mengenai pernikahan. Padahal justru segala keseruan dan tantangan terjadi selepas hari H sah nya hubungan kita dengan lawan jenis di mata Agama dan Hukum Negara.

Mungkin sebagian besar masyarakat kita melihat pernikahan adalah rentetan dari foto-foto pranikah, pemilihan lokasi pernikahan, pemilihan busana, catering, dll. Tetapi kurang memikirkan esensi dari komitmen antara 2 orang yang memiliki banyak sekali perbedaan, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk bersama. Continue reading “Pernikahan Tidak Butuh Glorifikasi”

Coronavirus dan Kemunduran Bangsa Indonesia

Prihatin dan mengenaskan. Itu adalah 2 kata yang saya dapat katakan bukan kepada para korban yang terjangkit virus yang berasal dari kota Wuhan, Cina. Tapi 2 kata itu saya tujukan kepada mereka-mereka yang berkomentar negatif, mencela, mencaci, bahkan bersyukur ketika wabah coronavirus ini hadir di Cina. Banyak yang melontarkan kata-kata dan kalimat-kalimat yang sama sekali tidak patut, apalagi mebawa-bawa dalil yang seakan-akan mereka mengerti dan memiliki kuasa untuk menimpakan dalil atas suatu kaum. Saya sebagai muslim dan sebagai orang Indonesia, merasa jijik dan malu terhadap manusia-manusia yang dengan mudahnya menuliskan kata-kata dan bersembunyi di balik rimba media sosial. Seakan kata-kata itu mudah sekali untuk dilontarkan tanpa berpikir apa konsekuensinya kedepan. Continue reading “Coronavirus dan Kemunduran Bangsa Indonesia”