Kereta Cepat Terbentur Penat!

Penat memang kalau membicarakan mengenai pembangunan infrastruktur di Indonesia. Mau itu infrastruktur publik, keamanan, pertahanan, pangan, dan lain sebagainya. Belakangan ini ada 2 isu sekaligus yang saya kira cukup menyudutkan nama 1 orang, yaitu berkenaan dengan proyek Whoosh (btw ini nama paling aneh yang pernah saya dengar untuk infrastruktur transportasi) dan bandara BIJB (bandara Kertajati). Yang disudutkan sebetulnya adalah Joko Widodo, sebagai presiden sebelumnya. Namun, karena pada waktu itu operatornya adalah Opung LBP, maka dia lah yang kena.

Gue rada malas bahas soal penyudutannya, siapa di baliknya, dan lain sebagainya. Hanya saja, perkara 2 infrastruktur ini juga menjadi kristalisasi bahwa membicarakan soal pembangunan infrastruktur di Indonesia hanya membuat penat!

Ya memang, tidak semua infrastruktur yang Jokowi telah bangun selama 10 tahun kepemimpinannya, atau SBY selama beliau menjabat dulu, menimbulkan kontroversi dan kepenatan. Hanya saja, dari yang bisa kita sama-sama amati juga, ketika 10 tahun SBY berkuasa, bisa dibilang itu adalah 10 tahun di mana Indonesia tidak banyak membangun infrastruktur berarti. Oleh karena itu di-gaspol oleh Jokowi.

Continue reading “Kereta Cepat Terbentur Penat!”

Berdamai dengan Perkembangan Zaman

Kemarin saya sempat berdiskusi dengan kawan yang juga merupakan alumni PPI Dunia. Lalu, setelah saya tutup Whatsapp call-nya, saya jadi tersadar, sepertinya bagus kalau isi obrolan kami ditulis di blog.

Kawan saya itu lucu, tiba-tiba WA dengan ada tautan tangkapan layar, yang kira-kira isinya beliau diminta untuk memberikan materi di hadapan entah itu mahasiswa atau publik umum, tapi yang jelas arah pembahasannya lebih mengarah kepada bagaimana menghadapi kawan-kawan Gen Z yang pasif dan kurang aktif.

Awalnya saya nyinyir ke kawan saya itu, lah, itu kan Mas nya yang diminta isi materi. Ya kalau saya yang diminta isi materi, saya sudah coba browsing-browsing dan cari-cari materi, kan. Tapi, ya nampaknya kawan saya ini tidak punya banyak waktu untuk melakukan scrapping materi yang dibutuhkan, dan lebih memilih layaknya kuis ‘Who Wants to be a Millionaire’ dengan memilih opsi Call a Friend.

Sekonyong, pembahasan saya mengarah ke bagaimana ada 2 kondisi yang dihadapi, dan itu akan sangat bergantung pada cara mengintervensi nya nanti. Ketika kita sudah bisa mengidentifikasi atau mengkategorisasikan situasi, baru lah saya pikir kita bisa berpikir jernih apa yang harus kita lakukan—seperti pada umumnya menghadapi masalah-masalah lain, tidak hanya perkara Gen Z ini.

Kondisi pertama, tentu sesuai dengan request kawan saya itu. Bahwa bagaimana memberikan materi terhadap audiens Gen Z yang dianggap pasif, kurang bersemangat, tidak aktif dalam memberikan respon di berbagai macam setting. Apakah itu di kelas atau dalam konteks organisasi, mengerjakan tugas kelompok, dan lain sebagainya.

Saya kira tidak demikian, jawab saya.

Maksudnya?

Continue reading “Berdamai dengan Perkembangan Zaman”

Black Myth Wu Kong

Di tulisan ini gue akan bahas soal BMW, tapi bukan merek mobil yaa. Black Myth: Wu Kong, merupakan sebuah fenomena yang menggebrak dunia gim dengan penjualan yang sudah mencapai 850 juta USD dari penjualannya di platform Steam. Kira-kira BWM yang ini, sudah terjual sebanyak 17,8 juta, dengan average playtime nya 27 jam! Luar biasa!

Gim ini dikabarkan juga laris manis sampai-sampai penjualannya mencapai 10 juta pembeli hanya dalam kurun waktu 3 hari! Ga ngotak bener ya!

Gim Sun Go Kong ini gue rasa sih adalah tren yang bagus untuk menyebarkan pengaruh Cina di dunia internasional, khususnya bisa masuk ke kalangan Gen Z tanpa perlu embel-embel politis dan lain sebagainya. Mindset nya sih memang harus berbeda ya, kalau ke Gen Z ya jangan terlalu serius soal diplomasi-diplomasi atau apalah, yang penting asyik dan bisa mengambil hati para pemain, cukup.

Yaa gue sampai saat ini juga belum main itu BMW, nanti deh ya, tunggu Steam Autumn Sale atau apa, ha ha ha. Harga nya masih lumayan meeen, RD2D aja udah diobral, ini BWM masih tinggi. Ya maklum lah baru rilis.

Continue reading “Black Myth Wu Kong”

Olimpiade Paris 2024 dan Performa Atlet Cina

Perhelatan Olimpiade tahun 2024 di Paris bisa dibilang merupakan perhelatan yang memang entah sebagai pertunjukan terakhirnya Presiden Macron atau bagaimana, namun memang banyak membuat publik global terperangah.

Tidak hanya karena Snoop Dogg yang ditunjuk menjadi pembawa Obor Olimpiade, tapi juga karena rentetan kejadian lain yang menimbulkan sensasi yang luar biasa pada pembukaan Olimpiade pada 27 Juli lalu. Secara mengejutkan Celine Dion tampil sebagai penampil di rangkaian pembuka. Celine Dion dikabarkan paling tidak sudah sejak tahun 2020 mengidap suatu penyakit langka yang disebut Stiff Person Sindrome, sehingga sudah beberapa tahun ia tidak tampil di publik untuk bernyanyi[1]. Namun, kehadiran Celine Dion dianggap sebagai sebuah comeback yang luar biasa di acara pembukaan tersebut.

Atau misalnya saja kontroversi kabaret yang melibatkan drag queen dan para penari yang dianggap melecehkan agama Kristiani karena membawakan parodi Perjamuan Terakhir[2].

Yaaaa gimana, namanya juga Barat, sendi-sendi peradabannya dibuat dari liberalisme dan kebebasan berpendapat tanpa batas. Masih pada inget dong tabloid Charlie Hebdo asal Perancis juga yang sering membuat karikatur Nabi Muhammad dulu.

Continue reading “Olimpiade Paris 2024 dan Performa Atlet Cina”

Apa Kabar Jack Ma Sekarang?

Sebelum pada akhirnya Jack Ma dikabarkan diculik lah, dikurung lah, dipenjara lah, ia sempat bikin sebuah film yang berjudul 功守道 Gong Shou Dao dalam Bahasa Mandarin, tapi kalau di Bahasa Inggris, jadi ‘On That Night, While We Dream’. Film indie 22 menit yang dia bikin bersama-sama Jet Li, Donny Yen, Jacky Wu, Tony Jaa dan lain-lain entah bermaksud untuk menaikkan pamor pribadi Jack Ma secara pribadi atau seperti apa. Film yang rilis pada November 2017 mengangkat soal Jack Ma yang seorang master Taichi, melawan beberapa Master lainnya yang juga diperankan oleh praktisi bela diri layar lebar asal Cina dan Hongkong lainnya.

Untuk yang penasaran, kita bisa liat film Gong Shou Dao ini di YouTube[1]. Monggo searching sendiri ya.

Jack Ma bikin film ini beberapa tahun sebelum iya diisukan diapa-apakan oleh Pemerintah Cina, yang padahal dia “hanya dimiskinkan”. Tapi ya, semiskin-miskin nya Jack Ma, tetep aja tongkrongannya masih kelas elit, ya ga?

Continue reading “Apa Kabar Jack Ma Sekarang?”

Asta Cita dan Investasi Cina di Indonesia

Dengan adanya jargon Asta Cita atau delapan turunan misi dari visi pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo – Gibran, ada 2 poin yang kira-kira nanti erat kaitannya dengan Cina. Nah kan, Cina lagi Cina lagi. Apaan lagi nih?

Bagaimanapun, kalau kita melihat, investasi atau uang yang masuk ke Indonesia dari luar negeri memang banyaknya dari Cina. Kendati peringkat pertama investasi dari luar negeri berasal dari Singapura, tapi ya kita semua tau itu bukan uang Singapura, tapi bisa jadi uang investor-investor dari negara lain, dan uang konglomerat Indonesia yang Opung Luhut lagi bersusah payah nih buat narikin uang nya dengan beberapa skema, salah satunya Family Office. Cuma, mungkin kita ga bahas soal Family Office ya. Yang lebih paham soal Family Office monggo bisa kasih clue yang lebih jelas soal hal tersebut di kolom komentar ya.

Gue sih taunya series the Family Guy.

Continue reading “Asta Cita dan Investasi Cina di Indonesia”

Komitmen Mengatasi Perubahan Iklim Cina, dan Indonesia

Dalam episode ke 18 Cha Guan yang rilis di bulan Juni 2022 yang lalu, kita sudah membahas terkait dengan bagaimana selama ini Cina “menebus” dosa lingkungan mereka. Namun tentu pembahasaan menebus dosa lingkungan ini hanya bisa menggambarkan bagaimana suatu negara dalam hal ini Cina, memperbaiki lingkungan alam mereka, atas kompensasi dari pesatnya pertumbuhan dan pembangunan yang mereka lakukan selama beberapa dekade belakangan.

Akumulasi dari abainya banyak negara maju yang kemudian merasa bersalah atas lingkungan alam yang sudah mereka rusak, adalah dengan meningkatnya efek rumah kaca dan pelepasan emisi karbon ke atmosfer, yang membuat ozon rusak, lebih banyak nya polusi di udara, yang membuat apa yang disebut dengan efek Albedo pada atmosfer bumi berkurang, sehingga suhu bumi mengalami peningkatan, dan kita mengenal apa yang disebut dengan pemanasan global.

Brrrr, sok tau bener ya gue ngomongin beginian, hahaha.

Cok kita bahas yang satu ini ya. Apa hubungannya sama Cina dan Tucker Carlson nih?

Continue reading “Komitmen Mengatasi Perubahan Iklim Cina, dan Indonesia”

Penembakan Trump; Perbandingan Gun Violence di AS dan Cina

Tulisan ini merupakan script yang saya gunakan untuk mengisi konten di segmen Cha Guan, AsumsiCo https://www.youtube.com/@Asumsiasumsi/playlists, selamat menikmati.

Hanya ada 1 kemungkinan apabila Donald Trump tertembak tidak di bagian telinga pada kampanye 13 Juli 2024 yang lalu. Kemungkinan tersebut adalah timbulnya chaos dan huru-hara di seantero Amerika Serikat. Betapa tidak, Donald Trump merupakan sosok populis yang berasal dari Partai Republikan, yang juga mantan Presiden Amerika Serikat, yang juga memiliki fanbase sayap konservatif sangat besar.

Jangankan kita yang jauh secara geografis dari AS, publik AS di sana juga terperangah. Apalagi penembakan tersebut memakan korban tewas 1 orang, dan 2 orang terluka parah. Total ada 5 tembakan yang dilesatkan oleh Thomas Crooks, dan secara ajaib Trump bisa mengelak dari 3 tembakan yang trajectory tembakannya mengarah ke kepala, sebelum kemudian ia menunduk. Mungkin Trump memiliki maqom yang tinggi dibandingkan politisi lain di AS sana.

Bisa saja, Trump saat ini sudah dianggap wali oleh kalangan konservatif Amerika Serikat.

Continue reading “Penembakan Trump; Perbandingan Gun Violence di AS dan Cina”

Cina Punya The Great Firewall, Indonesia Juga Perlu?

Tulisan ini merupakan script yang saya gunakan untuk mengisi konten di segmen Cha Guan, AsumsiCo https://www.youtube.com/@Asumsiasumsi/playlists, selamat menikmati.

Kepada hacker-hacker baik yang dari dalam maupun dari luar negeri, plis lah, jangan serang negara kita lagi dong. Kita tuh capek. Kalau bisa jangan serang ya. Terima kasih atas perhatiannya.

Kira-kira begitu ya kalau kita terjemahkan request dari pemerintah terhadap kasus peretasan beberapa waktu lalu. Yang sampai-sampai bikin proses imigrasi di bandara Soekarno Hatta, dan puluhan layanan pemerintah untuk masyarakat luas harus terganggu secara sistem. Engga main-main, yang coba diretas adalah Pusat Data Nasional Sementara 2 yang berlokasi di Surabaya.

Wah, wah, perasaan masih bisa kita ingat ya yang dulu juga heboh kasus Bjorka yang nge-hack sana-sini, sampe-sampe bikin aparat kita kewalahan.

Apa itu artinya Indonesia sudah membutuhkan yang namanya Tembok Api atau Firewall raksasa seperti yang Cina punya?

Continue reading “Cina Punya The Great Firewall, Indonesia Juga Perlu?”

Dunia Startup di Cina

Sejarah startup di Cina

    Konsep startup adalah salah satu yang telah berkembang dari waktu ke waktu, namun prinsip intinya tetap sama: menemukan peluang, mengambil risiko, dan menginvestasikan sumber daya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Meskipun istilah startup sendiri tidak muncul dalam Bahasa Inggris hingga akhir tahun 1970-an. Bentuk paling awal dari sebuah startup adalah bisnis kecil dan lazim pada awal-awal masa di Amerika Serikat. Bisnis kecil sangat penting untuk pertumbuhan negara, karena menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan besar. Salah satu contoh awal startup adalah bisnis percetakan yang dimiliki oleh Benjamin Franklins. Ia seorang pengusaha dan melihat peluang menghasilkan uang dengan mencetak buku, pamphlet, dan surat kabar. Saat kini, startup lebih sering diasosiasikan dengan bisnis berbasis teknologi yang menawarkan produk dan layanan inovatif, dengan tetap dengan prinsip dasar yang berlaku (Faster Capital, 2022). Menurut Martin (2016) terdapat empat gelombang perkembangan startup di Cina:

    Gelombang Pertama

    Startup pertama di Cina diawali pada tahun 1980-an dengan pengusaha yang tidak berpindidikan (hanya memiliki sedikit pendidikan formal) yang memulai bisnis mereka sendiri. CEO Haier Group, Zhang Ruimin tidak berkuliah semenjak Revolusi Budaya yang menutup banyak institusi pendidikan. Menyadari bahwa kualitas barang yang buruk menghambat pertumbuhan perusahaan, dia menunjukkan komitmennya terhadap produk berkualitas tinggi melalui penghancuran 76 kulkas yang rusak pada tahun 1984. Melalui pembentukan Qingdao Haier Group pada tahun 1991 dan reorganisasi sumber daya manusia menjadi 2.000 tim, Haier kini memiliki pangsa terbesar untuk white goods (barang elektronik: kulkas, mesin cuci, dll) dengan pendapatan $32,8 miliar pada tahun 2004.

    Pendiri Ren Zhengfei pensiun dari tantara (People’s Liberation Army) sebelum mendirikan Huawei di Shenzen. Ren terus menanamkan vitalitas, membangun struktur yang baik dalam perusahaannya. Ia juga tidak mementingkan diri sendiri dan hanya memiliki 1,4% saham perusahaan. Dan saat ini Huawei adalah eksportir swasta terbesar Cina dengan dua pertiga dari pendapatannya sebesar $39 miliar dari luar negeri. 

    Continue reading “Dunia Startup di Cina”