Alasannya sederhana.
Pertama, keputusan untuk perubahan dari kata ‘Cina’ atau ‘China’ menjadi Tiongkok di Bahasa Indonesia, itu adalah alasan politis. Alasan politis yang baik tentunya. Pada waktu itu keputusan diteken oleh Presiden SBY pada Kepres nomor 12 tahun 2014. Selain soal politis, supaya ada terlihat peleburan dan persatuan antara Tionghoa dan non-Tionghoa, serta Pemerintah dan masyarakat Tionghoa, juga hal itu dilakukan sebagai latar belakang psikososial yang sering menjadikan istilah ‘Cina’ sebagai sebutan yang tidak mengenakkan di tataran masyarakat akar rumput (https://nasional.kompas.com/read/2014/03/19/1458446/Presiden.SBY.Ganti.Istilah.China.Menjadi.Tionghoa.) Continue reading “Kenapa Saya Masih Menyebut Cina?”