Diterima Beasiswa CSC, Lalu Bagaimana?

Pertama-tama saya ucapkan SELAMAT! Alhamdulillah, Puji Syukur, Puji Tuhan! Semua perjuangan kamu selama ini telah terbayar juga. Selamat selamat dan selamat untuk kamu!

Bagi yang belum beruntung mendapatkan beasiswa CSC tahun ini, tidak perlu khawatir, beasiswa CSC akan dibuka lagi tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya, Insya Allah.

Lalu, gimana? Bhaique.

Jadi, kalau kamu sadarin, yang paling urgent adalah untuk mengetahui kalau jadwal antara pengumuman beasiswa CSC dengan waktu start kuliahnya itu mepet banget. Ya. Pengumuman beasiswa CSC itu (untuk yang Fall Semester) diumumkannya pada bulan Agustus, tapi di pertengahan September rata-rata kampus di Tiongkok itu sudah mulai kuliah. Lantas bagaimana? Jawabannya ya tidak bagaimana-bagaimana. Kenapa? Soalnya memang di aspek ini lah yang agak susah “dituntut” oleh para penerima beasiswa supaya pihak CSC (dalam hal ini juga Kemendiknas Tiongkok) mengumumkan penerimaan jauh-jauh hari, sehingga tiket pesawat yang harus kita beli tidak terlalu mahal, bukan? Namun, entah sampai kapan bisa berharap seperti itu. Sudah, lebih baik bahas yang lain aja ya!

Nah, masalah tiket pesawat ini terserah kamu sendiri. Apakah mau beli nya one-way, yang mana itu akan lebih mahal, atau two-ways yang jatuhnya harganya lebih murah per tiket nya. Cuma, masalahnya, kalau beli two-ways (tiket PP) itu, kita belum tau, nanti Winter Break (biasanya Januari – Februari) itu di tanggal berapa. Sedangkan, banyak dari Airlines itu yang kalo kita beli jauh-jauh hari (dan murah), itu tiketnya ga bisa kita reschedule, mati kan? Oleh karena itu, saya saranin beli nya one-way aja. Bisa dikabari ke orang tua masing-masing kalau kondisinya ya soal tanggal Winter Break itu. Kalaupun mau beli yang tiket PP, pastikan kalau tiket tersebut bisa diubah nantinya, walaupun pasti akan ada biaya tambahan biasanya.

Itu tadi soal tiket ya. Itu penting. Karena kita ga mungkin beli tiket pesawat sebelum pengumuman kaaaan. Amit-amit kita ga dapet beasiswanya, ga bisa direfund lagi tiketnya, yaa cuma bisa jalan-jalan doang dong ke Tiongkoknya.

Yang kedua, soal Visa. Nah, yang ini jangan khawatir. Setau saya setiap tahun itu ada semacam resepsi nya, acara yang mengumpulkan semua penerima beasiswa CSC, biasanya di Jakarta, untuk mendapatkan nota penerimaan beasiswa dan dokumen JW (begitu kita menyebutnya). Nah, dokumen JW itu lah yang akan kita pakai untuk membuat visa X (visa sementara untuk calon mahasiswa yang akan menempuh studi ke Tiongkok). Nah, kalau sudah dapat dokumen JW itu, proses pengurusannya sangat cepat, bisa 2 hari saja. Saya agak lupa apa ada biaya tambahan atau engga ya.

Mulai dari tahun 2017 kalau tidak salah, setiap habis waktu pengumuman, diadakan resepsi yang biasanya menyewa ballroom hotel dan ada makan siang nya. Bandingkan dengan saya dulu yang hanya ber 25 orang (karena memang dulu tahun 2011 kuota nya masih sedikit), kita hanya dikumpulkan di ruang tamu nya Kedutaan RRT di Mega Kuningan itu, abis itu ada sepatah dua patah kata dari Atase Pendidikan RRT, abis itu dikasih dokumen JW itu, setelah itu kita foto, dan pulang. Udah gitu aja.

Cuma memang, melihat lama kelamaan RRT ini sangat ingin menjadi kawan baik Indonesia, karena satu dan lain hal, salah satu bentuk itikad baik pertemanan mereka adalah menambah kuota beasiswa CSC (inget lho ya, ini CSC, belum CGS, karena CGS itu adalah beasiswa CSC + beasiswa Confucius Institute) berkali-kali lipat. Dari tahun 2011 kemarin yang hanya 25 orang satu negara yang luas begini (Indonesia), meningkat menjadi 220 di tahun 2018. Mungkin di tahun 2019 ini kuotanya akan tambah jadi 250 orang, jumlah yang cukup fantastis.

Yang ketiga, sebenarnya ini mengulang dari tulisan yang sudah pernah dibuat, yaitu setiap penerima beasiswa CSC full-scholarship, komponen-komponen beasiswa yang akan ditanggung antara lain tuition fees, asrama tinggal, allowance (uang saku ya), dan asuransi kesehatan. Nah, untuk kamu yang kemarin apply nya bukan yang full-scholarship, silahkan diingat-ingat lagi kemarin apply nya partial scholarship untuk komponen apa?

Hanya saja, saya mendengar kalau yang tahun 2019 ini bisa jadi ada kebijakan baru. Yaitu para beswan (penerima beasiswa) CSC diwajibkan untuk menaruh deposit uang yang nanti dana deposit itu bisa diambil lagi ketika kita akan lulus. Tapi ini baru isu saja, belum kepastian yang sebenarnya. Kebijakan ini sebenarnya sangat bertentangan dengan semangat mencari beasiswa, bukan? Kalau begitu lebih baik kita cari kampus lain aja dong ya yang engga perlu pake deposit-deposit segala. Tapi tunggu dulu, sampai nanti kabar ini jelas atau bagaimana. Mudahnya, nanti kan ada semacam resepsi untuk para beswan CSC, bisa langsung ditanyain deh ke staf Kedutaan RRT apakah kabar itu benar atau tidak. Kalau tidak ya berarti alhamdulillah.

Kenapa sempat ada isu semacam itu? Ini karena para oknum mahasiswa yang berasal dari Pakistan maupun negara-negara Afrika mereka tidak menjalankan perannya dengan baik sebagai mahasiswa. Dari yang saya dengar, banyak penerima beasiswa asal Pakistan di mana beasiswa 2 tahun (atau 3 tahun untuk PhD) mereka dikasih seluruhnya di awal (karena tipe pemberian beasiswa CSC ada kondisi-kondisi tertentu yang tidak dibuka untuk publik), sehingga jumlahnya sekali terima bisa 72.000 Yuan, itu jumlah yang sangat banyak bukan? Lantas apa yang para oknum mahasiswa itu lakukan? Mereka balik ke negara nya dan tidak kembali lagi ke Tiongkok untuk melanjutkan studi. Entah mereka memakai dana tersebut untuk bisnis, menikah, atau mungkin untuk apply kampus di Pakistan yang lebih murah. Bisa jadi bro.

Nah, lain Pakistan, lain pula Afrika. Banyak memang rekan-rekan dari negara Afrika itu yang ke Tiongkok bukan memiliki niatan belajar, ya agak judgemental sih, cuma selama beraktivitas di Beijing dulu beberapa tahun, kita udah bisa cukup melihat tuh mana yang serius kuliah mana yang serius untuk tidak kuliah. Ye kan?

Orang-orang dari negara Afrika biasanya banyak yang titip absen. Mereka sih ga langsung frontal seperti orang-orang Pakistan itu yang langsung cabut ke negara nya dan ga balik lagi, tapi kalau Afrika biasanya mereka ga masuk kelas, dan menjadi agen atau penghubung antara supply dan demand yang ada di negara mereka masing-masing, alias main bisnis import! Kenapa bisa begitu? Bisa banget! Nah, ini masuk ke bahasan ke empat nih.

Yaitu, soal Visa. Nah, Visa X yang nantinya bakal kita dapetin, itu hanya berlaku 30 hari. Dalam artian apa, dalam artian Visa tersebut bersifat hanya temporer dan singkat sekali. Lalu bagaimana? Nanti ketika kita sudah sampai di kampus yang kita tuju, beberapa hari atau sesuai dengan pengumuman, bagian International Office kampus akan menyuruh kita untuk ‘passport collection’. Passport collection bukan berarti seseorang yang rajin mengkoleksi paspor, bukan itu Bambaaang. Itu adalah hari atau waktu di mana para liuxuesheng (pelajar asing) diminta untuk menyerahkan paspor mereka ke International Office. Biasanya kalau di asrama atau di ruang-ruang kelas yang sering dipake sama liuxuesheng, itu bakalan banyak tempelan-tempelan pengumuman, otomatis bisa langsung keliatan sama kita.

Terus, paspor kita diapain? Tenang aja. Paspor kita akan dibawa ke kantor imigrasi (nama mandarin nya panjang, lupa deh), yang nantinya Visa X kita itu akan diubah menjadi Residence Permit. Jengjengggg! Apa pula itu? Ga usah khawatir, itu cuma persoalan nama aja, kalau di Indonesia namanya KITAS (Kartu Ijin Tinggal Terbatas) yang juga dikenakan oleh pihak Dirjen Imigrasi RI kepada setiap warga negara yang memiliki status hukum tinggal sementara. Kalau sudah permanen, berarti KITAP namanya.

Lanjut. Jadi proses perubahan itu biasanya makan waktu 1 minggu. Tapi ga perlu khawatir, nanti sama laoshi di International Office nya bakal dikasih struk. Nah, struk itu lah untuk kemudian menjadi pengganti paspor kita kalau kita tiba-tiba ditanya polisi di tengah jalan untuk nunjukin paspor kita mana. Cuma ga enaknya, pas kita lagi ubah ke Residence Permit itu, kita ga bisa jalan-jalan, karena hotel/hostel/penginapan ga akan mau tuh nerima struk itu untuk legalitas tamu. Lha ngapain juga jalan-jalan, kan baru sampe di kampus. Udah, nikmatin aja dulu kampus yang baru. Kenalan dulu sama orang-orang dari berbagai macam penjuru bumi. Keluar bareng roommate buat beli gayung, gantungan baju, Rinso (lhaaa kesebut merek; di sana mah ga ada Rinso, Bambaaang!), rice cooker, dll.

Terus, apa hubungannya sama orang-orang Afrika tadi? Iya, karena, kalau kita sudah dapet Residence Permit (RP) di paspor kita, itu berlaku nya (validity nya) 1 tahun. Dengan kondisi kita bisa multiple-entry kalau banyak duit gitu ya bolak-balik ke Indo tiap bulan, juga gapapa, anak Sultan mah bebassss.

Nah, yang dilakukan sama orang-orang Afrika itu, ya mereka jadinya dagang. Cari barang yang murah di Tiongkok, biasanya sih di Guangzhou atau di Shenzhen ya. Abis itu dia hubungin entah itu Bapak nya, sodaranya, Om nya, Tante nya, untuk jualan deh. Jadi absensi dia titip aja sama temen yang kayak kita begini orang-orang Indo yang kalo belajar itu lempeng-lempeng aja, gak rebel, se-rebel-rebel nya orang Indo juga paling apa sih? Ga nge flush pas abis buang air paling, ga akan lebih rebel dari itu deh. Hehehe.

Lanjut gan. Yang ke lima itu soal asrama. Ya, untuk kamu yang dapat full-scholarship pasti seru banget tinggal di asrama ini. Kenapa? Karena asramanya dalem kampus, dan satu gedung asrama biasanya campur aduk orang-orang dari berbagai macam negara. Yaaa saya kan bilangnya seru, seru dalam artian enak dan yang kurang enak. Namanya juga berinteraksi sama manusia, ye gak? Pasti ada deh kayak salah paham, kebrisikan, bikin brisik orang lain, dll. Tapi justru di situ seru nya. Lebih seru lagi itu nanti kerasa pas udah tahun-tahun ke 2 atau ke 3 di kampus. Kita bakal deket banget sama temen-temen asrama yang asik-asik dari negara lain. Ini mungkin perspektif cowok ya. Perspektif cewek kayak nya bisa lebih seru lagi. Bisa masak bareng, belanja bareng, shopping bareng, semuanya pokoknya bareng deh!

Tapiii, kita urut dulu yaa dari awal. Sebelum kamu berangkat ke Tiongkok, ke kota tujuan, ada baiknya kamu sewa hotel atau hostel untuk 2 atau 3 hari. Karena pas kita sampe di kota tujuan kita, biasanya kita masih belum tau orientasi arah yang bener kan? Jadi, ada baiknya, dari bandara tujuan, kita ke hotel dulu. Check-in dulu, taro barang, istirahat, bersih-bersih, baru ke kampus (itu kalo nyampe nya pagi ya). Apalagi kalau kita sampe di sana nya malem, kalo ga pesen hotel dulu, ga mungkin kita langsung ke asrama, minta dibukain kamar malem-malem begitu, siapa yang mau nolong?

Jadi, akan lebih baik, kalau kita pesen hotel dulu beberapa hari. Ga usah cari yang bintang-bintang berapa, yang biasa aja juga sudah cukup kok.

Nah, nanti pas ke kampus, yang perlu dilakukan adalah memperlihatkan dokumen-dokumen yang kita bawa dari Indonesia untuk ke pihak pengurus asrama. Asrama di sini biasanya bentuknya sudah kayak hotel ya. Ada resepsionis nya, ada staff nya yang pake seragam, dll. Bukan seperti asrama-asrama mahasiswa Tiongkok lokal lho.

Cuma, biasanya kalau kita ke sana pas udah mau hari-hari deket daftar ulang, siap-siap aja mau urus check-in asrama bisa menjadi sesuatu yang membosankan karena banyaknya manusia yang mengantri seperti kita. Belum lagi kalau ternyata kita dikabarin kalau pengisi kamar yang sekarang belum keluar (check-out) karena satu dan lain hal. Biasanya hal ini sering kejadian, karena yaa ada aja gitu orang yang ga patuh sama peraturan kan. Jadi, hikmah nya pesen hotel sebelum sampe di kota tujuan itu, salah satunya untuk mengantisipasi hal-hal begini. Bayangin kita bawa koper biasanya 30 kg, sendirian, turun dari taksi, geret-geret koper berat begitu, sampe di lobby asrama staff nya bilang kamarnya lagi ga bisa dimasukin, mati ga tuh guys? Ye kan?

Itu baru soal traffick ya. Belum lagi soal kondisi riil asrama mahasiswa di sana, rata-rata sama. Yaitu, di Tiongkok, kalau gedungnya itu kurang atau sama dengan 6 lantai, maka GA ADA LIFT. YA, ini bukan HOAX. Ini kenyataan, dan ini yang bikin jengkel banyak banget liuxuesheng pas sampe asrama. Gedungnya mungkin gedung lama, tapi dari luar keliatan nice, cuma ga ada lift nya. Nah, makanya ini jadi untung-untungan. Biasanya random aja gitu si staf resepsionisnya nentuin kita di kamar yang lantai berapa. Biasanya kalau perempuan ditaro di lantai-lantai rendah biar ga kecapean angkat-angkat barang. Atau biasanya ya kalo mood nya lagi bagus, staf nya dan kita bisa negosiasi dengan bahasa monyet dll, itu kita dikasih kamar yang bagus. Tips nya mungkin kita bisa bawa coklat atau bawa apalah cemilan gitu yang kita bisa kasih staf (biasanya cewek) resepsionis asrama untuk kasih kita kamar yang ga terlalu tinggi lantainya. Atau yaaa ga ada pilihan lain, misalkan yang perempuan dapet kamar di lantai tinggi, hemmm, itu sih bakal dimanfaatin sama penghuni asrama atau sesama penghuni baru buat PDKT, dimulai dari bantu angkatin koper. Eak.

Namun, perlu dicatat, ga semua kampus itu punya standar dan tipe asrama yang sama. Umumnya yang disebut asrama itu adalah:

  1. Per kamar diisi oleh 2 orang, sama jenis kelamin nya, tapi belum tentu sama kewarganegaraan nya, kita ga bisa milih
  2. Kamar mandi dalem (ini yang di asrama UIBE Beijing. Kalau di Peking University, per lantai itu per jenis kelamin, jadi lantai khusus laki-laki, dan lantai khusus perempuan dipisah. Karena kamar mandi nya ga di dalam kamar, jadi shared di luar kamar, masih satu lantai)
  3. Memiliki dapur umum di setiap lantainya (at least itu yang saya dapetin pas di asrama kampus UIBE Beijing. Tapi sebelum di UIBE, saya di Peking University, itu dapur satu gedung 10 lantai cuma ada 3 dapur). Nah, dapur umum ini biasanya dipasangin kompor listrik. Dalam artian kompornya ada timer nya yang kalo bukan jam makan, ga dinyalain. Biasanya kalo pagi dinyalain jam 5.00 – 7.00, siang jam 11.00 – 13.00, dan malam jam 18.00 – 21.00. Mengetahui hal sedemikian, maka kita yang hobi masak atau mau coba-coba masak, paling tidak harus tau dulu nih waktu kompor-kompor itu nyala jam berapa. Dan ingat, karena pakai kompornya listrik, jadi ga semua wajan atau alat masak bisa dipake di kompor listrik. Biasanya diskusi dulu sama roommate mau beli wajan yang mana. Kondisi dapur umum yang seperti ini, akan jadi PR besar buat kita yang muslim pas nanti puasa. Biasanya masaknya diganti jadi di kamar (karena di kamar pasti ada listriknya) dengan masak pake rice cooker, termasuk untuk masak lauk-pauk nya.
  4. Walaupun kita dapet asrama gratis, itu cuma gedungnya doang. Dalemnya, misalkan perlengkapan kamar, wajan, kulkas, termos, gantungan baju, dll, biasanya sama penghuni yang sebelumnya juga dibawa balik perlengkapan-perlengkapan itu. Juga untuk biaya internet, air, dan listrik juga kita bayar sendiri. Ga mahal sih, cuma ya tetep aja kita harus patungan sama roommate kan.
  5. Biasanya keamanan di asrama-asrama kampus itu cukup ketat. Walaupun kebanyakan asrama itu kita bisa keluar masuk 24 jam, tapi ada aja beberapa kampus, terutama kampus-kampus baru, yang dia memberlakukan batasan jam masuk dan keluar. Misalkan jam 11 malam pintu asrama sudah dikunci dan ga akan dibukain sama satpamnya. Ini karena biasanya, apalagi kalau sudah TGIF, balik-balik ke asrama bawa temen-temen yang barusan nongkrong bareng. Nah, kalau ke gap sama satpamnya, ya kalo bukan penghuni ga boleh masuk. Bahkan pengalaman saya kalo pas di Peking University, bao an (satpam) nya itu pasti tanya kita punya kartu atau engga, kalo ga punya kartu bener-bener ga boleh masuk, walaupun ga nginap, kan gokil.
  6. Laundry mesin cuci tersedia di asrama, biasanya kita butuh koin untuk pake mesin cucinya. Jadi kalo kamu lagi ga punya koin, tinggal tuker aja ke lobby resepsionis.

Terus yang ke enam (lalu autonyanyi lagunya Opick; Tombo Ati). Dengan asumsi bahwa kita sudah masuk ke asrama, dengan begitu kita siap untuk daftar ulang kampus. Lagi-lagi, biasanya kalau pengumuman-pengumuman penting seperti ini, kita akan dikasih notice di mading asrama atau disebar ke semua kamar para penghuni baru. Lokasi daftar ulang ini sangat bergantung sama kampusnya. Kalau pengalaman di UIBE Beijing dulu, lokasi daftar ulangnya ada di basement asrama yang biasa dipake untuk kegiatan-kegiatan International Student Association kampus.

Biasanya, di hari H registrasi ulang itu, rame nya minta ampun, ya karena biasanya cuma diadain 2 atau 3 hari, dengan estimasi mahasiswa baru 3.000 orang, banyak kan? Jadi lebih bagus dateng di awal waktu, jangan tunggu temen, jangan nunda, karena kalo udah antre, wah entah lah, ngerusak mood banget pokoknya!

Cuman, untuk para beswan CSC, ada enaknya. Kita punya jalur khusus yang kita ga perlu antre kayak temen-temen lain yang non beswan. Sesampainya di meja CSC, laoshi nya pasti minta dokumen-dokumen (biasanya sih dokumen JW itu, paspor, pas foto dll ga banyak sih) yang udah kita siapin. Jadi ini salah satu tips nya lagi: sediain fotokopi yang banyak untuk dokumen-dokumen penting. Terutama untuk pas foto, jangan ukuran yang salah, nanti PR banget harus keluar gedung lagi cari tempat cetak foto.

Di meja registrasi ulang beswan CSC, biasanya mudah dan ga dipersulit. Kita tinggal tunjuk nama kita dari absensi yang sudah ada, tanda tangan, lalu sama laoshi nya dicek dulu dokumen yang kita bawa, kalau sudah confirmed, nanti laoshi nya akan kasih kita kartu bank. Baik banget kan mereka, sebelum kita udah sampe, sudah dibukain rekening. Nah, biasanya rekeningnya belum ada duitnya, ya karena belum jatuh waktu start dapat allowance nya kan. Otomatis ini jadi tips selanjutnya. Ada baiknya kamu sediain duit untuk living cost selama 2 minggu bisa bentuknya cash atau credit card.

Di Tiongkok sendiri, living cost engga mahal, sama sekali ga mahal, kecuali kalau kita hedon, jangankan di Tiongkok, living cost di Bogor aja bisa jadi mahal kan.

Estimasinya gini deh, di luar biaya hotel, tinggal dikaliin 2 minggu:

  1. Proper meal, per meal itu bisa Rp 70.000 atau 35 Yuan (kita bilangnya ‘kuai’).
  2. Transport, murah abis, point A to point B di Beijing misalkan, itu katakanlah 3 kuai. Unless kita keseringan jalan-jalan di awal waktu sampe ke kampus, yaa biaya transportasi di Tiongkok itu ga mahal kok.
  3. Snacking, tergantung kita jajan apa, 10 kuai per kali jajan cukup lah yaa. Cemilan-cemilun di Tiongkok itu mulah-mulah abis, jangan dibandingin kalo misalkan kita yang pernah ke Jepang atau Korea, apalagi States. Di Tiongkok itu surganya balang-balang mulah oi..!
  4. Untuk peralatan dan perlengkapan asrama, ada baiknya jangan beli yang mahal dan banyak sekali belanja. Lihat berdasarkan kebutuhan aja dulu. Untuk peralatan-peralatan masak, biasanya banyak penghuni-penghuni lama yang dia mau kasih ke penghuni baru. Cara taunya gimana? Liat papan-papan pengumuman, kenalan dan bergaul sama penghuni lama bisa membantu banget.

Nah, jangan khawatir soal allowance kita. Karena di Tiongkok itu sistem administrasi, terutama keuangannya itu paling jempolan deh. Jadi ga ada cerita itu beasiswa telat atau dikorupsi sama pejabat setempat. Kecuali kalau ada semacam bencana alam besar begitu, atau perang berkecamuk tiba-tiba, atau Godzilla KW Super dateng ke Shanghai, atau Negara Api menyerang. Halah!

Terus, kalo udah daftar ulang, harus ngapain? Tenang, ini yang ke tujuh (nyanyi Opick lagi). Simply ga ada apa-apa sih yang perlu dikerjain. Tinggal tunggu mulai kuliah aja. Cuman, biasanya hari daftar ulang itu hanya berselang dua atau tiga hari sebelum masuk kuliah kok. Misalkan hari terakhir daftar ulang di hari Jumat, berarti Senin nya sudah masuk kuliah pertama. Biasanya jadwal kuliah ini kita dapetin dari International Office atau notifikasi via email. Jadi, nanti pas kita daftar ulang juga, alamat email kita jangan diubah-ubah. Apalagi kalau buat yang hobi bikin alamat email karena banyak daftar hal-hal yang ga faedah, itu nanti bakal mempersulit diri sendiri namanya.

Di Tiongkok sendiri transportasi umum sudah sangat baik. Usahakan, ketika mencari hotel untuk beberapa hari ketika registrasi ulang, carilah hotel yang dekat dengan stasiun MRT. Jangan cari lokasi hotel yang terletak di pelosok kota yang walaupun murah, namun kita memiliki kesulitan akses transportasi publik. Pastikan kamu sesampainya di bandara di Tiongkok, untuk membeli kartu transportasi (jiao-tong ka yang warna nya beda-beda bergantung kota). Hal ini dikarenakan agar kamu ga perlu beli tiket setiap mau naik MRT atau Bus. Pada bus kota, umumnya mereka hanya menerima cash, yaitu sekitar 2 Yuan per bepergian. Dengan adanya kartu transportasi itu, akan sangat memudahkan kamu yang baru tiba untuk berpindah tempat.

Kalau sudah hari pertama kuliah, SELAMAT lagi, kamu sudah resmi menjadi mahasiswa/ mahasiswi di kampus tersebut. Selamat menikmati etape kehidupan kamu yang selanjutnya. Jiayou ya!

16 thoughts on “Diterima Beasiswa CSC, Lalu Bagaimana?

  1. Hi kak, aku Lintang. Salam kenal.
    Btw, thankyou untuk tulisannya, ini membantu banget buat lebih tahu tentang kondisi di sana.
    Aku udah apply untuk tahun ini, doakan supaya diterima ya kak!

    Like

    1. Rumi's avatar Rumi says:

      Hai Lintang,salam kenal. Apakah sudah ada penguman diterima kah dari Embassy China?
      Btw sampai hari ini aku jg nunggu pengumuman

      Like

  2. Hai kak, terima kasih atas informasinya. Sangat hepful. Untuk range pengumuman penerimaan beasiswa CSC itu kapan ya berdasarkan pengalaman kaka dan teman – teman kaka mungkin. Saya sudah diterima beasiswa di Taiwan yang mana kuliah dimulai awal September. Saya sih masih pengen yang ke China (Kalau diterima). hehe. Tapi sampai sekarang belum ada info penerimaan.

    Like

    1. Kalau CSC dia memang panitia nya pasif. Dalam artian, ga akan banyak basa-basi dan ngasih kita jiayou-jiayou begitu. Hal tersebut bisa dipahami lantaran mungkin setiap tahunnya ada jutaan pendaftar dari seluruh dunia untuk beasiswa CSC yang notabenenya salah satu beasiswa yang ga itung jasa (ga minta feedback, kecuali nilai kuliah yang baik).

      Biasanya untuk pengumuman sendiri di akhir Juli atau awal Agustus. Agak mepet memang.

      Kalau kamu ada pilihan begitu, lihat yang datang duluan aja. Sering kali kesempatan ga dateng dua kali. Tapi kalau datang pengumumannya berbarengan, gw saranin ambil yang ke China Mainland, hehe.

      Jiayou..!

      Like

  3. taufik's avatar taufik says:

    thanks infonya bang, saya ndaftar csc juga tahun ini, chinese goverment scholarship yang jalur kedutaan, lagi nunggu pengumuman, biasanya pengumumannya di website kedutaan atau website csc nya ya bang,.?

    Like

  4. Reza's avatar Reza says:

    hai kak saya mau tanya. Jika sudah diterima dengan skema beasiswa CSC. Terus sudah ada jadwal daftar ulang dan mulai perkuliahan yang biasanya dimulai september. Nah, kalau kita bisa datangnya bulan oktober, bagaimana ya kak? apakah bisa izin atau daftar ulang diwakilkan ? atau bagaimana kak? Terimakasih

    Like

  5. widya safira's avatar widya safira says:

    kak saya tahun ini lulus SMA dan belum tau tentang beasiswa di china ini kak, saya udah ketinggalan info banget, apakah tahun depan saya bisa apply? lalu saya dengar katany akita ada sekolah penyetaraan ya kak disana? kirakira berapa lama ya kak? terimakasih sebelumnya kak, sukses selalu

    Like

    1. Ga, ga ada. Karena di situ lah kemudahan beasiswa CSC. Kita cuma perlu upload berkas2 aja, ga ada tes2. Tapi memang poin nya ada di gmn penentuan 3 pilihan kampus yang kita inginkan. Usahakan jangan pilih kampus2 yang top 10 semua. Karena di Cina kampus2 itu bagus2, karena pendidikan mereka merata pembangunannya.

      Like

  6. dafitri's avatar dafitri says:

    halo kak,, maaf kak mau tanya kalo mislnya kita udh diterima beasiswa gsnya dan udh mau berangkat ke tiongkok.. itu berangkatnya sendirian atau sama temen2 yg lainnya jg kak

    Like

    1. Halo juga. Berangkatnya sendiri2, tapi kalau mau barengan bisa aja. Tapi gimana cara taunya kita bisa barengan sama siapa, itu agak sulit. Karena biasanya ada semacam resepsi untuk ramah-tamah bagi para penerima beasiswa CGS, tapi karena Covid dan sebagainya, resepsi seperti itu ga akan dilaksanakan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Jangan lupa DM IG Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Cabang tempat yang akan kamu tuju ya. Zhu ni haoyun, good luck..!

      Like

Leave a reply to widya safira Cancel reply